Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

BENTUK KESANTUNAN BERBAHASA PADA ANAK USIA 7 SAMPAI 12 TAHUN DI DESA MERDEKA KECAMATAN BANDA KABUPATEN MALUKU TENGAH WONGSOPATTY, ECA; UDING , MULYATI NINGSI; NURMARIA
PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora Vol 11 No 1 (2025): PARADIGMA: JURNAL ILMU PENDIDIKAN DAN HUMANIORA
Publisher : LPPM Universitas Banda Naira

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62176/paradigma.v11i1.494

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesantunan berbahasa pada anak usia 7-12 tahun di desa Merdeka Kecamatan Banda Kabupaten Maluku Tengah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik Pengumpulan Data dalam penelitian ini yaitu perekaman dan pencatatan. Teknik Analisis Data dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu; Pengumpulan data, mengumpulkan semua data hasil perekaman. Mencatat hasil rekaman ke dalam bentuk teks tertulis. Mencari dan menemukan data yang mengandung maksim-maksim kesantunan berbahasa dan mengelompokkan data berdasarkan jenis maksim kesantunan berbahasa yang sesuai dengan prinsip kesantunan Leech. Berdasarkan hasil analisis, terdapat 15 bentuk kesantunan berbahasa yang terdiri dari maksim kebijaksanaan ada 4 data, maksim kerendahan hati terdapat 7 data, maksim kemurahatian 1 data dan maksim kesimpatian terdapat 1 data. Dari keempat bentuk kesantunan berbahasa yang ditemukan pada anak usia 7 sampai 12 tahun di Desa Merdeka, kesantunan berbahasa yang paling menonjol adalah maksim kerendahan hati yang berjumlah 7 data.
GERAKAN SOSIAL 1771 DI BLAMBANGAN NURMARIA
PARADIGMA: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora Vol 8 No 2 (2022): PARADIGMA : Jurnal Ilmu Pendidikan dan Humaniora
Publisher : LPPM Universitas Banda Naira

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62176/paradigma.v8i2.496

Abstract

Blambangan merupakan daerah yang terletak di perbatasan antara pulau Jawa dan pulau Bali, sekarang dikenal dengan Kabupaten Banyuwangi. Daerah perbatasan yang dihuni oleh suku osing, Madura, Jawa dan Bali ini sering terjadi konflik. Salah satu konflik tersebut berupa gerakan sosial politik yang dilakukan oleh Rempek Jagapati terhadap VOC pada tahun 1771- 1772. Lebih lanjut lagi informasi mengenai gerakan sosial-politik tersebut akan dijelaskan dengan mengangkat beberapa pokok permasalahan sebagai berikut; Pertama, Mengapa muncul gerakan sosial- politik di Blambangan?; Kedua, Bagaimana intensitas terjadinya gerakan social politik tersebut?; Ketiga, Apa saja akibat dari gerakan social politik bagi perubahan sosial di Blambangan? Melalui penggunaan metode sejarah, yang diawali dengan proses heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi, tulisan ini bertujuan untuk mengkaji munculnya, intensitas dan akibat gerakan sosial politik tersebut. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah collective behavior. Berbagai perspektif mengenai gerakan ini dibangun dengan memanfaatkan sumber-sumber VOC, babad dan kajian historis mengenai Blambangan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, gerakan sosial politik di Blambangan terjadi karena adanya beberapa alasan, dari segi politik, sosial, etnis, agama maupun ekonomi.Intensitas gerakan terjadi sekitar empat belas bulan, yaitu mulai dari Agustus 1771- Oktober 1772 dengan menewaskan beberapa tentara VOC dan kaum pribumi. Akhirnya, VOC melakukan berbagai strategi baik kompromi dengan pemimpin gerakan,mendatangkan pasukan perang dari Jawa dan Madura maupun melakukan gencatan senjata untuk menghentikannya.
Potential of Gamelan Sekaten Reviewed from the Concept of 4A Tourism as a Traditional Cultural Tourism (Case Study on the Sekaten Ceremony to Commemorate the Maulid of Prophet Muhammad in Surakarta) Abdul Aziz, Ahmad; Pitutur Thusto Gumawang; Nurmaria
International Journal of Travel, Hospitality and Events Vol. 4 No. 3 (2025): International Journal of Travel, Hospitality and Events
Publisher : The Postgraduate School of Tourism Sahid Polytechnic

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56743/ijothe.v4i3.518

Abstract

Purpose: This study was conducted with the aim of identifying the potential of Gamelan Sekaten performance in terms of the 4A components (attraction, amenities, accessibility and ancillary services) of tourism. Research Methods: This study uses a descriptive qualitative approach with a case study model. The informants in this study consist of 4 (four) participants, academics, event organizers, tourists and karawitan artists. The data collection method was carried out through interview and observation techniques. Data were analyzed using data reduction and thematic analysis techniques. Results and Discussion: The results of the study indicate that Gamelan Sekaten performance is considered to have more as a cultural tourism attraction for several reasons. Gamelan Sekaten performance has several differences when compared to other gamelan performances, such as its implementation which cannot be held at any time, but only at the Sekaten ceremony which is usually held to commemorate the Maulid Prophet Muhammad, and also, the use of gamelan musical instruments with a larger and more complex size and presenting gendhing or poems with a magnificent nuance are also characteristics of Gamelan Sekaten performance. Moreover, another aspect that makes gamelan sekaten more professional is the collaboration between event organizers and academics who has a background in karawitan arts education to keep the quality, uniqueness and authenticity of the performance. On the other hand, the result shows that there are few aspects related to 4A concept such as accessibility, amenities and ancillary services  that can be improved to increase tourist satisfaction to watch this performance. Implication: Gamelan sekaten performance is one of the cultural tourism attractions owned by the city of Surakarta that has proven to be able to attract tourists to visit and watch, both tourists from Indonesia, and even foreign tourist. The results have implications for improving several aspects based on 4A concept. Things that can be improved from accessibility aspect are accessibility in the venue and accessibility of performance information. Thing that can be improved from amenities aspect is quantity of facilities such as toilets and parking area. Thing that can be improved from ancillary services is the provision of tour guide to ensure the quality of visitor’s experiences and satisfaction. On the other hand. the research highlights the need to conduct similar research, especially using quantitative-based method, to measure the level of tourist satisfaction in visiting Gamelan Sekaten activity.