Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PERAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS SISWA DI SMASĀ ISLAMICĀ CENTRE Maemunah Maemunah; Tengku Amrizal Luthfi; Amriyadi Amriyadi; Sulistina Sulistina; Nesti Lestari; Nurul Hidayah; Sayyidah Aulia
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 2 No. 3 (2025): MARET 2025
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendidikan memiliki peran krusial dalam kehidupan siswa di tingkat sekolah menengah. Selain menitik beratkan pada pencapaian akademik, kesejahteraan psikologis siswa juga berperan penting dalam mendukung hasil belajar yang maksimal. Kesejahteraan psikologis ini meliputi berbagai dimensi, seperti aspek emosional, sosial, dan mental, yang berpengaruh langsung terhadap perkembangan serta prestasi siswa.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis studi kasus. Penelitian ini ingin mengungkap tentang fenomena yang terjadi di madrasah, terkait dengan peran bimbingan dan konseling dalam meningkatkan kesejahteraan psikologis siswa di SMA Islam Centre. Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian secara Intensif, terinci serta mendalam tentang suatu tatanan organisasi, lembaga ataupun gejala-Gejala tertentu. Pelaksanaan tahap perencanaan bimbingan dan konseling (BK) di SMAS Islamic Center tergolong cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan dilakukannya terhadap analisis kebutuhan dan permasalahan siswa, evaluasi kondisi sekolah, penetapan tujuan layanan, penyusunan materi, pengaturan waktu dan lokasi pelaksanaan, penyiapan fasilitas, serta perencanaan anggaran. Namun pengelolaan anggaran untuk kegiatan BK bukan merupakan tanggung jawab langsung konselor. Konselor perlu mengajukan proposal terlebih dahulu kepada bagian keuangan sekolah jika membutuhkan dana.Layanan bimbingan dan konseling (BK) di SMAS Islamic Center memiliki peran yang signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan psikologis siswa. Layanan BK meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengorganisasian, dan evaluasi yang telah diimplementasikan secara terstruktur. Meskipun demikian, masih ada tantangan seperti persepsi siswa yang menganggap BK sebagai tempat hanya untuk siswa bermasalah dan keterbatasan waktu dalam layanan tatap muka