Muttaqin, Khalifaturrohman
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

REPRESENTASI DAN IDENTITAS MULTIKULTURALISME DALAM NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI Hanum, Irma Surayya; Triyoga, Anwar Ibrahim; Muttaqin, Khalifaturrohman
CaLLs (Journal of Culture, Arts, Literature, and Linguistics) Special Edition: Sesanti (Seminar Nasional Bahasa, Sastra, dan Seni) 2023
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/calls.v0i0.13146

Abstract

Konflik yang disebabkan karena perbedaan budaya dapat menimbulkan adanya perpecahan, perbedaan budaya, mayoritas-minoritas, selain itu, budaya yang lahir dari kebiasaan buruk masyarakat Indonesia yang tidak suka membaca dan mempertimbangkan makna suatu berita atau memahami suatu isu dapat menimbulkan kasus provokasi. Padahal, negara selama ini kerap menggaungkan ampuhnya pendekatan multikulturalisme, yakni penghormatan dan akomodasi atas kebutuhan dan ekspresi dalam keragaman budaya. Dalam konteks Indonesia, negara yang kaya akan keanekaragaman budaya, multikulturalisme menjadi suatu nilai yang penting untuk dipelajari dan dipahami. Salah satu bentuk pengungkapan multikulturalisme adalah melalui karya sastra berupa novel yang berjudul Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk representasi dan identitas multikulturalisme yang terdapat dalam novel. Menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif, data diperoleh berupa kutipan kalimat dialog, dan narasi yang bersumber pada novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Analisis penelitian dilakukan dengan menggunakan dasar teori representasi dan identitas budaya Stuart Hall. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah membaca dan mencatat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa novel Ronggeng Dukuh Paruk mampu menggambarkan keragaman budaya yang ada dalam masyarakat Jawa, melalui representasi dan identitas budaya dalam konteks mental dan bahasa. Masyarakat Jawa memberikan kebebasan kepada masyarakat Desa Dukuh Paruk untuk mempertahankan dan mengembangkan kebudayaan mereka sendiri yang tampak dari karakter (mental) tokoh-tokoh dalam cerita sebagai representasi dan identitas budaya, serta penggunaan bahasa sehari-hari yang cabul dan kasar sebagai ekspresi mental warga desa Dukuh Paruk. Penyesuaian budaya dalam situasi tertentu juga tidak dapat dihindari, maka harus ditrima sebagai bentuk penjagaan hidup yang harmoni.