Gunawan Yulianto
Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengembangan Usaha Anggrek (Orchideceae) Sebagai Model Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Di Anggrek Widarakandang, Muja Muju, Umbulharjo, Kota Yogyakarta, D.I. Yogyakarta) Ibnu Javier Zaenuri; Gunawan Yulianto; Epsi Euriga
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol. 29 No. 1 (2022): Jurnal Ilmu Ilmu Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55259/jiip.v29i1.5

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara yang tepat dalam pengembangan usaha di Anggrek Widarakandang melalui hasil benchmarking atau perbandingan penerapan teknologi inovasi budidaya tanaman anggrek dengan lokasi pembanding yang lebih unggul, business model canvas untuk rencana pengembangan usaha tanaman anggrek, dan mendesain model pemberdayaan masyarakat yang tepat agar masyarakat sekitar terlibat dalam pengembangan usaha di Anggrek Widarakandang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari – Juni 2022 di tempat usaha Anggrek Widarakandang, Kelurahan Muja Muju, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif menggunakan triangulasi data dan selanjutnya dianalisis menggunakan analisis benchmarking. Penentuan wilayah dan lokasi penelitian dilakukan secara purposive, dengan 13 informan yang ditentukan dengan purposive sampling. Hasil analisis menunjukkan Anggrek Widarakandang memiliki kelemahan pada pemanfaatan teknologi inovasi budidaya yaitu penggunaan pupuk yang belum bervariasi. Selain itu promosi untuk meningkatkan jangkauan konsumen, konsumen yang membeli produk, dukungan yang diberikan oleh pemerintah setempat. Kemudian dilakukan FGD untuk memecahkan masalah di atas dan melakukan pemberdayaan dengan melibatkan masyarakat serta informan untuk bekerja sama dalam mengembangkan usaha di Anggrek Widarakandang. Setelah diadakan penyuluhan bersama dengan sasaran, rencana tindak lanjut yang hendak dilakukan dalam rangka mendukung pengembangan usaha di Anggrek Widarakandang adalah dengan mengadopsi hasil benchmarking yang dilakukan oleh peneliti dan mengajak masyarakat sekitar untuk bekerja sama dalam meningkatkan produksi dan kualitas tanaman anggrek untuk memenuhi permintaan pasar di Anggrek Widarakandang.
Pemberdayaan Masyarakat Tani Melalui Usaha Lidah Buaya (Aloe Vera L) (Studi Kasus Di CV Mount Vera Kabupaten Gunungkidul) Fitriyan Restu Illahi; Sukadi Sukadi; Gunawan Yulianto
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol. 29 No. 2 (2022): Jurnal Ilmu Ilmu Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55259/jiip.v29i2.10

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan teknologi inovasi budidaya dan pengolahan lidah buaya, pengembangan usaha lidah buaya, dan merancang model pemberdayaan masyarakat sebagai upaya pengembangan usaha. Kajian ini dilaksanakan pada Bulan Desember 2021 — Juli 2022. Kajian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penentuan lokasi dan informan dalam kajian ini menggunakan metode purposive sampling. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data menggunakan metode triangulasi data dan Focus Group Discusion (FGD). Analisis data menggunakan metode Benchmarking dengan membandingkan aspek yang ingin dicapai di lokasi kajian dengan lokasi pembanding yang serupa. Rancangan pengembangan usaha menggunakan matriks Business Model Canvas (BMC). Hasil kajian menujukan bahwa terdapat enam kelemahan aspek teknologi budidaya yang perlu diadopsi dari lokasi pembanding yaitu pengelolaan lahan, penanaman, pemupukan, sanitasi, penyiraman, dan pengendalian hama penyakit. Penerapan teknologi pengolahan lidah buaya menjadi nata de aloe vera di lokasi kajian sudah sesuai. Hasil pemetaan dengan menggunakan BMC menunjukan beberapa kelemahan yang perlu ditingkatkan yaitu segmentasi pasar dan pendistribusian. Pemberdayaan masyarakat di lokasi kajian menunjukan kelemahan dalam pendampingan petani mitra dan jaminan pembelian hasil dari petani. Pada kajian ini dilakukan kegiatan penyuluhan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat melalui perbaikan usaha tani dengan mengadopsi teknologi inovasi budidaya dari lokasi pembanding. Hasil penyuluhan menunjukan perubahan pengetahuan dengan INP 0,9 kategori tinggi, perubahan sikap dengan INP 0,8 kategori tinggi, dan perubahan keterampilan dengan INP 0,7 kategori tinggi.
Pengembangan Agrowisata Jambu Kristal (Psidium guajava L.) sebagai Model Pemberdayaan Masyarakat di Bumdes Beringin Tunas Mekar Kabupaten Purworejo) Ghalib Purnomo Aji; Gunawan Yulianto; Epsi Euriga
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol. 29 No. 2 (2022): Jurnal Ilmu Ilmu Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55259/jiip.v29i2.11

Abstract

Pengembangan agrowisata merupakan model pengelolaan sistem usaha pertanian terintegrasi, efisien dan ekonomis dengan menerapkan pengelolaan usaha tani berkelajutan dan didukung teknologi modern. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan teknologi inovasi dalam budidaya jambu kristal, pengembangan agrowisata, serta mendesain model pemberdayaan masyarakat. Kajian ini dilaksanakan di Agrowisata Jambu Kristal Tanwiedji, Desa Munggangsari, Kecamatan Grabag, Kabupaten Purworejo mulai Januari hingga Juli 2022. Metode penelitian kajian ini juga menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, pengamatan, focus group discussion serta arsip. Analisis data menggunakan analisis Benchmarking dan Business Model Canvas (BMC). Usaha serupa yang digunakan dalam analisis benchmarking yaitu petani jambu kristal di Kebumen dan Sembego Hortifarm di Sleman. Penerapan teknologi inovasi budidaya tanaman jambu kristal sudah baik. Rencana pengembangan agrowisata dituangkan dalam BMC, sedangkan model pemberdayaan yang dirancang adalah bermitra dengan petani.
Pemberdayaan Petani melalui Usaha Tanaman Kelengkeng (Dimocarpus longan) (Studi Kasus di Kebun Nawungan, Selopamioro, Imogiri, Bantul): (Dimocarpus longan) (studi Kasus Kebun Kelengkeng Nawungan di Kalurahan Selopamioro, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul) Halimatus Sa`diyah; Sukadi Sukadi; Gunawan Yulianto
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol. 30 No. 2 (2023): Jurnal Ilmu Ilmu Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55259/jiip.v30i2.29

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penerapan teknologi inovasi, pengembangan usaha, dan model pemberdayaan petani dalam budidaya tanaman kelengkeng di Kalurahan Selopamioro, Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul. Kajian dilaksanakan pada Januari hingga Juli 2022. Lokasi dan informan dipilih secara purposive. Data yang digunakan meliputi data primer dan sekunder, dengan pengumpulan data melalui observasi partisipatif, wawancara tidak terstruktur, wawancara terstruktur, Focus Group Discussion (FGD), dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui tabulasi hasil benchmarking terhadap aspek inovasi teknologi serta potensi dan peluang pasar. Rencana pengembangan usaha dibuat menggunakan Business Model Canvas (BMC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan teknologi inovasi masih rendah, seperti penggunaan varietas kelengkeng Diamond River dan Pingpong yang tidak komersial serta teknik budidaya yang masih kurang optimal. Potensi utama adalah keberadaan satu-satunya kebun kelengkeng di wilayah tersebut. Peluang usaha mencakup pengembangan produk, promosi, dan pasar. Pengembangan usaha difokuskan pada peningkatan Value Proposition, dengan memanfaatkan kebun kelengkeng seluas 7 ha yang menghasilkan buah manis, berdaging tebal, dan tidak berair. Model pemberdayaan petani dilakukan melalui penyuluhan tentang teknik top working untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi, yang terbukti meningkatkan pengetahuan petani sebesar 17%, namun tanpa perubahan sikap, dan peningkatan keterampilan sebesar 66,67%.
Evaluasi Hasil Penyuluhan Pembuatan Pupuk Organik Padat di Desa Butuhan Delanggu Klaten Hartono Hartono; Asih Farmia; Gunawan Yulianto
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Vol. 31 No. 1 (2024): Jurnal Ilmu Ilmu Pertanian
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55259/jiip.v31i1.33

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku petani yang meliputi pengetahuan sikap dan perilaku dalam aplikasi pupuk organik padat pada budidaya padi di Desa Butuhan Kecamatan Delanggu Kabupaten Klaten. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2023 sampai Juni 2024. Pemilihan lokasi di Desa Butuhan Kecamatan Delanggu Kabupaten Klaten dan populasi sampel dilakukan secara purposive, pengambilan sampel responden menggunakan purposive sampling, besarnya jumlah sampel sebanyak 30 responden yang terdiri peteni peternak yang telah mendapat pelatihan membuat pupuk organik dan demplot tahun 2021. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder sebagai data pendukung. Data yang terkumpul melalui wawancara dan observasi langsung dengan responden menggunakan kuesioner kemudian dianalisis menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Hasil Tingkat pengetahuan petani dalam aplikasi pupuk organik padat pada budidaya padi (Oryza sativa L.) adalah 70,5% atau sebanyak 17 orang dari 30 responden dalam kategori tahu. Sedangkan tingkat sikap petani dalam aplikasi pupuk organik yaitu mencapai 77,67% dan tingkat keterampilan petani dalam aplikasi pupuk organik padat pada budidaya tanaman padi di dalam memilih dan menggunakan alat bahan untuk membuat pupuk organik, ciri-ciri pupuk organik serta aplikasi penggunaan pupuk organik dalam kategori sangat tidak terampil yaitu mencapai 42,3% artinya sebagian besar responden sangat tidak terampil dalam menggunakan alat dan memilih bahan untuk pembuatan pupuk organik.