Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perancangan Enterprise Architecture Dengan TOGAF ADM 9.2 Pada Fungsi Business Planning and Performance Pada PT XYZ Budianto, Farhan Alif; Fauzi, Rokhman; Santosa, Iqbal
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Asia Vol 16 No 2 (2022): Volume 16 Nomor 2 (8)
Publisher : LP2M Institut Teknologi dan Bisnis ASIA Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32815/jitika.v16i2.757

Abstract

Pemanfaatan digital IT saat ini sangat dibutuhkan untuk kemajuan dan pertumbuhan bisnis perusahaan. Perusahaan yang memiliki planning untuk turut serta berkembang secara global akan membutuhkan sebuah rancangan IT blueprint yang digunakan sebagai langkah strategy dalam pengembangan IT. Dalam Menyusun IT strategi salah satunya dengan menggunakan Enterprise Architecture, metode ini digunakan untuk membangun sebuah arsitektur informasi yang mempermudah perusahaan dalam memetakan sebuah strategi mulai dari kesesuaian bisnis hingga pemanfaatan teknologi di dalam perusahaan. Penelitian ini akan mengambil objek pada PT XYZ yang berfokus di unit fungsi Business Planning and Performance dengan menggunakan framework TOGAF ADM 9.2. sebagai acuan dalam perancangan Enterprise Architecture yang terdiri dari fase preliminary hingga fase Technology. Sehingga akan membantu perusahaan dalam merancang IT blueprint untuk mencapai tujuan utama perusahaan. Kata Kunci: Enterprise Architecture ; TOGAF ADM 9.2; Business Planning and Performance
Analisis Mendalam Strategi Customer Relationship Management (CRM) Upoint.Id Dalam Membina Loyalitas Pelanggan Gamers di Indonesia Budianto, Farhan Alif; Lubis, Muharman; Budianto, Setyo
Jurnal Locus Penelitian dan Pengabdian Vol. 4 No. 11 (2025): JURNAL LOCUS: Penelitian dan Pengabdian
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/locus.v4i11.5071

Abstract

Persaingan ketat dalam industri top-up game Indonesia menuntut platform untuk beralih dari strategi transaksional ke pendekatan relasional yang berpusat pada loyalitas berkelanjutan. Tujuan tinjauan ini adalah menganalisis dan mensintesis literatur evolusi Customer Relationship Management (CRM), mendefinisikan ulang loyalitas gamers, serta mengidentifikasi dan mengisi kesenjangan strategis pada implementasi CRM UPOINT.ID—sebuah platform digital di bawah Telkom Group—guna mentransformasikannya dari model transaksional menjadi model relasional berbasis komunitas yang terukur. Metodologi penelitian ini mengusulkan kerangka kerja metode campuran (mixed-method) yang terintegrasi. Secara kuantitatif, digunakan model RFM-B (Recency, Frequency, Monetary, Behavioral) yang diperluas, mengintegrasikan data perilaku non-transaksional dengan K-Means Clustering untuk segmentasi persona pelanggan. Secara kualitatif, metode Netnografi diaplikasikan pada komunitas virtual UPOINT.ID (Instagram, TikTok, YouTube) untuk mengungkap dinamika budaya dan motivasi sosial gamers. Temuan Utama mengidentifikasi adanya dualisme strategis, di mana fokus promosi harga massal berjalan terpisah dari investasi komunitas esports (UECS). Kesenjangan ini menciptakan risiko kanibalisasi pendapatan dan alokasi sumber daya yang tidak efisien. Model RFM-B berhasil mengidentifikasi persona spesifik seperti "Juara Kompetitif" (didorong oleh status) dan "Pengamat Setia" (didorong oleh rasa memiliki) yang tidak dijangkau oleh insentif diskon transaksional. Implikasi penelitian ini memberikan kontribusi teoritis dengan memperkenalkan model RFM-B yang mengkuantifikasi aset soft komunitas menjadi nilai matematis. Secara praktis, diusulkan arsitektur Social CRM (SCRM) terintegrasi penuh , dengan strategi bertingkat yang dipersonalisasi untuk setiap persona, menggantikan diskon massal dengan insentif berbasis status dan pengakuan, guna memaksimalkan Customer Lifetime Value (CLV) dan mengoptimalkan Return on Investment (ROI) komunitas UECS.
Enhancing Project Management Governance in Digital Transformation: A Case Study on Deploying Simplified Togaf Artifacts Budianto, Farhan Alif; Lubis, Muharman; Mukti, Iqbal Yulizar; Budianto, Setyo
Jurnal Locus Penelitian dan Pengabdian Vol. 4 No. 12 (2025): JURNAL LOCUS: Penelitian dan Pengabdian
Publisher : Riviera Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58344/locus.v4i12.5231

Abstract

Digital Transformation (DT) acceleration requires robust project management governance that tightly integrates Enterprise Architecture (EA) with agile project delivery. Although The Open Group Architecture Framework (TOGAF 10) is the leading EA standard, its complexity hinders adoption, especially for resource-limited organizations. This study tackles this challenge by proposing and validating a simplified TOGAF 10 framework called "Mini TOGAF." The goal is to improve EA implementation, streamline project management, and enhance strategic alignment. Using a Design Science Research (DSR) approach, a case study at PT Nuon Digital Indonesia—an established digital content and entertainment firm—was conducted. The research involved a systematic literature review to identify essential TOGAF artifacts, followed by iterative development and stakeholder validation of the Mini TOGAF blueprint across Business, Data, Application, and Technology layers. The model consolidates artifacts, merging Terms of Reference and Architecture Principles into unified Architecture Guidelines, and focuses implementation on short- to medium-term objectives. Implementation led to significant gains in operational efficiency via process optimization, increased business agility, and better alignment of IT investments with corporate goals. This paper contributes a validated Mini TOGAF blueprint that bridges the gap between TOGAF’s comprehensive rigor and the practical demands of agility and efficiency in digital transformation. The model offers a resource-efficient, scalable procedural guide for organizations—especially those facing resource constraints—to harness EA for effective project management governance without overwhelming complexity.