Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN MELALUI METODE CURAH PENDAPAT TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS Iwan Ardian; Maulianna Tsaqafannisa
NURSCOPE: Jurnal Penelitian dan Pemikiran Ilmiah Keperawatan Vol 1, No 2 (2015): Desember
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung, Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/nurscope.1.2.1-9

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: HIV/AIDS adalah salah satu penyakit menular yang mengakitbatkan kematian pada penderitanya. Angka kejadian HIV/AIDS memiliki kasus terbanyak pada kelompok umur 20-29 tahun maka langkah preventif dititik beratkan pada usia dibawah 20 tahun atau masa remaja. Upaya pencegahan HIV/AIDS disini adalah perubahan pengetahuan melalui promosi kesehatan. Peningkatan pengetahuan bisa terjadi bila ditunjang dengan metode yang baik maka peneliti lebih menekankan pada metode curah pendapat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan melalui metode curah pendapat terhadap peningkatan pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif quasy eksperimental dengan rancangan non equivalent control group . Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Jumlah responden pada kelompok perlakuan 18 responden dan kelompok kontrol 18 responden, sehingga jumlah responden keseluruhan adalah 36 responden. Pengambilan sampel mengunakan non probability sampling dengan tehnik consecutive sampling. Data dianalisis melalui uji T dependent dan uji T independent.Hasil: Berdasarkan hasil analisa diperoleh bahwa dari 36 responden penelitian, karakteristik umur terbesar adalah berusia 15 tahun sebanyak 66,7%, karakteristik jenis kelamin perempuan sebanyak 72,2%. Promosi kesehatan pada kelompok perlakuan (metode curah pendapat dan ceramah) mampu meningkatan pengetahuan (p = 0,000). Promosi kesehatan pada kelompok kontrol (metode ceramah) mampu meningkatan pengetahuan (p = 0,000). Ada perbedaan peningkatan pengetahuan HIV/AIDS siswa sebelum dan setelah intervensi promosi kesehatan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol (p = 0,002) dengan selisih rata-rata nilai antara dua kelompok tersebut 3.55. Metode curah pendapat lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan.Simpulan: Terdapat pengaruh yang signifikan promosi kesehatan HIV/AIDS melalui metode curah pendapat terhadap peningkatan pengetahuan pada remaja (p value 0,000<0,05).Kata kunci: Promosi kesehatan, HIV/AIDS, metode curah pendapat, pengetahuanDaftar pustaka: 39 (2004-2014)
PENDIDIKAN KESEHATAN MEMPENGARUHI TINGKAT HARGA DIRI PENDERITA SKABIES DI PONDOK PESANTREN Nutrisia Nu&#039;im Haiya; Iwan Ardian; Alisiwatin Nasiroh; Intan Rismatul Azizah
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 12, No 2 (2021): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26751/jikk.v12i2.1120

Abstract

Latar Belakang: Penyakit kulit menjadi penyakit dengan prevalensi yang tinggi di Dunia dan Indonesia, salah satu penyakit kulit yang paling banyak diderita adalah penyakit skabies, penyakit skabies banyak menyerang Negara tropis seperti Indonesia dan tempat dengan penduduk padat seperti pondok pesantren, oleh karenanya santri berisiko tinggi untuk terkena skabies, hal ini karena pengetahuan santri terkait personal hygine yang masih rendah, salah satu dampak skabies adalah gatal – gatal dan ruam kulit yang dapat menurunkan harga diri santri oleh karenanya butuh dilakukan upaya untuk meningkatkan pengetahuan yaitu dengan meningkatkan harga diri santri, fenomena ini yang melatar belakangi penelitian ini. Tujuan: Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dalam mempengaruhi harga diri penderita skabies di pondok pesantren. Metode: Penelitian berdesain Quasi Experimen Design : pre test and post test non equivalen control group dengan jumlah sampel 122 responden dengan masing – masing kelompok baik intervensi atau kontrol 61 responden, purposive sampling menjadi cara pengambilan sampel, data dianalisa dengan uji t. Hasil: Berdasakan uji t menunjukan bahwa pendidikan kesehatan secara signifikan dapat mempengaruhi harga diri penderita skabies dengan nilai  p  0,000. Kesimpulan : Pendidikan kesehatan secara signifikan dapat meningkatkan harga diri santri. 
PEMBERDAYAAN KELUARGA (FAMILY EMPOWERMENT) MENINGKATKAN KOPING KELUARGA DIABETES MILITUS TIPE-2 Iwan Ardian
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 1 No. 2 (2013)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.106 KB)

Abstract

Diabetes Militus merupakan penyakit kronis yang diderita oleh pasien seumur hidup. Kondisi ini menjadikan keluarga tertekan dan stress serta banyak keluarga tidak memiliki kemampuan dalam menggunakan strategi koping dalam menghadapi  masalah dengan anggota keluarga mengalami diabetes militus tipe-2. Intervensi keperawatan diperlukan untuk meningkatkan kompetensi keluarga dalam menghadapi masalah. Intervensi yang dapat dilakukan adalah pemberdayaan keluarga (family empowerment). Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan pengaruh penggunaan intervensi keperawatan keluarga: pemberdayaan keluarga (family empowerment) terhadap peningkatan koping keluarga dengan Diabetes Militus tipe-2 di kelurahan Muktiharjo Kidul Semarang. Jenis penelitian eksperimen semu (quasi eksperiment), design penelitian non equivalent control group. Populasi penelitian adalah keluarga yang memiliki anggota keluarga menderita penyakit Diabetes Militus Tipe-2. Besar sampel sebanyak 15 sampel kelompok perlakuan dan 15 sampel kelompok kontrol, diambil dengan teknik consecutives sampling dengan kriteria inklusi. Pengukuran koping keluarga menggunakan Family Coping Index (FCI) City Nursing Service and the Johns Hopkins School of Hygiene and Public Health data dianalisa uji Paired t Test dan uji t independent Test. Hasil penelitian pada kelompok perlakuan menunjukan terdapat perbedaan tingkat koping keluarga sebelum dan setelah diberikan intervensi keperawatan keluarga: family empowerment (p = 0,000). Pada kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan tingkat koping keluarga saat pre test dan post test (p = 0,082). Terdapat perbedaan peningkatan koping keluarga yang bermakna antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol (p = 0,000). Kesimpulan yang diambil yaitu pemberdayaan keluarga (family empowerment) berpengaruh signifikan terhadap peningkatan koping keluarga (family coping) pada keluarga dengan diabetes millitus tipe-2. Intervensi pemberdayaan keluarga (family empowerment) dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah psikologis keluarga sehingga dapat dikembangkan dan digunakan oleh perawat keluarga.   Kata Kunci: pemberdayaan keluarga, koping keluarga, diabetes millitus tipe-2
EFEKTIFITAS JUS SEMANGKA KUNING DAN MENTIMUN TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH TINGGI Ainiatur Rohmaniah; Nutrisia Nu&#039;im Haiya; Iwan Ardian
Jurnal Ilmiah Penelitian Mahasiswa Vol 2, No 1 (2023): Maret 2023
Publisher : Jurnal Ilmiah Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.154 KB)

Abstract

Tekanan darah tinggi merupakan keadaan ketika terjadi peningkatan yang abnormal pada tekanan darah, baik tekanan darah sistolik maupun tekanan darah diastolik. dimana, tekanan darah sistolik (saat jantung memompakan darah) diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg (saat jantung istirahat).Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian jus semangka kuning dan jus mentimun terhadap tekanan darah pada penderita tekanan darah tinggi di Desa Poncoharjo Kecamatan Bonang Kabupaten Demak. Jenis penelitian ini menggunakan desain quasy eksperimen dengan rancangan pretest-posttest without control design. jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 36 responden terdiri dari warga masyarakat desa Poncoharjo. Subyek dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok A dan kelompok B. kelompok A mendapat jus semangka kuning, kelompok B menadapat jus mentimun dengan masing-masing 100 gram yang diberikan selama 2 hari dengan pemberian 1 hari 2 kali. Uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk dan analisis statistic menggunakan uji Paired t-test dan Independent t-test. Hasil penelitian ini adalah ada perbedaaan nilai tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan jus semangka kuning (p
Peningkatan Kemampuan Management Hipertensi Berbasis Kelompok Swabantu di Karangroto Semarang Iskim Luthfa; Joko Kuncoro; Iwan Ardian
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 2 (2019): Tantangan Implementasi Hasil Riset Perguruan Tinggi untuk Industrialisasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hasil Riskesdas 2016 menunjukkan hipertensi merupakan masalah kesehatan utama pada lanjut usia. Faktor utama penyebabnya adalah penurunan fungsi fisiologis dan pola perilaku hidup yang beresiko. Mitra dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini Posyandu lansia Manggis, berada di RW IV Kelurahan Karangroto Semarang. Berdasarkan analisis situasi permasalahan yang dihadapi mitra antara lain, 1) Kunjungan lansia rendah 25% (33 lansia), 2) Masalah utama lanjut usia hipertensi, 3) Penyebab hipertensi pengetahuan, sikap dan perilaku yang beresiko, 4) Kompetensi kader rendah, dan 5) Management hipertensi masih bersifat individu, belum secara komprehensif. Berdasarkan permasalahan tersebut, PKM ini berupaya memberikan solusi untukmeningkatkan kesehatan para lansia dan menurunkan penyakit hipertensi, dengan membentuk program management hipertensi berbasis kelompok swabantu. Kegiatan dalam PKM ini meliputi, 1) Peningkatanmotivasi lansia ke posyandu, 2) Skrining faktor resiko hipertensi, 3) Edukasi penyakit hipertensi secara komprehensif, dan 4) Pelatihan kompetensi kader. Hasil kegiatan PKM menunjukkan, 1) lansia yang berkunjung ke Posyandu meningkat dari 25% (33 lansia) menjadi 47% (62 lansia), 2) Skrining faktor hipertensi terhadap 62 lansia didapatkan data, 25 lansia (40,3%) memiliki tekanan darah tinggi, sebanyak 23 lansia (37,1%) memiliki indeks massa tubuh berlebih, Sebanyak 21 lansia (33,9%) memiliki kadar gula darah kategori tinggi, dan 17 lansia (27,4%) memiliki kadar asam urat kategori tinggi, 19 lansia (30,6%) nilai CO nya rentang 11-16 ppm.Kesimpulan, management hipertensi berbasis kelompok swabantu dinilai efektif diterapkan. Empat komponen dukungan meliputi dukungan emosi, instrumen, informasi dan penghargaan, menyebabkan lansia merasanyaman berada pada kelompok yang memiliki permasalahan sama, saling mendukung dan saling membantu mengatasi penyakit hipertensi. Kata kunci: Kader, Management hipertensi, kelompok swabantu
Pendampingan Kader Kesehatan dalam Implementasi Keperawatan Keluarga Sehat Nutrisia Nu’im Haiya; Iwan Ardian
Prosiding Seminar Nasional Unimus Vol 2 (2019): Tantangan Implementasi Hasil Riset Perguruan Tinggi untuk Industrialisasi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan kualitas hidup manusia Indonesia merupakan salah satu tujuan dari program Indonesia sehat yang menjadi program utama pembangunan kesehatan dimana hal ini tertuang dalam keputusan mentri kesehatan Republik Indonesia nomor HK.02.02/menkes/52/2015. Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan pendayagunaan seluruh lapisan masyarakat yang dimulai dari unit terkecil yaitu keluarga. Maka dengan kata lain keluarga sebagai fokus pelaksanaan Indonesia sehat. Melalui pengabdian masyarakat dengan melakukan pendampingan kader kesehatan untuk mengimplementasikan keperawatan keluarga sehat, dengan menggunakan metode promotif dan preventif yang terangkum dalam beberapa tahapan pelaksanaan. Pertama, dengan melakukan penyuluhan kesehatan dalam hal ini terkait hipertensi, stroke, TB, dan pola hidup bersih dan sehat, kemudian dilanjut dengan diskusi. Kedua, melakukan pelatihan kader kesehatan terkait pengontrolan tekan darah tinggi, dengan cara senam anti stroke, pelatihan pengukuran tekanan darah. Ketiga, pendampingan pelaksanaan Posyandu lansia yang mana peserta posyandu tersebut merupakan masyarakat usia dewasa (pralansia) dan lansia, melakukan senam anti stroke, dan pemeriksaan kesehatan yang meliputi pemeriksaan fisik dan pengukuran tekanan darah serta gula darah, asam urat dan kolesterol. Juga melakukan pendampingan kader dalam pelaksanan posbang balita, pengabdian masyarakat ini dilakukan di RW 1 Kelurahan Bangetayu Genuk Semarang. Yang dalam pelaksanaannya bekerjasama dengan Puskesmas Bangetayu Genuk Semarang. Kata kunci: Implementasi keperawatan, kader kesehatan, keluarga sehat, pendampingan kader
Hubungan Sosial Ekonomi Keluarga dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-59 Bulan Bima Ayu Kenanga Sari; Iwan Ardian; Nutrisia Nu’im Haiya; Intan Rismatul Azizah
An-Najat Vol. 3 No. 2 (2025): Mei : An-Najat : Jurnal Ilmu Farmasi dan Kesehatan
Publisher : STIKes Ibnu Sina Ajibarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59841/an-najat.v3i2.2409

Abstract

Stunting is a body condition in which the stature is short or dwarfed until the body size reaches <-2 elementary school, starting at 1000 HPK the First Day of Birth (HPK). Stunting is caused by socio-economic factors.   This study aimed to determine whether there is a socioeconomic relationship with the incidence of stunting in toddlers aged 24-59 months. This study used analytical observations with a case-control  approach, with the observation of dependent variables and independent variables. Sixty respondents was 60 people using purposive sampling techniques. The results of data analysis from 60 respondents,  the case  group of  30 respondents with an average maternal age of 31 years, and  the control  group of 30 respondents with an average of 30 years of maternal remainder. The average age of toddlers in the case  and control  groups was 33 and 35 months, respectively, and the majority were women. The mothers’ last education in the case  group was dominated by low (73.3%), and  the control  group had a high majority (73.3%). The socio-economic level in   the majority of cases  was bad at 70% and  the control group was mostly in the good category at least 56.7%. The results of the chi-square  test showed a relationship between socioeconomic status and stunting incidence  in toddlers aged 24-59 months in the working area of the Gajah 1 Health Center.
Pengaruh Terapi Relaksasi Benson Kombinasi Spiritual Terhadap Tingkat Kecemasan Lansia Putri Asya Ameerasari; Nutrisia Nu'im Haiya; Iwan Ardian; Intan Rismatul Azizah
An-Najat Vol. 3 No. 2 (2025): Mei : An-Najat : Jurnal Ilmu Farmasi dan Kesehatan
Publisher : STIKes Ibnu Sina Ajibarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59841/an-najat.v3i2.2428

Abstract

Kecemasan ialah sebuah rangsangan dari tubuh di luar kondisi normal akibat sebuah  kondisi tertentu yang dapat mengancam atau membahayakan tubuh. Kondisi ini kerap terjadi di usia LANSIA. Rasa cemas terbentuk dari adanya masalah pada psikis atau spiritual pikiran, perasaan, serta kondisi fisik. Terapi relaksasi Benson kombinasi spiritual merupakan gabungan komplementer untuk menciptakan ketenangan. Tujuan penelitian guna menganalisis adanya pengaruh dari relaksasi Benson kombinasi spiritual dengan tingkat kecemasan pada LANSIA. Studi ini termasuk dalam kuantitatif dengan desain Quasi Experimental with pretest & postest tanpa menggunakan kelompok kontrol, metode yang digunakan berupa (Experimental). Instrumen dalam peneliti berupa lembar observasi dan kuesioner expert (Conte,1982) Death Anxiety Quistionnare kuesioner sudah dinyatakan valid dan reliabel. Jumlah responden sebanyak 36 responden. Sampel yang digunakan merupakan keseluruhan responden yang dikenal dengan total sampling technique. Analisis data mengacu pada uji shapiro-wilk serta melibatkan uji alternatif  Wilcoxon sebab keseluruhan data tidak normal pada saat uji normalitas. Hasil didapatkan adanya penurunan kategori kecemasan 36 responden post diberikan ralaksasi Benson kombinasi spiritual. Sebanyak 63,9% mengalami cemas sedang dan 36,1% berada pada tingkatan cemas ringan. Hasil uji kedua variabel menggunakan uji shapiro-wilk diperoleh nilai sebelum terapi p 0,002 serta post terapi p 0,001 (p<0,05) data tidak normal saat pengujian normalitas oleh karena itu menggunakan uji alternatif wilcoxon diperoleh nilai sig < 0,05 sejumlah 0,000. pemberian terapi relaksasi benson kombinasi spiritual berpengaruh terhadap tingkat kecemasan pada lansia dari hasil analisis pre dan post terapi. Hasil studi memberikan gambaran yang pasti terkait relaksasi benson kombinasi spiritual dalam menurunkan atau mengurangi kecemasan LANSIA serta berkontribusi terhadap pengembangan Evidence Based Nursing. Dalam Mencegah Stunting pada Anak Usia Dini. Hasil penelitian diharapkan menjadi dasar bagi intervensi yang lebih baik dalam meningkatkan kesehatan anak.  
Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Ibu dalam Pemberian ASI Eksklusif Pada Balita (0-6 bulan) Margativera, Devia; Iwan Ardian; Nutrisia Nu’im Haiya; Intan Rismatul Azizah
An-Najat Vol. 3 No. 2 (2025): Mei : An-Najat : Jurnal Ilmu Farmasi dan Kesehatan
Publisher : STIKes Ibnu Sina Ajibarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59841/an-najat.v3i2.2448

Abstract

. ASI merupakan kebutuhan makanan pertama dan terbaik bagi bayi. ASI memiliki banyak bahan nutrisi diperlukan untuk perkembangan dan pertumbuhan bayi. Faktor utama kematian bayi baru lahir dan balita merupakan rendahnya tingkat menyusui dini dan ASI Eksklusif asupan ASI balita, termasuk energi dan nutrisi lainnya, mungkin sangat memengaruhi tumbuh kembangnya. Mengetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif pada balita (0-6 bulan). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional dan teknik total sampling. Dengan jumlah responden 123 ibu menyusui balita. Data yang digunakan melalui kuesioner sudah di uji valid dan reliabel mencakup data demografi. Analisa bivariat menggunakan Uji Spearman Rank. Pengetahuan menunjukkan kategori baik 45,5%, sedangkan perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif menunjukkan kategori cukup 47,2%. Hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif pada balita (0-6 bulan) dengan signifikan nilai p value 0,003 (p<0,05) dengan korelasi (r) 0,262. Ada hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif pada balita (0-6 bulan) di Puskesmas dan mempunyai keeratan hubungan sangat cukup. Penelitian dapat dijadikan sebagai referensi dan usahakan ibu tetap menyusui secara langsung selama dirumah. Ibu yang memiliki kebiasaan buruk tentang ASI Eksklusif dapat merubahnya.  
Hubungan Pengetahuan Tentang Stunting Dengan Motivasi Ibu Memberikan Gizi Seimbang Pada Balita Usia 7-24 Bulan Rohmatal Izzah, Isqina; Iwan Ardian; Nutrisia Nu’im Haiya; Intan Rismatul Azizah
An-Najat Vol. 3 No. 2 (2025): Mei : An-Najat : Jurnal Ilmu Farmasi dan Kesehatan
Publisher : STIKes Ibnu Sina Ajibarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59841/an-najat.v3i2.2461

Abstract

Stunting adalah gangguan gizi kronis pada balita yang memengaruhi pertumbuhan fisik, perkembangan kognitif, dan produktivitas jangka panjang. Prevalensi stunting di wilayah kerja Puskesmas Bangetayu Kota Semarang, masih menjadi tantangan. Penelitian  ini bertujuan untuk mengkaji keterkaitan antara pengetahuan tentang stunting dengan motivasi memberikan gizi seimbang pada balita usia 7-24 bulan. Metode: Penelitian ini menerapkan teknik korelasi deskriptif bersamaan dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah Sampel yang digunakan untuk studi ini adalah 115 responden dipilih menggunakan teknik sampling acak sederhana. Data diperoleh melalui kuesioner terstruktur yang valid dan reliabilitas, mencakup informasi demografi, tingkat pengetahuan ibu tentang stunting, dan motivasi pemberian gizi seimbang. Analisis data diuji dengan Spearman Rank. Hasil: Ada hubungan signifikan antara pengetahuan tentang stunting dengan motivasi ibu dalam memberikan gizi seimbang pada balita (p-value < 0,05). Nilai Koefisien korelasi 0,744 mengindikasikan adanya hubungan yang sangat kuat dengan arah positif. Simpulan: Pengetahuan ibu tentang stunting berperan krusial dalam meningkatkan motivasi pemberian gizi seimbang. Oleh karena itu, Edukasi yang komprehensif tentang stunting dan pemenuhan gizi seimbang sangat diperlukan untuk mencegah stunting. terutama sebanyak 1000 hari pertama kehidupan seorang anak.