Widana, Alifa Raema
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Sistem Penanggulangan Bencana Alam (Studi Kasus Negara Di Wilayah Ring Of Fire) Syugiarto, Syugiarto; Widana, Alifa Raema
PARADIGMA : Jurnal Administrasi Publik Vol. 2 (2023): Special Issue
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Pembangunan Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55100/paradigma.v2si.55

Abstract

Penelitian ini sendiri berfokus pada studi komparatif yang memperlihatkan system penanggulangan bencana di beberapa negara yang wilayahnya berada di atas ring of fire. Negara tersebut dipilih berdasarkan beberapa pertimbangan, diantaranya : 1). Negara maju yang memiliki system penanggulangan bencana terbaik dari negara-negara lain, dan; 2). Memiliki teknologi yang dapat menanggulangi terjadinya bencana ekstrim. Metode yang digunakan dalam tulisan ini yaitu Studi Kepustakaan / Library Research Adapun hasil penelitian dalam tulisan ini sendiri memperlihatkan bahwa Sistem penanggulangan bencana alam ke lima negara yang terletak di wilayah Ring of Fire Pacific tersebut memiliki sistem terbaik di seluruh dunia. Jepang hanya membutuhkan waktu 5 menit pada saat terjadi bencana, mereka mampu memberikan informasi kepada masyarakat melalui JMA, agar secepatnya melakukan proses evakuasi ke tempat yang aman. Chile memiliki lembaga respon pertama pada saat terjadi bencana yang mana setiap lembaga respon pertama tersebut memiliki staf ahli dengan pengetahuan dan pengalaman skenario risiko yang berbeda tiap lembaga. Meksiko memiliki sistem penanggulangan bencana berupa alat yang diberi nama SASMEX / Seismic Alert System of Mexico. Alat tersebut memiliki lebih dari 8200 sensor seismik yang mana akan mengirimkan peringatan kepada pemerintah jika terjadi gempa berkekuatan diatas 5,5 Skala Richter. Amerika serikat menyediakan komunikasi darurat bencana yang memberikan dukungan telekomunikasi, logistik, dan operasi mandiri melalui detasemen (staf, peralatan, dan aset peralatan) yang segera dapat digunakan, dan diletakkan ke 6 lokasi yang telah ditentukan Selandia baru membuat sebuah kementerian yang berfokus mengurangi risiko, siap, merespons dan pulih dari keadaan darurat, serta memasukkan strategi ketahanan bencana nasional ke dalam undang-undang yang mengatur 6 sektor penting di Selandia Baru
Motivasi Guru Pada Proses Pembelajaran Di Masa Pandemi Covid-19 Di Sma Negeri 1 Rio Pakava Kabupaten Donggala Widana, Alifa Raema
Jurnal ADMINISTRATOR Vol. 5 No. 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Pembangunan Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55100/administrator.v5i1.61

Abstract

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui Motivasi Guru Pada Proses Pembelajaran Di Masa Pandemi Covid-19 Di SMA Negeri 1 Rio Pakava Kabupaten Donggala. Jenis penelitian ini diskriptitf kualitatif dengan pendekatan kualitatif yang diperoleh dari hasil wawancara mendalam. Lokasi penelitian Di SMA Negeri 1 Rio Pakava Kabupaten Donggala. Informan penelitian sebanyak 5 (lima) orang guru dipilih secara purposive. Dengan sumber data observasi, wawancara, dokumentasi. Dengan menggunakan analisis data model interaktif Miles, and Huberman dalam saldana. Teori yang digunakan adalah teori yang di kemukakan oleh Mc Clelland (siagian 2004 : 167) bahwa ada 3 indikator yaitu kebutuhan akan prestasi, kebutuhan akan kekuasaan, dan kebutuhan akan afiliasi. Hasil penelitian Motivasi Guru Pada Proses Pembelajaran Di Masa Pandemi Covid-19 Di SMA Negeri 1 Rio Pakava Kabupaten Donggala mengalami penurunan di lihat dari segi aspek kebutuhan berprestasi bahwa motivasi guru dalam pembelajaran mengalamin penurunan yang di mana sistem pembelajaran kurang maksimal di masa pandemic covid 19 Para guru tetap berupaya memberikan pembelajaran yang tidak membosankan dan tetap mempertahankan motivasi belajar mengajar dimasa pandemi covid-19 di SMA Negeri 1 Rio Pakava Kabupaten Donggala. Guru sudah mengupayakan model pembelajaran yang bervariasi seperti sistem belajar diskusi. Namun kendala yang terjadi adalah tidak semua siswa memiliki fasilitas seperti handphone dan laptop, selain itu juga murid yang kurang memahami sistem belajar online, sehingga motivasi belajar mengajar menjadi menurun
Implementasi Kebijakan Pengembangan Obyek Wisata Pantai Bone Pololoba Desa Lopito Di Dinas Pariwisata Kabupaten Banggai Kepulauan Samkamaria, Samkamaria; Widana, Alifa Raema; Safari, Cepi Triana
Jurnal ADMINISTRATOR Vol. 6 No. 1 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Pembangunan Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55100/administrator.v6i1.82

Abstract

Banggai Islands Regency is one of the districts in Central Sulawesi which has very beautiful natural tourist destinations. Based on data from 2020-2023, the Banggai Islands Tourism Office has a total of 82 natural tourist destinations, and 12 artificial tourist destinations. One of the natural tourist destinations that is currently viral among the people of Banggai Islands Regency is the Bone Pololoba beach tourist attraction located in Lopito Village. Currently, Bone Pololoba beach tourism is one of the leading tourist destinations in Banggai Islands Regency, especially among instagramable people. Bone Pololoba beach tourism is geographically located in Lopito Village, Totikum District. The panorama and beauty of Bone Pololoba beach which is still very natural attracts the attention of both local and foreign tourists to come to visit the Bone Pololoba panatai tourism site. Based on the results of the research, the implementation of the development of Bone Pololoba beach tourism objects carried out by the Tourism Office has not been carried out effectively. To find out why the implementation of the Bone Pololoba Beach tourism development policy at the Banggai Islands Tourism Office has not been effective, the author uses the Donald Van Metter and Carl Van Horn theoretical approach, to look at aspects (standards, measures of goals and policies, resources, characteristics of implementing agents, attitudes / tendencies, communication between implementing organizations and implementing activities, and the economic, social and political environment). Data collection methods were conducted through observation, direct interviews and documentation. Informant selection technique using purposive technique. From the results of the implementation of the Bone Pololoba Beach tourism object policy, it has not been effective. This is because there are still shortcomings in several aspects. Among them are the resources referred to in this case are limited human resources, and both financial and other supporting infrastructure
Motivasi Kerja Pegawai Stasiun Badan Meteorologi Kelas II Mutiara Palu Reza, Fachrul; Widana, Alifa Raema
Jurnal ADMINISTRATOR Vol. 7 No. 1 (2025)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Pembangunan Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55100/v7i1.103

Abstract

Penelitian ini bertujuan: Menganalisis Motivasi Kerja Pegawai Stasiun Badan Meteorologi Kelas II Mutiara Palu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis deskriptif. Lokasi penelitian ini pada kantor Stasiun Badan Meteorologi Kelas II Mutiara Palu, Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan tahapan: 1) Mengklarifikasi data; 2) Mengelompokkan data; 3) Mengolah data; dan 4) Mendeskripsikan data secara keseluruhan dengan. hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan teori Motivasi  Kerja, yang di ukur menggunakan 2 indikator yang pertama Aspek Eksternal dan yang kedua Aspek Internal. William dan Devis (2000: 25). penelitian yang penulis lakukan di Pegawai Stasiun Badan Meteorologi Kelas II Mutiara Palu melalui observasi, pengamatan secara langsung dan hasil wawancara langsung dengan beberapa informan, dilihat dari beberapa indikator, yaitu: Aspek Eksternal dan Aspek Internal. Hal ini dapat dilihat dari jawaban informan dan pengamatan peneliti bahwa aspek motifikasi kerja bila di lihat dari aspek eksternal untuk mengevaluasi motivasi kerja pegawai di Stasiun Badan Meteorologi ini dalam pelaksanaan tugas belum berjalan dengan maksimal. Berdasarkan beberapa tanggapan informan, dan melalui hasil observasi dan pengamtan langsung peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja pegawai pada Stasiun Badan Meteorologi Kelas II Mutiara Palu belum semuanya belum bekerja  secara maksimal, sebagian belum menunjukkan motivasi yang maksimal disebabkan beberapa faktor diantaranya kondisi kerja yang baik yang di akibatkan alat penunjang yang belum tersedia maximal serta butuh perawatan serta supervisi yang belum maximal, dimana faktor komunikasi antara supervisi yang membawahi masing-masing bidang kurang member arahan dengan baik, bimbingan dan arahan yang terus-menerus memperbaiki kekurangan dalam meningkatkan kinerja pegawai. Sedangkan di lihat dari aspek motivasi internal menarik kesimpulan bahwa masalah-masalah yang mengakibatkan rendahnya motivasi kerja pegawai dipengaruhi oleh banyak hal, baik faktor faktor sumber daya alat dan manusia yang belum siap menerima tugas yang di bebankan pihak manajemen. Indikator/dimensi motivasi eksternal dan motivasi internal diStasiun Badan Meteorologi Stasiun Badan Meteorologi Kelas II Mutiara Palu secara umum belum dikatakan berjalan dengan baik dan ada beberapa faktor yang perlu mendapat perhatian khusus untuk dapat mencapai tujuan Stasiun Badan Meteorologi.
Kebijakan Pembangunan di Kota Palu: Penerapan Smart City Reza, Fachrul; Widana, Alifa Raema
Jurnal ADMINISTRATOR Vol. 7 No. 2 (2025)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Pembangunan Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55100/administrator.v7i2.114

Abstract

The implementation of the smart city concept in Indonesia is one strategy for sustainable development and optimal public services. Palu City, as a developing city in Central Sulawesi, has begun adopting smart city policies to improve the quality of life of its citizens. This article discusses the background, research methods, implementation, challenges, and recommendations related to development policies in Palu City: smart city implementation using a descriptive qualitative approach and interactive model analysis. This research is based on national literature and policy sources, as well as the results of studies related to smart city implementation in various cities in Indonesia