Kecemasan ialah sebuah rangsangan dari tubuh di luar kondisi normal akibat sebuah kondisi tertentu yang dapat mengancam atau membahayakan tubuh. Kondisi ini kerap terjadi di usia LANSIA. Rasa cemas terbentuk dari adanya masalah pada psikis atau spiritual pikiran, perasaan, serta kondisi fisik. Terapi relaksasi Benson kombinasi spiritual merupakan gabungan komplementer untuk menciptakan ketenangan. Tujuan penelitian guna menganalisis adanya pengaruh dari relaksasi Benson kombinasi spiritual dengan tingkat kecemasan pada LANSIA. Studi ini termasuk dalam kuantitatif dengan desain Quasi Experimental with pretest & postest tanpa menggunakan kelompok kontrol, metode yang digunakan berupa (Experimental). Instrumen dalam peneliti berupa lembar observasi dan kuesioner expert (Conte,1982) Death Anxiety Quistionnare kuesioner sudah dinyatakan valid dan reliabel. Jumlah responden sebanyak 36 responden. Sampel yang digunakan merupakan keseluruhan responden yang dikenal dengan total sampling technique. Analisis data mengacu pada uji shapiro-wilk serta melibatkan uji alternatif Wilcoxon sebab keseluruhan data tidak normal pada saat uji normalitas. Hasil didapatkan adanya penurunan kategori kecemasan 36 responden post diberikan ralaksasi Benson kombinasi spiritual. Sebanyak 63,9% mengalami cemas sedang dan 36,1% berada pada tingkatan cemas ringan. Hasil uji kedua variabel menggunakan uji shapiro-wilk diperoleh nilai sebelum terapi p 0,002 serta post terapi p 0,001 (p<0,05) data tidak normal saat pengujian normalitas oleh karena itu menggunakan uji alternatif wilcoxon diperoleh nilai sig < 0,05 sejumlah 0,000. pemberian terapi relaksasi benson kombinasi spiritual berpengaruh terhadap tingkat kecemasan pada lansia dari hasil analisis pre dan post terapi. Hasil studi memberikan gambaran yang pasti terkait relaksasi benson kombinasi spiritual dalam menurunkan atau mengurangi kecemasan LANSIA serta berkontribusi terhadap pengembangan Evidence Based Nursing. Dalam Mencegah Stunting pada Anak Usia Dini. Hasil penelitian diharapkan menjadi dasar bagi intervensi yang lebih baik dalam meningkatkan kesehatan anak.