Artikel ini menganalisis karya fotografi dokumenter dari Oscar Motuloh, yang berfokus pada peristiwa Reformasi 1998 di Indonesia dan tumbangnya rezim Orde Baru. Kekuatan naratif pada salah satu karya fotografi dokumenter Oscar Motuloh menjadi penting untuk diteliti. Tujuan penelitian adalah untuk menggali berbagai unsur yang menjadi kekuatan naratif dalam karya tersebut. Hasil dari penelitian dapat menjadi panduan dalam berkarya di bidang dokumenter, agar tidak hanya mendokumentasikan peristiwa semata, tetapi foto harus memiliki makna yang kuat, mengandung unsur epistemologi, ontologi dan aksiologi (Semuel Unwakoly,2022). Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis visual dan konten dari data primer yaitu dua karya fotografi dokumenter Oscar Motuloh tentang massa yang membakar lukisan profil Lim Sioe Liong dan istrinya pada 14 Mei 1998. Peneliti menggunakan pendekatan yang bersifat kualitatif dengan teori Studium Punctum Roland Barthes (Susmawanto T.C.,2021), melakukan observasi dan wawancara langsung kepada Oscar Motuloh serta didukung riset kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karya fotografi dokumenter Motuloh dalam periode reformasi 1998 berperan penting dalam sejarah. Fotografi dokumenter mampu menggambarkan emosi, ketegangan, dan perjuangan masyarakat dalam mencapai perubahan politik yang diinginkan. Penelitian ini mengurai unsur kompetensi yang wajib dimiliki seorang fotografer dokumenter. Hasil analisis karya fotografi dokumenter Oscar Motuloh ini, memberikan pemahaman bahwa kekuatan naratif pada karya fotografi dokumenter turut membentuk sejarah perjalanan bangsa.