ABSTRACT This study aims to examine the conceptual meaning of the word Ad-Dhuha in the Qur'an through a semantic approach developed by Toshihiko Izutsu. This study is motivated by the urgency of a deep understanding of the network of meanings in the Qur'an, especially in vocabulary that contains symbolic divine messages. Using qualitative methods, this study applies syntagmatic and paradigmatic analysis to explore the relationship of meaning between words in the context of Qur'anic verses. In addition, a synchronic and diachronic approach is used to understand the development of the meaning of Ad-Dhuha from the pre-Qur'anic to the post-Qur'anic period. The findings show that lexically, Ad-Dhuha means the time of the bright morning, yet symbolically it represents hope, grace, and resurrection after darkness. Syntagmatic analysis reveals the connection of Ad-Dhuha with al-layl (night), which marks the narrative transition from difficulty to ease. Meanwhile, a paradigmatic analysis places Ad-Dhuha in a network of meanings along with rahmah (mercy) and fajr (dawn), which asserts its position as a symbol of divine blessing and intervention. The conclusion of this study shows that Ad-Dhuha reflects the Qur'anic worldview of the dynamics of human life, namely that every difficulty will be followed by ease as a form of Allah's affection and promise. These findings are expected to contribute to the developm ent of the semantic study of the Qur'an, especially in understanding key concepts in the holy book of the Qur'an. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji makna konseptual kata Ad-Dhuha dalam Al-Qur’an melalui pendekatan semantik yang dikembangkan oleh Toshihiko Izutsu. Kajian ini dilatarbelakangi oleh urgensi pemahaman mendalam terhadap jaringan makna dalam Al-Qur’an, khususnya pada kosakata yang memuat pesan ilahiah simbolik. Menggunakan metode kualitatif, penelitian ini menerapkan analisis sintagmatik dan paradigmatik untuk menelusuri relasi makna antar-kata dalam konteks ayat-ayat Al-Qur’an. Selain itu, pendekatan sinkronik dan diakronik digunakan untuk memahami perkembangan makna Ad-Dhuha dari masa pra-Qur’anik hingga pasca-Qur’anik. Temuan menunjukkan bahwa secara leksikal, Ad-Dhuha berarti waktu pagi yang terang, namun secara simbolik ia merepresentasikan harapan, rahmat, dan kebangkitan setelah kegelapan. Analisis sintagmatik mengungkap keterkaitan Ad-Dhuha dengan al-layl (malam), yang menandai transisi naratif dari kesulitan menuju kemudahan. Sementara itu, analisis paradigmatik menempatkan Ad-Dhuha dalam jaringan makna bersama rahmah (rahmat) dan fajr (fajar), yang mempertegas posisinya sebagai simbol keberkahan dan intervensi ilahi. Simpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa Ad-Dhuha mencerminkan pandangan dunia Qur’anik mengenai dinamika kehidupan manusia, yaitu bahwa setiap kesulitan akan disusul oleh kemudahan sebagai bentuk kasih sayang dan janji Allah. Temuan ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap pengembangan kajian semantik Al-Qur’an, khususnya dalam memahami konsep-konsep kunci dalam kitab suci Al-Qur’an.