Kisah Hanna binti Faqud dalam Al-Qur’an menjadi kisah yang menarik untuk diteliti sebab ia merupakan orang biasa namun diabadikan dalam Al-Qur’an. Selain itu, ia melahirkan keturunan yang mulia yakni Maryam. Tujuan penelitian ini adalah menangkap pesan tersirat dari upaya Hanna dalam mendapatkan keturunan yang mulia. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik pengumpulan data studi pustaka. Sedangkan teori yang digunakan adalah semiotika Roland Barthes. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa Hanna merupakan seorang wanita suci dan bukan pezina. Sementara upaya yang dilakukannya untuk mendapatkan keturunan mulia adalah sejak hamil menazarkan anaknya untuk berkhidmat kepada Allah, menerima takdir Allah dikaruniai anak perempuan, menitipkan penjagaan Maryam dan anak cucunya kepada Allah dari godaan setan serta menyimpan Maryam di lingkungan yang baik. Adapun pesan tersirat dari upaya Hanna ini adalah keturunan yang shalih didapatkan dari ibu salihah, meniatkan anak untuk taat kepada Allah, Allah selalu memberikan yang terbaik dan manusia hanya perlu berbaik sangka pada-Nya agar mendapat kebahagiaan, kekuatan tekad dan ketulusan hati yang bercampur dengan kepasrahan pada Allah mendekatkan pada terkabulnya doa, menjadi ibu yang visioner, lingkungan dan guru berpengaruh pada tumbuh kembang anak, orangtua harus melakukan yang terbaik bukan hanya yang baik serta Allah tidak membedakan ketakwaan seseorang berdasarkan jenis kelamin.