Latar Belakang: Infeksi SARS CoV-2 pertama kali dilaporkan pada tahun 2019, dan menjadi pandemic hingga saat ini. Pemeriksaan penunjang RT-PCR dengan CT value menjadi standar baku emas dalam penegakan diagnose. Keterbatasan pada pemeriksaan RT-PCR membuat tes cepat antigen menjadi alternatif pemeriksaan masal COVID-19. Secara umum, tes antigen cepat diperkirakan dapat bekerja baik pada pasien dengan kadar viral load yang tinggi (CT value <25), namum perlu adanya studi lebih lanjut mengenai nilai prediksi CT value terhadap antigen seiring dengan banyaknya produk komersial tes antigen cepat yang beredar. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk meneliti hal tersebut. Metode: Desain penelitian ini adalah potong lintang. Pengambilan data dilaksanakan di Klinik Citra Semanan dan Klinik Sukma pada peride Januari 2021 hingga November 2022. Sampel penelitian berupa nilai CT value pada ketiga alat jenis antigen yang disamarkan (Antigen A, B dan C) terhadap RT-PCR. Analisa statistik menggunakan independent t-test dan Mann Whitney, uji ROC Curve. Sebelum dilakukan pengujian statistic, dilakuka uji normalitas data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnoc dan Shapiro Wilk serta pengujian vairan antar kelompok dengan uji Levene. Hasil: Ketiga alat antigen memiliki sensitifitas yang berbeda-beda. Antigen A memiliki sensitifitas sebesar 68,9%, Antigen B memiliki sensitifitas sebesar 88,9% dan Antigen C memiliki sensitifitas sebesar 82.4%. Didapatkan CT value gen ORF pada ketiga jenis antigen 24,00 dan CT value gen ORF sebesar 22,68. Nilai median CT value gen ORF produk A 20,20 (11,01-30,20), B 22,09 (12,00-30,71), dan C 21,51 (10,20-29,58) dengan p-value 0,005. Nilai median dari CT value gen N pada produk A 18,89 (7,72-28,50), B 21,18 (10-50-30,56), dan C 20,59 (9,23-29,35) dengan p-value 0,004. Kesimpulan: Nilai sensifitas ketiga alat tersebut sangatlah bervariasi dengan rentang 68,9% hingga 88,9%. Penelitian ini didapatkan bahwa ketiga antigen ini mampu mendeteksi dengan nilai CT value pada angka 24 untuk gen ORF dan 22,68 pada gen N. Hal ini dapat membantu tenaga kesehatan untuk menjelaskan kepada pasien yang mendapatkan hasil positif, memperkirakan lama hari paska infeksi, dan besarnya pasien untuk menularkan virus tersebut kepada orang lain.