Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Strategi Pemberdayaan Dan Peningkatan Kualitas Arang Dari Kayu Gelam Di Desa Pangkalan Benteng Kabupaten Banyuasin Hidayatullah , Rahmat Faris; Suryati, Suryati; Muzaiyanah , Muzaiyanah
Jurnal Ilmu Sosial, Humaniora dan Seni Vol. 2 No. 4 (2024): Januari - Februari
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62379/jishs.v2i4.1631

Abstract

Penelitian ini berjudul Strategi Pemberdayaan Dan Peningkatan Kualitas Arang dari Kayu Gelam di Desa Pangkalan Benteng Kabupaten Banyuasin yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi pemberdayaan dan peningkatan kualitas arang dari kayu gelam di desa pangkalan benteng kabupaten banyuasin. Selain itu, akan dijelaskan juga faktor pendukung dan penghambat dari strategi pemberdayaan dan peningkatan kualitas arang. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data yakni melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Adapun untuk analisa data menggunakan deskriptif. Kesimpulannya adalah Startegi pengembangan yang diberikan untuk usaha arang di Desa Pangkalan Benteng yaitu : Startegi S-O terdiri dari melakukan pengembangan produk dengan memanfaatkan bahan baku yang mudah didapatkan dan pengalaman dalam berusaha, produk yang berkualitas dan permintaan produk yang semakin tinggi dapat dimanfaatkan untuk memasarkan produk secara lebih luas, mempertahankan peluang pasar yang cukup tinggi dengan cara menjual harga produk yang terjangkau. Startegi W-O terdiri dari melakukan perbaikan dengan cara merubah bentuk kemasan agar lebih menarik dan memanfaatkan peluang pasar yang cukup tinggi, dan mempertahankan atau meningkatkan permintaan produk arang dengan cara melakukan kegiatan promosi. Strategi S-T terdiri dari pengalaman dalam berusaha dan poduk yang berkualitas dapat mengatasi ancaman munculnya pesaing baru, harga yang terjangkau akan mengatasi ancaman kemajuan teknologi. Strategi W-T terdiri dari keterbatasan perluasan usaha dapat diatasi dengan melakukan kerja sama dengan pihak bank, serta menjaga hubungan kepada pihak konsumen, dan membuat label atau merk agar dapat mengatasi ancaman munculnya pesaing baru.
Peran Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) dalam Melakukan Pemberdayaan Terhadap Mantan Anak Didik Lapas Afdalaziz , Muhammad Omar; Muzaiyanah , Muzaiyanah; Fitri , Hartika Utami
Jurnal Ilmu Sosial, Humaniora dan Seni Vol. 2 No. 4 (2024): Januari - Februari
Publisher : CV. ITTC INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62379/jishs.v2i4.1634

Abstract

Skripsi ini berjudul Peran Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) dalam Melakukan Pemberdayaan Terhadap Mantan Anak Didik Lapas Penelitian ini di latar belakangi oleh Fakta dilapangan menunjukkan ketika Mantan anak didik tersebut sudah keluar dan beradaptasi kembali ke lingkungan masyarakat hal yang mereka dapat kan selama masa binaan tidak di terapkan didalam masyarakat. Bahkan adajuga beberapa mantan anak didik tersebut mengulagi kesalhan yang telah mereka lakukan sebelumnya. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian normatif empiris dengan sumber data yang diperoleh langsung melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yang menguraikan dan menganalisis permasalahan yang relevan. Hasil dari Penelitian ini adalah Satu LPKA tidak memiliki Program Pemberdayaan khusus untuk mantan anak didik lapas, tetapi berkolaborasi dengan PKBI untuk melaksanakan program pemberdayaan umum. Dua LPKA tidak menyelenggarakan pelatihan khusus untuk keterampilan sosial mantan anak didik lapas. Namun, fokusnya adalah mendukung reintegrasi sosial dengan pengembangan potensi positif Andik untuk persiapan kembali ke masyarakat. Tiga LPKA mengadopsi pendekatan fleksibel tanpa menetapkan batasan jumlah minimum peserta untuk program pendidikan dan pelatihan, memberikan prioritas kepada mantan anak didik yang masih terdaftar atau belajar di sekolah filial. Akses terbuka tanpa batasan diberikan untuk pendidikan dan pelatihan tambahan. Proses pemantauan dan evaluasi perkembangan mantan anak didik lapas dilakukan oleh BAPAS, menunjukkan kolaborasi erat antara LPKA dan lembaga terkait untuk memastikan reintegrasi yang responsif dan cermat ke dalam masyarakat. Dukungan psikologis diberikan melalui kerjasama dengan PKBI, yang menentukan kebijakan dan frekuensi konseling. Meskipun tidak ada program khusus untuk kesejahteraan mental mantan anak didik lapas, kerjasama ini menjadi kunci dalam memberikan dukungan psikologis, memanfaatkan keahlian dan layanan mitra. Kesimpulannya, LPKA menggabungkan fleksibilitas, kolaborasi, dan kerjasamauntuk efektivitas dalam memberdayakan mantan anak didik lapas dan mendukung reintegrasi mereka ke dalam masyarakat.