WIKNJOSASTRO, G. H.
Indonesian Socety of Obstetrics and Gynecology

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pemeriksaan pH dan LEA vagina dengan dipstick sebagai metoda penapisan vaginosis bakterial dalam kehamilan MUNZILA, S.; WIKNJOSASTRO, G. H.
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology Volume. 31, No. 3, July 2007
Publisher : Indonesian Socety of Obstetrics and Gynecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.742 KB)

Abstract

Tujuan: Menemukan metoda diagnostik sederhana dalam mendeteksi vaginosis bakterial (VB) dalam kehamilan dengan menentukan sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif dan negatif, rasio kemungkinan dan derajat kesesuaian pemeriksaan pH dan LEA (leukosit esetrase) vagina dengan menggunakan dipstick dibandingkan pewarnaan Gram. Tempat: RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dan RS Bersalin Budi Kemuliaan, Jakarta. Bahan dan cara kerja: Wanita hamil pada usia kehamilan 16-24 minggu. Pemeriksaan kemudian dilanjutkan pengambilan apusan lendir vagina dan dilakukan pemeriksaan pH vagina dan kadar LEA dengan menggunakan dipstick Uriscan (Lampiran IV). Sebagai baku emas dilakukan pewarnaan Gram untuk menilai adanya infeksi VB menggunakan skor Nugent. Bila dari penilaian mikroskopis didapatkan skor Nugent 7-10, maka sampel dinyatakan sebagai VB positif dan dilakukan analisis selanjutnya. Hasil yang didapat dari pemeriksaan dipstick Uriscan dibandingkan dengan hasil dari pewarnaan Gram. Hasil: Penelitian sejak Mei-Agustus 2006, didapatkan 80 subjek penelitian yang sesuai dengan kriteria. Subjek berusia 20-38 tahun dengan rerata usia 27,84 ± 4,46 tahun, 47,5% adalah primigravida. Usia kehamilan sebagian besar dalam kelompok 16-20 minggu, dengan rerata usia kehamilan 19,98 ± 2,58 minggu. Keluhan keputihan dijumpai pada 41 orang. Pada penelitian ini didapatkan sebanyak 32,5% (n=26) subjek dengan VB positif. Pada pemeriksaan dipstick didapatkan sensitivitas pemeriksaan LEA vagina adalah 42,3%, spesifisitas 61%, nilai duga positif 34,3% dan nilai duga negatif 68,7%. Derajat kesesuaian 55% dengan nilai kappa 0,032. Sensitivitas pemeriksaan pH vagina dalam mendeteksi VB sebesar 61%, spesifisitas 79%, nilai duga positif 59%, dan nilai duga negatif 81%. Pada kurva ROC pH didapatkan nilai AUC (Area Under Curve) 0,70 yang berarti akurasi pemeriksaan pH cukup baik dalam membedakan kelompok VB positif dan yang bukan, sementara pemeriksaan LEA menunjukkan akurasi yang buruk (AUC = 0,51). Dengan menggunakan uji chi-square didapatkan adanya hubungan yang bermakna (p=0,001) antara pH vagina dengan kejadian VB, namun didapatkan hubungan yang tidak bermakna (p=0,46) antara LEA vagina dengan hasil pemeriksaan Gram. Kesimpulan: Pemeriksaan pH dan LEA vagina dengan dipstick dapat digunakan untuk mendeteksi VB secara cepat dan sederhana dalam klinik. Pemeriksaan pH vagina memiliki sensitivitas yang lebih baik dibandingkan LEA vagina. Namun dibandingkan pewarnaan Gram, sensitivitas dan spesifisitas pemeriksaan ini masih belum memuaskan. Derajat kesesuaian antara kedua pemeriksaan ini juga kurang baik, sehingga pemeriksaan LEA vagina masih belum dapat menggantikan kedudukan pemeriksaan Gram dalam mendeteksi VB secara akurat. [Maj Obstet Ginekol Indones 2007; 31-3: 134-42] Kata kunci: metoda diagnostik, vaginosis bakterial, dipstick, Gram, sensitivitas, spesifisitas.
Korelasi kadar endothelin-1 darah tali pusat dan kerusakan vaskular plasenta pada pertumbuhan janin terhambat WIRMAN, R. M.; WIKNJOSASTRO, G. H.
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology Volume. 32, No. 3, July 2008
Publisher : Indonesian Socety of Obstetrics and Gynecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.607 KB)

Abstract

Tujuan: Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kadar Endothelin- 1 (ET-1) darah tali pusat pada a.Umbilikalis bayi PJT dan normal serta korelasi antara kadar ET-1 dengan kerusakan vaskular plasenta. Tempat: Instalasi Gawat Darurat Obstetri Ginekologi Lantai III RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Rancangan/rumusan data: Studi potong lintang. Bahan dan cara kerja: Enam puluh empat subjek, masing-masing 32 orang untuk kelompok kasus (bayi PJT) dan 32 orang kelompok bayi normal dilakukan pemeriksaan kadar ET-1 darah tali pusat (a.Umbilikalis) dengan metoda ELISA dan perbedaan rerata kadar ET-1 tersebut akan diuji secara statistik. Sampel plasenta dari seluruh subjek penelitian dilakukan pemeriksaan histopatologi dan berdasarkan kriteria Salafia. Hasil: Rerata berat lahir bayi pada kelompok PJT lebih rendah dibandingkan rerata kelompok kontrol (1.843 ± 364,4 vs 3.162,5 ± 327,3 gram, p = 0,000). Perbedaan bermakna secara statistik antara kelompok PJT dan kontrol juga diperoleh dari rerata kadar ET-1 8,15 ± 2,7 vs 5,6 ± 1,7 pg/ml, p = 0,000, skor Salafia 6,78 ± 1,7 vs 3,41 ± 1,4, p = 0,000 dan berat plasenta 344,4 ± 81,9 vs 460,16 ± 70,9 gram, p = 0,000. Korelasi antara kadar ET-1 dengan skor Salafia diperoleh nilai p = 0,01 yang berarti terdapat korelasi yang bermakna antara kedua variabel dengan nilai korelasi 0,395, menunjukkan bahwa korelasinya positif dengan kekuatan yang lemah. Antara kadar ET-1 dengan berat lahir bayi terdapat korelasi yang bermakna dengan nilai korelasinya adalah -0,479 menunjukkan korelasi negatif berarti makin tinggi kadar ET-1 makin rendah berat lahir bayi. Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar ET-1 darah tali pusat antara bayi PJT dan normal di mana kadar pada PJT lebih tinggi, demikian juga skor Salafia antara kedua kelompok. Ditemukan korelasi positif yang lemah antara kadar ET-1 dan skor Salafia sedangkan antara kadar ET-1 dan berat lahir bayi terdapat korelasi negatif sedang. [Maj Obstet Ginekol Indones 2008; 32-3: 123-30] Kata
Pengaruh pemberian preparat sitrulin-malat terhadap konsentrasi asam laktat ibu bersalin LESTARI, S.; WIKNJOSASTRO, G. H.; PRASMUSINTO, D.; PRIHARTONO, J
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology Volume. 32, No. 4, October 2008
Publisher : Indonesian Socety of Obstetrics and Gynecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.873 KB)

Abstract

Tujuan: Melihat perubahan konsentrasi asam laktat saat persalinan dan masa pemulihan ibu bersalin dengan pemberian preparat sitrulinmalat. Tempat: RSB. Budi Kemuliaan, Jakarta. Rancangan/rumusan data: Uji klinis dengan randomisasi. Bahan dan cara kerja: Penelitian dilakukan pada 44 pasien. Pada kelompok perlakuan (sitrulin-malat) pasien diberi minuman mengandung preparat sitrulin malat 1 gr kemudian diulang tiap 3 jam. Intervensi secara single blind. Pemeriksaan serial konsentrasi asam laktat, yaitu pada saat pasien masuk rumah sakit (PK I aktif) diulang setiap 4 jam, PK II, tali pusat dan 30’ setelah PK II. Pemantauan kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf. Hasil: Pasca–pemberian sitrulin-malat, luaran persalinan yaitu lama persalinan, mobilisasi, risiko HPP, dan luaran neonatus tidak didapat perbedaan hasil yang secara statistik bermakna pada kedua kelompok. Pada pengukuran konsentrasi asam laktat yang diambil dari tali pusat tidak didapat perbedaan nilai rata-rata yang bermakna begitu juga pada nilai skoring apgar. Tidak didapat perbedaan nilai konsentrasi asam laktat PK II dan 30 menit postpartum pada kedua kelompok. Namun nilai konsentrasi asam laktat rata-rata yang diukur pada 30 menit pascapersalinan yaitu pada kelompok sitrulin-malat didapat lebih rendah. Peningkatan konsentrasi asam laktat pada PK I hingga PK II didapat lebih rendah pada kelompok sitrulin-malat. Sedangkan pada saat PK II hingga 30 menit postpartum tampak bahwa penurunan konsentrasi asam laktat pada kelompok sitrulin-malat lebih besar daripada kelompok kontrol. Kesimpulan: Pemberian sitrulin-malat pada ibu bersalin dapat mengurangi perubahan konsentrasi asam laktat secara bermakna pada persalinan dan pemberian sitrulin-malat pada ibu bersalin mempunyai potensi mengurangi kejadian asidosis laktat yang dapat menyebabkan kelelahan ibu pada masa pemulihan. [Maj Obstet Ginekol Indones 2008; 32-4: 185-92] Kata kunci: sitrulin-malat, konsentrasi asam laktat, persalinan.
Korelasi antara fraksi ejeksi jantung dengan kadar endothelin-1 darah tali pusat pada pertumbuhan janin terhambat dan normal SARI, W. E.; WIKNJOSASTRO, G. H.
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology Volume. 32, No. 3, July 2008
Publisher : Indonesian Socety of Obstetrics and Gynecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.406 KB)

Abstract

Tujuan: Mengetahui korelasi antara gangguan fungsi jantung berupa penurunan fraksi ejeksi dengan kadar endothelin-1 dari darah tali pusat pada pertumbuhan janin terhambat dan normal. Rancangan/rumusan data: Studi korelasi regresi dengan pendekatan potong lintang (Cross-sectional study). Tempat: IGD Lantai III Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Bahan dan cara kerja: Tujuh puluh subjek, masing-masing 35 orang untuk kelompok kasus (bayi PJT) dan 35 orang kelompok bayi normal dilakukan pemeriksaan fraksi ejeksi jantung janin dengan ultrasonografi dua dimensi. Setelah bayi lahir dilakukan pemeriksaan kadar endothelin-1 (ET-1) da-rah tali pusat (a. Umbilikalis) dengan metoda ELISA. Korelasi antara fraksi ejeksi jantung janin dengan kadar ET-1 akan diuji secara statistik. Hasil: Umur pasien pada kelompok PJT berkisar antara 19-38 tahun dengan rata-rata 28,31 tahun, umur pasien pada kelompok normal berkisar antara 21-40 tahun dengan rata-rata berusia 28,54 tahun. Usia kehamilan pada kelompok PJT berkisar antara 34-40 minggu dengan ratarata 37 minggu, usia kehamilan pada kelompok normal berkisar antara 38-42 minggu dengan rata-rata usia gestasi 39 minggu. Secara statistik terdapat perbedaan bermakna (p
Uji Mutu Papsmear Sediaan Kering Sebagai Altenatif Pembuatan Sediaan Sitologi Serviks SITUMORANG, H.; INDARTI, J.; KUSUMA, F.; WIKNJOSASTRO, G. H.
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology Volume. 30, No. 3, July 2006
Publisher : Indonesian Socety of Obstetrics and Gynecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.226 KB)

Abstract

Tujuan: Menguji mutu sediaan papsmear yang dibuat dengan metode "sediaan kering". Bahan dan cara kerja: Penelitian dilakukan di laboratorium sitologi Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI-RSCM Jakarta. Dibuat dua buah slide papsmear dari setiap pasien yang datang untuk melakukan pemeriksaan papsmear. Pada kelompok pertama sediaan diproses secara konvensional menggunakan alkohol 95% sebagai larutan fiksasi, sedangkan kelompok kedua sediaan papsmear dikeringkan di udara terbuka kemudian dilakukan rehidrasi menggunakan NaCl 0,9% sebelum dilakukan pewarnaan. Dilakukan perbandingan mutu sediaan ditinjau dari segi densitas seluler, adanya artefak akibat pengeringan di udara terbuka, serta ada tidaknya gangguan akibat latar belakang eritrosit dan latar belakang sel radang. Hasil: Didapatkan 210 pasang sediaan yang dapat dievaluasi. Teknik kering mempunyai adekuasi sediaan yang sama baiknya dengan teknik konvensional. Tidak didapatkan perbedaan bermakna pada kedua kelompok ditinjau dari segi densitas seluler, adanya artefak akibat pengeringan di udara terbuka, serta ada tidaknya gangguan akibat latar belakang eritrosit dan latar belakang sel radang. Kesimpulan: Papsmear sediaan kering dapat dipakai sebagai alternatif pembuatan sediaan sitologi serviks saat larutan alkohol 95% tidak tersedia sebagai larutan fiksasi. [Maj Obstet Ginekol Indones 2006; 30-2: 145-51] Kata kunci: papsmear sediaan kering, rehidrasi, adekuasi sediaan.