Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kesiapan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Dalam Menjalankan Kostratani di Kabupaten Teluk Wondama Latarus Fangohoi; Agung Putra Patrik Ruru; Yudhisa Henry Prabowo; Hotmauli Febriana Pardosi
Journal of Sustainable Agriculture Extension Vol 1 No 2 (2023): Journal of Sustainable Agriculture Extension
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47687/josae.v1i2.565

Abstract

Latar belakang: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kesiapan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dalam Menjalankan Kostratani di Kabupaten Teluk Wondama Provinsi Papua Barat. dalam Pelaksanaan kajian ini perlu menjawab bagaimana tentang kesiapan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di Kabupaten Teluk Wondama Provinsi Papua Barat agar dapat berjalan dengan lancar. Metode: Dalam kajian ini melibatkan 5 BPP dari 13 BPP yang ada di Kabupaten Teluk Wondama alasan hanya mengambil 5 BPP dikarenakan hanya 5 BPP tersebut yang diajukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Teluk Wondama, dari 5 BPP tersebut diambil sampel sebanyak 3 orang per BPP yang meliputi: Kepala BPP, sekretaris BPP, dan Penyuluh Pertanian. Setelah diambil sampel kemudian dibagikan kuesioner setelah dilihat hasil dari kuesioner kemudian data diolah, setelah diolah kemudian dibuat skor tentang sikap dan pendapat. Hasil: Setelah dilaksanakan penelitian maka didapat hasil bahwa dari 5 BPP kebanyakan memiliki kekurangan seperti sumber daya manusia yang belum memadai, belum memahami dan belum ada Bimbingan Teknis tentang Kostratani, belum ada Koordinasi dan sosialisasi dengan pemerintahan setempat tentang Kostratani, serta belum tersedia Komputer/PC. Meski demikian kelima BPP tersebut dapat direkomendasikan untuk menjalankan program Konstratani yang dapat dilihat dari indikator kesiapan BPP yang kemudian indikator tersebut harus ditingkatkan agar memenuhi syarat dalam program kostratani. Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa BPP yang dapat direkomendasikan berdasarkan kesiapannya dapat diurutkan menjadi: (1) BPP Wondiboy, (2) BPP Wasior, (3) BPP Rasiei, (4) BPP Windesi, (5) BPP Teluk Duairi. Dari hasil tersebut dapat diajukan kepada Dinas Pertanian agar supaya bisa memprioritaskan BPP yang nilainya/skornya lebih tinggi.
Penerapan Good Farming Practices Sapi Potong di Distrik Masni, Kabupaten Manokwari: Implementation of Good Farming Practices for Beef Cattle in Masni District, Manokwari Regency Oeng Anwarudin; Hotmauli Febriana Pardosi; Asri Takke Paya
Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan Vol 27 No 2 (2024): November 2024
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/jiiip.v27i2.36736

Abstract

Background: Efforts to develop beef cattle breeders have been implemented with various efforts such as community extension and empowerment, capital assistance, farmer institutional development, and artificial insemination programs. These activities should have an impact on the application of good beef cattle farming. Objectives: The study aimed to determine the extent of the application of Good Farming Practices (GFP) and what factors determine the application of Good Farming Practices. Methods: This research was conducted in Masni District, Manokwari Regency, West Papua Province. The series of research activities were carried out from February to July 2024. The number of samples was 50 respondents with Proportionate cluster random sampling technique. This research is quantitative research with data analysis methods, namely descriptive statistical analysis and multiple regression. Results: The results showed that the implementation of GFP of farmers was in the medium category. The condition of GFP implementation in Masni District is that most farmers have access to transportation, feed and clean water, and are free from clinical anthrax disease.  However, it is necessary to increase the application of GFP in the amount of feeding, mating, housing, recording and animal welfare. Factors influencing the application of GFP are institutional support which includes farmer institutions such as farmer groups and farmer group associations, government, and the Agricultural Extension Center. Conclusion: Farmers have not implemented beef cattle GFP optimally. Improving the implementation of GFP can be done through strengthening institutional support which includes the support of farmer institutions, government and Agricultural Extension Center support.