Sekar Ayu Aryani
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Exploring Student-Centered Learning as a Tool to Prevent Radicalization in Islamic Junior Schools: A Case Study of Indonesia and Bangladesh Sekar Ayu Aryani; Waston; Mahmudulhasan; Erham Budi Wiranto; Ahmad Asroni; Siti Fauziah; Muhamad Yusup
Jurnal Pendidikan Agama Islam Vol. 21 No. 2 (2024): Jurnal Pendidikan Agama Islam
Publisher : Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jpai.v21i2.10492

Abstract

Purpose – The peace and stability of society are seriously threatened by youth radicalization, particularly in educational environments. This study examines how critical thinking, inclusion, and active student involvement in Student-Centered Learning (SCL) can prevent radicalization in Islamic junior schools in Indonesia and Bangladesh. Through problem-solving and open communication, SCL exposes students to a variety of viewpoints and fosters critical thinking, which lessens their vulnerability to extremist beliefs. Design/methods/approach – Employing qualitative techniques, such as teacher and student interviews, the research delves into the distinct implementation obstacles of SCL in each nation. Findings – Results show that although SCL promotes respect for one another and critical thinking, its efficacy is limited by a systemic dependence on conventional techniques, a lack of resources, and inadequate teacher preparation.  Research implications/limitations – The study emphasizes how important it is to have resources, support at the policy level, and professional development in order to adequately utilize SCL as a deterrent to radicalization. For educational policymakers and groups seeking to establish safe and welcoming learning environments in Bangladesh, Indonesia, and other comparable countries, these findings provide insightful information.
Gerakan Sempalan Hakekok Balakasuta Perspektif Bimbingan Konseling Lintas Agama Dan Budaya Arif Widodo; Sekar Ayu Aryani
Coution: Journal Counseling and Education Vol. 3 No. 2 (2022): Coution
Publisher : Universitas Islam Bunga Bangsa Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47453/coution.v3i2.3574

Abstract

Gerakan sempalan di Indonesia kembali mengemuka setelah munculnya video viral dari sekelompok orang yang sedang mandi bugil bersama di sebuah rawa yang berada di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Gerakan sempalan tersebut bernama Hakekok Balakasuta, disebut sempalan karena ajaran tersebut menyempal dari agama mainstream yang dianut oleh mayoritas masyarakat, yang dalam hal ini adalah agama Islam. Gerakan sempalan ini tentu tidak muncul dengan sendirinya, tetapi ada berbagai hal yang melatar belakanginya baik secara sosiologis maupun psikologis. Setelah aliran Hakekok diketahui oleh masyarakat luas, maka beragam respon negatif kemudian muncul dari berbagai lapisan masyarakat dan pemerintah. Jika tidak segera ditangani, maka akan rentan menimbulkan konflik. Bimbingan konseling lintas agama dan budaya menjadi salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam mengatasi permasalahan gerakan sempalan hakekok Balakasuta tersebut. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui gerakan sempalan Hakekok Balakasuta, Apa yang melatarbelakangi munculnya gerakan tersebut, dan bagaimana perspektifnya menurut bimbingan konseling lintas agama dan budaya. Metode dalam penelitian ini adalah literatur review dengan menganalisis artikel yang relevan, akurat, valid, dan berfokus pada tema gerakan sempalan Hakekok Balakasuta dan bimbingan lintas agama dan budaya. Hasil penelitian menunjukan bahwa Hakekok Balakasuta adalah aliran yang menyempal dari Agama Islam. Munculya aliran ini dilatar belakangi oleh faktor sosiologis seperti adanya pergerakan postmordenism, kriris kemanusiaan, ketidakpercayaan terhadap institusi keagamaan yang ada, menguatnya semangat konservatisme, dan adanya pemahaman liberal. Sedangkan faktor psikologis munculya aliran ini adalah munculnya halusinasi pendiri sempalan dan ketidakmampuan dalam pengendalian diri. Pendekatan bimbingan dan konseling lintas Agama dan Budaya menjadi salah satu solusi untuk menghadapi para pengikut aliran Hakekok Balakasuta di tengah masyarakat Indonesia yang plural.