Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Peran mahasiswa KKN plus dalam peningkatan manajemen pesantren dan pendidikan teknologi digital untuk santri Al Fath, Musa Rizal; Salsabilah, Zirli Nursanita
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 2 (2025): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i2.29394

Abstract

AbstrakKegiatan Kuliah Kerja Nyata Plus di Pondok Pesantren Kebon Jambu Al Islamy bertujuan untuk meningkatkan kapasitas manajerial pesantren dan literasi digital santri serta pengurusnya. Pesantren ini, yang berlokasi di Cirebon, menghadapi tantangan dalam pengelolaan dan digitalisasi, terutama karena keterbatasan sumber daya dan pengetahuan teknologi. Program ini melibatkan 10 mahasiswa Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan sebagai pelaksana utama. Mitra sasaran terdiri dari santri dan pengurus pesantren. Pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui berbagai metode, termasuk pelatihan, diskusi, pendampingan, praktik, dan lokakarya. Beberapa program utama meliputi pendampingan manajemen sumber daya manusia, pengelolaan keuangan berbasis teknologi, lokakarya perencanaan karier, dan pembuatan SANIBOT, robot sabun otomatis berbasis Arduino. Evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan pada kemampuan manajerial dan literasi digital para peserta. Lebih dari 80% peserta melaporkan peningkatan keterampilan pada bidang yang dilatih, sedangkan SANIBOT memberikan solusi praktis yang mendukung kebersihan di pesantren. Hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa pendekatan berbasis partisipasi efektif dalam mengatasi kendala manajerial dan teknologi di pesantren. Program ini memiliki potensi untuk direplikasi dan dikembangkan lebih lanjut di pesantren lain guna mendukung transformasi pendidikan berbasis pesantren di era digital. Kata kunci: kuliah kerja nyata; kapasitas manajerial; literasi digital; pesantren. AbstractThe Community Service Program Plus at the Kebon Jambu Al Islamy Islamic Boarding School aimed to enhance the managerial capacity of the pesantren and the digital literacy of its students and administrators. Located in Cirebon, this pesantren faces challenges in management and digitalization, primarily due to limited resources and technological knowledge. The program involved 10 students from the Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan as the primary executors. Targeted partners included students and pesantren administrators. The activities were conducted using various methods, including training sessions, discussions, mentoring, hands-on practices, and workshops. Key programs included human resource management mentoring, technology-based financial management, career planning workshops, and the creation of SANIBOT, an automatic soap-dispensing robot powered by Arduino. Evaluation results indicated significant improvements in managerial capabilities and digital literacy among the participants. Over 80% of participants reported enhanced skills in their respective fields, while SANIBOT provided practical solutions for maintaining cleanliness at the pesantren. The results of this program demonstrate that participatory approaches effectively address managerial and technological challenges in the pesantren. This program has the potential to be replicated and further developed in other pesantren to support the transformation of Islamic education in the digital era. Keywords: real work lecture; managerial capacity; digital literacy; boarding school.
Pemberdayaan dhuafa melalui wirausaha galon: implementasi praktis nilai surah Al-Ma'un Al Fath, Musa Rizal; Baehaqi, Ridwan; Amanda, Deby; Nurhalisa, Siti
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 2 (2025): March
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i2.29396

Abstract

Program pemberdayaan ekonomi ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dhuafa melalui penyediaan modal usaha mikro berbasis kebutuhan lokal. Mitra sasaran adalah nenek Tusiarti, seorang lansia dhuafa berusia 72 tahun, yang diberikan modal usaha berupa galon air mineral. Program dilaksanakan di Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan, oleh 4 mahasiswa Program Studi Sistem Informasi, Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan. Metode pelaksanaan meliputi tahap persiapan (identifikasi kebutuhan dan perencanaan usaha), pelaksanaan (penyerahan modal usaha dan diskusi pengelolaan), serta evaluasi (monitoring dan penilaian dampak). Hasil program menunjukkan peningkatan ekonomi mitra dengan omset rata-rata Rp50.000 per hari dari penjualan 1-2 galon air minum. Program ini memberikan dampak positif secara sosial dan ekonomi, dengan pelanggan yang merasa terbantu berkat fleksibilitas dan aksesibilitas usaha ini. Kesimpulannya, model ini berpotensi diterapkan pada individu dhuafa lainnya dengan penyesuaian kebutuhan lokal. Saran untuk pengembangan meliputi penguatan logistik dan pemasaran. Kata kunci: Pemberdayaan ekonomi; usaha mikro; kaum dhuafa; kesejahteraan sosial. AbstractThis economic empowerment program aims to improve the well-being of underprivileged communities (the dhuafa) by providing micro-business capital based on local needs. The target partner is Mrs. Tusiarti, a 72-year-old underprivileged elderly woman, who was provided with business capital in the form of mineral water gallons. The program was carried out in Cirendeu Village, Ciputat Timur District, South Tangerang City, by four students from the Information Systems Study Program at Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan. The implementation method consisted of three stages: preparation (needs identification and business planning), execution (capital provision and business management discussions), and evaluation (monitoring and impact assessment). The results show an economic improvement for the partner, with an average daily revenue of Rp50,000 from selling 1-2 gallons of drinking water. This program has had a positive social and economic impact, as customers find the business flexible and easily accessible. In conclusion, this model has the potential to be applied to other underprivileged individuals with adjustments based on local needs. Recommendations for further development include strengthening logistics and marketing strategies. Keywords: economic empowerment; micro business; the dhuafa; social welfare.