Transformasi digital berkembang pesat pada semua bidang, tidak terkecuali pada bidang jual-beli. Saat ini penjual dan pembeli dengan mudah bertransaksi online melalui beragam aplikasi marketplace dengan fitur-fitur menarik yang ada disetiap aplikasinya. Pasca pendemi, masyarakat sudah terbiasa membeli sesuatu secara online, hal ini dibarengi dengan semakin berkembanganya teknologi smartphone, beragamnya aplikasi marketplace, internet yang semakin murah dan gaya hidup masyarakat yang telah berubah. Bandung merupakan wilayah yang berada tidak jauh dari Jakarta, di kampung Ciburial, Ngamprah, Cipatat, Bandung Barat terdapat UMKM yang selama ini memproduksi makanan ringan Basreng, mulai dari rasa gurih sampai yang pedas. Metode penjualan yang selama ini dilakukan masih sangat konvensional yaitu setelah produksi dan pengemasan, basreng diantar ke toko-toko di wilayah bandung utara, dan bandung barat, sekaligus mengambil sisa produksi yang tidak laku beserta uang hasil penjualan bulan sebelumnya. Kalau metode ini dibiarkan terus menerus, tentu saja sangat merugikan produsen basreng. Karena mereka hanya menunggu basreng laku terjual di toko-toko yang mereka titipkan. Tujuan dari PKM untuk memberikan pendampingan dan bimbingan kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk meningkatkan pemasaran produk Basreng (Bakso Goreng) dengan memanfaatkan pendekatan berbasis data dan penjualan secara online melalui shopee, media sosial IG, dan Tik Tok. Tim PKM memberikan pendampingan menggunakan metode observasi, presentasi dan diskusi terkait perencanaan pemasaran, perencanaan berbasis data dan pembuatan logo pada kemasan yang didukung oleh analisis data untuk meningkatkan daya saing produk UMKM Basreng. Hasil dari kegiatan setelah dua minggu pendampingan, sudah terlihat aktivitas toko online mereka di shopee, IG dan Tik Tok, logo pada kemasan basreng telah dibuat menarik sehingga dapat mengoptimalkan strategi pemasaran, sudah meningkatkan akses pasar, dan meningkatkan pendapatan dan keberlanjutan usaha