Desa Krisik yang dikenal dengan kekayaan budayanya, menghadapi tantangan dalam meningkatkan daya saing industri batik lokal. Salah satu cara yang diusulkan adalah inovasi pola batik ikonik berdasarkan situs sejarah Rambut Monte. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk meningkatkan daya saing komunitas batik lokal melalui pendekatan inklusif berbasis Ased Based Community yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus. Hadirnya potensi besar dari situs Rambut Monte yang belum dimanfaatkan secara optimal dalam pembuatan batik, serta perlunya memberdayakan anak-anak berkebutuhan khusus dalam proses produksi untuk mendukung inklusif sosial. Metode pengabdian yang digunakan adalah pengabdian tindakan partisipatif (Participatory Action Research, PAR) yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk Ibu PKK, pengrajin batik, dan anak-anak berkebutuhan khusus. Tahapan pengabdian meliputi identifikasi potensi dan masalah, perancangan pola batik ikonik, pelatihan dan pendampingan, serta evaluasi dan analisis data. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi kegiatan. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa inovasi pola batik berbasis ikon sejarah Rambut Monte mampu meningkatkan daya tarik dan nilai jual produk batik Desa Krisik. Selain itu, keterlibatan anak-anak berkebutuhan khusus dalam proses produksi memberikan dampak positif terhadap keterampilan mereka dan mengurangi stigma negatif di masyarakat. Program pelatihan dan pendampingan yang dilakukan juga berhasil meningkatkan kualitas produk dan pengetahuan teknis para pengrajin batik. Pentingnya pendekatan inklusif berbasis aset dalam pengembangan industri kreatif lokal. Selain meningkatkan daya saing ekonomi, pendekatan ini juga mendukung pembangunan sosial yang inklusiff dan berkelanjutan. Ke depan, model ini dapat diadaptasi dan diterapkan di komunitas lain untuk mengoptimalkan potensi lokal dan memberdayakan seluruh anggota masyarakat.