Sastrawijayah, Jemmi
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Meta-Analysis of the Effects of Sleep Duration, Exercise, and Family Income on Obesity in Children Hanifah, Hanifah; Dewi, Arddha Maha Pawitra Dwi Puspita; Yuhanani, Arinda Mukti; Sastrawijayah, Jemmi; Murti, Bhisma; Munawaroh, Siti Mar’atul
Journal of Epidemiology and Public Health Vol. 8 No. 3 (2023)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26911/jepublichealth.2023.08.03.06

Abstract

Background: Obesity is still one of the problems in Indonesia. The obesity problem has grown into an epidemic, with more than 4 million people dying each year. Factors causing obesity such as lifestyle, lack of physical activity, poor diet habits, low family income, sleep duration, and others. This study aims to estimate the effect of sleep duration, exercise, and family income on obesity in children. Subjects and Method: A systematic review and meta-analysis were conducted using PRISMA guidelines and the PICO model. Population= children of 2-18 years. Intervention= short sleep duration, exercise, and high family income. Comparison= long sleep duration, no exercise, and low family income. Outcome= Obesity. Articles were collected from databases such as Google Scholar, PubMed, Science Direct, and ResearchGate. The literature search used the keywords “family income" AND “exercise” AND "sleep duration" AND “obesity” AND “children” AND "cross-sectional". A total of 19 articles met the inclusion criteria for the meta-analysis, and subsequently were assessed using RevMan 5.4. Results: A meta-analysis of studies from Japan, Korea, Ethiopia, China, Morocco, Saudi Arabia, and Ghana showed that children with short sleep duration (aOR= 1.83; CI 95%= 1.22 to 2.73; p= o.003), children with high family income (aOR= 1.18; CI 95%= 1.03 to 1.36; p= 0.020) could increase the incidence of obesity, and those results were statistically significant. Exercise can reduce the incidence of obesity in children, but this risk of reduction was not statistically significant (aOR= 0.80; CI 95%= 0.59 to 1.09; p= 0.15o). Conclusion: Short sleep duration and high family income increase the incidence of obesity in children, and these results are statistically significant. Exercise decreases the incidence of obesity in children, but the risk of decline is not statistically significant. Keywords: family income, exercise, sleep duration, obesity, children Correspondence: Hanifah. Master’s Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret. Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta, Central Java, Indonesia. Email: hanifah1611@gmail.com. Mobile: +6281226829788.
Effect Size Estimation of Child Stunting Determinants in Surakarta, Central Java Sastrawijayah, Jemmi; Murti, Bhisma; Ichsan, Burhannudin
Journal of Epidemiology and Public Health Vol. 9 No. 1 (2024)
Publisher : Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26911/jepublichealth.2024.09.01.01

Abstract

Background: Child growth is one of the public health indicators in monitoring the nutritional and health status of a population. One of the nutritional problems that is of major concern is the prevalence of stunting in toddlers. Stunting is still a problem in the world. This study aims to analyze the reestimation of the magnitude of the determinant effect of stunting on children under five in the city of Surakarta, Central Java.Subjects and Method: This was a cross-sectional study conducted in Pajang and Sibela community health centers (Puskesmas) in Surakarta, Central Java. Total sample of 200 children under five was selected using fixed disease sampling, consisted of 50 stunted children and 150 normal children. The dependent variable was stunting. The independent variables were exclusive breastfeeding, maternal height, maternal history of illness, maternal age at pregnancy, maternal height, and family income. The data were collected using questionnaire and analyzed using a multiple logistic regression.Results: Maternal age ≥20 years (aOR= 0.19; 95% CI= 0.06 to 0.58; p=0.004), maternal height ≥160 cm (aOR= 0.30; 95% CI= 0.12 to 0.74; p= 0.009), and family income high (aOR= 0.29; 95% CI= 0.12 to 0.72; p=0.008) reduces the risk of stunting. Children under five who were not exclusively breastfed (aOR= 27.06; 95% CI= 8.13 to 90.05; p <0.001) and frequent illness in mothers (aOR= 12.69; 95% CI= 4.59 to 35.10; p<0.001) increases the risk of stunting.Conclusion: Maternal age ≥20 years, maternal height ≥160 cm, and family income high reduce the risk of stunting. Children under five who were not exclusively breastfed and frequent illness in mothers increase the risk of stunting. Keywords: stunting, maternal age, maternal height, income, breastfed, illness, children
Optimalisasi Peran Kader Lansia Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Kader Dalam Deteksi Dini Penyakit Penyerta Pada Lansia Anonyma, Pipi; Sastrawijayah, Jemmi; Sulami, Amik
Wigneswara - Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 1 (2025): Wigneswara (Juli 2025)
Publisher : Ganesha Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kesehatan merupakan salah satu aspek fundamental dalam pembangunan bangsa. Tanpa kesehatan, manusia tidak bisa mengurus dirinya sendiri dan membantu serta membangun daerahnya masing-masing. Akan tetapi sebagian besar lansia di desa Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta belum mengetahui pengertian dan upaya menjaga kesehatan lansia yang salah satu penyebabnya karena kurangnya pengetahuan dari Kader tentang informasi kesehatan, sehingga dalam kegiatan ini akan melakukan pelatihan kepada kader untuk bisa mengoptimalkan perannya dalam deteksi dini penyakit pada lansia. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pemahaman bagi masyarakat terutama lansia. Metode kegiatan ini yaitu dengan memberikan penyuluhan kepada kader lansia mengenai pengetahuan dan menjaga kesehatan lansia melalui deteksi dini serta pemeriksaan Kesehatan. Hasil kegiatan ini yaitu didapatkan hasil yang sangat berbeda dimana hasil pretest rata-rata 28,04 tetapi setelah dilakukan pelatihan dan penyuluhan didapatkan hasil post test rata-rata 94,23, dengan demikian peserta sangat baik dalam memahami materi yang telah diberikan. kegiatan penyuluhan pada kader lansia dan pemeriksaan gratis ini sangat diperlukan oleh semua peserta penyuluhan, karena dapat menurunkan angka terjadinya penyakit penyerta pada lansia.
Optimalkan Tumbuh Kembang Dengan Penerapan Perilaku Responsive Feeding Sebagai Upaya Pencegahan Stunting Sastrawijayah, Jemmi; Pradita Puteri, Ian Rossalia
Wigneswara - Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 1 (2025): Wigneswara (Juli 2025)
Publisher : Ganesha Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan anak balita pendek (stunting) merupakan masalah global yang dihadapi banyak Negara. Data World Health Organization (WHO) menunjukan bahwa tahun 2016 anak di dunia mengalami stunting. Di Indonesia hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2018 prevalensi stunting sebesar 30,8%. Pencegahan terhadap stunting dapat dilakukan dengan memberikan intervensi gizi terhadap ibu hamil atau menyusui dan anak terutama 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK) (Kompas, 2019). Penyebab tingginya kejadian stunting pada balita adalah status gizi ibu hamil dan anak balita, kurangnya pengetahuan tentang gizi kesehatan dan gizi saat hamil, praktik pemberian makan bayi dan anak yang tidak adekuat, infeksi pada 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK) (Roesli, 2018). Faktor yang mempengaruhi salah satunya adalah asupan gizi, dimana ibu memiliki peran penting terhadap asupan melalui pola pemberian makan, salah satunya dengan Responsive Feeding (RF) dan massage stimulasi untuk menambah nafsu makan. Pemberian makan yang responsive sangat penting bagi balita stunting, yang bertujuan untuk meningkatkan penerimaan makanan dan mendorong tercapainya pertumbuhan dan perkembangan.Stunting merupakan bentuk kegagalan pertumbuhan (growth faltering) dimana terjadinya masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Bantul adalah salah satu wilayah yang tinggidalam kasus terjadinya stunting, sehingga pengabdian dilaksanakan di Wilayah Puskesmas Piyungan, Bantul, Yogyakarta Pengabdian ini memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan Ibu Balita dalam mencegah Stunting dengan Penerapan Therapy Massage Eating Difficulties dan Prilaku Resposive Feeding Jenis kegiatan pengabdian ini didahului dengan pretest dimana bertujuan untuk mengukur pengetahuan ibu sebelum diberikan pelatihan dan penyuluhan tentang Therapy Massage Eating Difficulties dan Perilaku Resposive Feeding kemudian diberikan pelatihan pijat dan penyuluhan tentang materi terkait, kemudian dilakukan post tes dengan materi yang telah diberikan yang bertujuan untuk mengukur pengetahuan ibu setelah diberikan penyuluhan dan pelatihan.
PEMBERDAYAAN REMAJA DALAM PENCEGAHAN KEHAMILAN Nurkohilal, Aris; Cahyaning Asmara, Ika Nugraha; Sastrawijayah, Jemmi
Wigneswara - Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 1 (2025): Wigneswara (Juli 2025)
Publisher : Ganesha Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beberapa hal dpat menjadi foktor terjadinya seksual remaja sebab kurangnya pengawasan orangtua dan rendahnya pengetahuan remaja tentang seksual. Sesuai karakteristik perkembangan seksualnya remaja umumnya sudah mengembangkannya perilaku seksual dalam bentuk relasi heteroseksual atau pacaran. Tidak mengherankan jika ancaman pola hidup seks bebas di kalangan remaja berkembang semakin serius. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinkes Gunungkidul, tahun 2022 angka kejadian pernikahan dini sejumlah 182 kasus, sedangkan tahun 2023 angka kejadian pernikahan dini sejumlah 97 kasus. Memang ada penurun dari tahun 2022 yang sejumlah 182 kasus dan tahun 2023 sejumlah 97 kasus, namun dengan adanya kejadian ini tentunya akan menambah beban keluarga juga karena belum adanya kesiapan remaja tersebut dalam berumah tangga. Masalah seks di kalangan remaja perlu mendapat perhatian lebih dari berbagai pihak, mengingat dampak akibat perilaku seksual cukup serius dan mempengaruhi pada kehidupan individu itu sendiri di masa depan. Sehingga dengan hal tersebut pengabdi ingin lebih mengaktifkan remaja di Desa Gumpang, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah yang sudah ikut kegiatan pelatihan konseling kesehatan reproduksi untuk mengoptimalkan ilmunya untuk teman – teman sekolahnya. Tujuan : dengan pemberdayaan remaja dalam Kesehatan reproduksi kepada teman – teman dilingkugan sekolahnya. Metode : dilakukan pemberdayaan serta konseling Kesehatan reproduksi remaja dalam Upaya optimalisasi Kesehatan reproduksi remaja melalui ceramah, tanya jawab (diskusi) serta pembagian leafleat. Hasil pengabdian: Melatih siswa yang teredukasi untuk membuka diri secara disiplin dalam menjawab pre test maupun post test yang diberikan, sebagai tolok ukur pengetahuan mereka tentang pentingnya Kesehatan reproduksi.