Tujuan: Melaporkan satu kasus translokasi alat kontrasepsi dalam
rahim (AKDR) ke dalam vesika urinaria disertai dengan pembentukan
batu intravesika.
Tempat: Klinik Kesehatan Reproduksi Raden Saleh Jakarta, Departemen
Obstetri dan Ginekologi FKUI/RSCM, Jakarta dan Kamar
Operasi Khusus Departemen Urologi FKUI/RSCM, Jakarta.
Bahan dan cara kerja: Laporan satu kasus, seorang wanita, 43 tahun,
P4A1 dengan translokasi AKDR ke dalam vesika urinaria selama
10 tahun disertai dengan pembentukan batu vesika.
Hasil: Pasien dirujuk oleh SpOG dengan keterangan translokasi
AKDR, disertai keluhan nyeri saat buang air kecil sejak 3 tahun lalu.
Pasien memiliki riwayat dipasang AKDR 10 tahun lalu. Delapan bulan
pasca pemasangan AKDR, uji kehamilan positif dan ia menjalani induksi
haid dan mendapatkan pemasangan AKDR kedua. Saat itu tidak
ditemukan AKDR pertama. AKDR kedua telah dilepaskan 2 tahun yang
lalu. Dari pemeriksaan ultrasonografi tidak didapatkan AKDR intrauterin.
Pemeriksaan foto polos abdomen menunjukkan AKDR di pelvis
minor, 10 cm di anterior promontorium dengan bayangan massa kalsifikasi.
Foto polos pelvis dengan marker menunjukkan AKDR kedua terletak
agak jauh dari AKDR pertama, yang overlapping dengan bayangan
kalsifikasi. Eksplorasi per laparoskopi tidak menemukan AKDR di
rongga pelvis. Dari pemeriksaan sistoskopi tampak AKDR intravesika
yang diselubungi batu. Pasien menjalani litotripsi dan pengambilan
AKDR intravesika dengan sistoskopi. Pasien dirawat selama satu hari
dan pulang dalam keadaan baik.
Kesimpulan: Translokasi AKDR ke dalam vesika merupakan hal
yang jarang dijumpai. AKDR dalam vesika menjadi sarang infeksi dan
proses pembentukan batu. Adanya AKDR intravesika haruslah dipikirkan
jika seorang wanita dengan riwayat pemasangan AKDR mengalami
infeksi saluran kemih berulang dan/atau pembentukan batu vesika.
AKDR intravesika dapat dikeluarkan dengan sistotomi suprapubik atau
sistoskopi.
[Maj Obstet Ginekol Indones 2006; 30-3: 186-90]
Kata kunci: translokasi AKDR, AKDR intravesika, batu vesika