Hermeneutika menjadi pendekatan yang dapat dilakukan untuk membaca teks menggunakan sudut pandang modern. Pendekatan yang digunakan adalah hermeneutika Asma Barlas sebab telah ditulis secara sistematis dalam bukunya Believing Woman in Islam. Metode kualitatif dengan studi kepustakaan digunakan dalam penelitian ini. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui latar belakang Asma Barlas, mengetahui model hermeneutika Asma Barlas serta mengetahui langkah-langkah metodis hermeneutika Asma Barlas. Penelitian ini menunjukkan bahwa adanya klaim bahwa Islam adalah agama yang patriarkis, Muslim tidak mempraktikkan nilai-nilai Al-Qur’an serta intoleran yang akhirnya di cap teroris, agama yang tidak humanis dan manusiawi terutama setelah kejadian 11 September 2001 di Amerika. Barlas menggunakan epistemologi-egalitarianisme dengan menjelaskan karakter teks yang polisemi, menolak relativitas penafsiran dan meletakkan kunci-kunci hermeneutik berupa Divine Ontology (ontologi ketuhanan) yakni pengungkapan diri Tuhan mencakup keesaan (tauhid), keadilan serta keunikan Tuhan. Selain itu, menjunjung tingi semangat pembebasan perempuan dan membuka adanya kemungkinan penafsiran yang membebaskan itu dihasilkan oleh perempuan maupun laki-laki (egaliter). Adapun langkah-langkah metodisnya adalah melakukan pembacaan Al-Qur’an secara holistik serta intra teks melalui pembacaan dari belakang (rekonstruksi konteks sejarah saat ayat turun) dan membaca dari depan (mengkontekstualisasikan kembali teks dalam konteks saat ini) seperti dalam double movement Fazlur Rahman. Metode ini dapat diaplikasikan pada QS. Al-Ahzab ayat 33 yang mengisyaratkan wanita karir dan QS. An-Nur ayat 33 berkenaan dengan pencegahan kekerasan seksual dan eskploitasi terhadap perempuan.