Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

The EDUKASI KELOMPOK TANI HUTAN JEMBARAN DESA NOTOG DALAM MITIGASI LAHAN KRITIS MELALUI PERBANYAKAN VEGETASI PENDUKUNG BUDIDAYA Tetragonula biroi Rahayu, Diana Retna Utarini Suci; Widhiono MZ, Imam; Sari, Lilik Kartika; da Cruz, Marquita Soares B.; Setiawati, Lisa
Jurnal ABDI: Media Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 10 No. 2 (2025): JURNAL ABDI : Media Pengabdian Kepada masyarakat
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/abdi.v10i2.33800

Abstract

Vacant land that is not utilized has the potential to become critical land which can result in landslides, floods, decreased production functions, which can have an impact on the socio-economic impact of local communities. Members of the Jembaran Forest Farmers Group, Notog Village, have the initiative to cultivate Tetragonula biroi, but most of the members do not understand the mechanisms of bee cultivation, especially the availability of flowering vegetation that produces nectar and pollen as a food source and produces resin as a building material for nests. Based on these problems, this community service activity aims to introduce types of flowering vegetation which play a role in supporting the cultivation of T. biroi which can also increase land productivity, as well as mitigate critical land. This vegetation includes Dombeya sp and Xanthostemon sp, both of which are flowering vegetation and can play a role in increasing land productivity, increasing water penetration into the soil, so as to prevent flooding. This service activity method is carried out in three stages, namely 1). Socialization and discussion about the types of flowering vegetation that support the cultivation of T. biroi, 2). Practice planting vegetation as a demonstration plot which is carried out directly, 3) monitoring and evaluation to determine the level of change in participants' mindset with indicators of increasing the amount of flowering vegetation which also acts as a means of mitigating flood disasters and decreasing soil fertility. The results of the activity showed an increase in the participants' knowledge and understanding of the material presented
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Ubi Kayu (Manihot esculenta) Nurhayati, Nurhayati; Lestari, Sri; Widhiono MZ, Imam; Darmawan, Budi
Jurnal Pertanian Vol. 16 No. 1 (2025): APRIL
Publisher : Universitas Djuanda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/jp.v16i1.19193

Abstract

Ubi kayu (Manihot esculenta) merupakan salah satu komoditas pertanian yang memiliki peran penting dalam ketahanan pangan dan ekonomi, baik sebagai bahan pangan utama maupun bahan baku industri. Meskipun memiliki potensi yang besar, produksi ubi kayu di Indonesia seringkali mengalami fluktuasi akibat berbagai faktor yang mempengaruhinya. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis berbagai faktor yang mempengaruhi produksi ubi kayu, baik dari aspek teknis maupun eksternal. Faktor teknis yang dianalisis meliputi kualitas bibit, teknik budidaya, penggunaan pupuk dan pestisida, serta pengelolaan hama dan penyakit. Sedangkan faktor eksternal mencakup kebijakan pemerintah, kondisi pasar, dan dampak perubahan iklim. Penelitian ini mengacu pada kajian pustaka dan pendapat ahli, serta berbagai penelitian terdahulu yang relevan. Berdasarkan analisis, ditemukan bahwa faktor internal seperti pemilihan bibit unggul, teknik budidaya yang efisien, dan penggunaan pupuk yang tepat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil produksi. Selain itu, faktor eksternal seperti kebijakan pemerintah yang mendukung, stabilitas harga pasar, dan adaptasi terhadap perubahan iklim juga berperan besar dalam menentukan keberhasilan usahatani ubi kayu. Artikel ini menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan produksi ubi kayu, dibutuhkan pendekatan yang komprehensif dengan memperhatikan semua faktor yang mempengaruhi, serta pemberian perhatian lebih terhadap kebijakan yang dapat mendukung petani dalam menghadapi tantangan yang ada. Rekomendasi yang diberikan mencakup peningkatan kualitas bibit, penerapan teknologi pertanian yang ramah lingkungan, serta kebijakan yang lebih mendukung kesejahteraan petani.