Penelitian ini menganalisis implementasi konsep perubahan organisasi menurut model Kurt Lewin di SMPN 1 Banyuresmi, dengan fokus pada aspek kepemimpinan. Melalui tiga tahap model Lewin: unfreezing, moving, dan refreezing. kepala sekolah baru telah berhasil membawa transformasi signifikan, yang ditandai dengan pengenalan kebijakan seperti pengajian rutin, dukungan terhadap perayaan Hari Besar Nasional (PHBN), peningkatan kesejahteraan tenaga honorer, dan pengontrolan kelas secara berkala. Pada tahap unfreezing, kepala sekolah menciptakan kondisi yang mendukung perubahan dengan "mencairkan" kebiasaan lama melalui inisiatif baru yang memperkuat hubungan antar anggota sekolah. Tahap moving ditandai dengan penerimaan informasi baru oleh seluruh warga sekolah dan penyesuaian terhadap sistem yang diperkenalkan. Selanjutnya, pada tahap refreezing, perubahan yang telah diimplementasikan diintegrasikan ke dalam budaya sekolah, menjadikannya praktik sehari-hari yang berkelanjutan. Keberhasilan transformasi di SMPN 1 Banyuresmi tidak hanya terlihat dari penerimaan yang tinggi terhadap kebijakan baru, tetapi juga dari antusiasme seluruh civitas akademika dalam melaksanakan perubahan. Dengan demikian, perubahan kepemimpinan di SMPN 1 Banyuresmi tidak hanya menghasilkan kebijakan formal, tetapi juga memberikan dampak positif terhadap psikologis seluruh anggota sekolah, serta membangun fondasi yang kuat untuk peningkatan kualitas pendidikan di masa depan.