tandar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menetapkan sembilan area kompetensi lulusan, termasuk kewirausahaan, sejalan dengan data tingkat pengangguran lulusan SMK yang masih tinggi. Dalam menghadapi keterbatasan lapangan kerja, sektor informal dan kewirausahaan menjadi alternatif yang potensial. Dengan memahami konsep business model canvas (BMC), siswa dapat diajar untuk mengelola bisnisnya sendiri dan menciptakan lapangan kerja. Meskipun lulusan SMK memiliki peluang tinggi dalam berwirausaha, pelatihan kewirausahaan di SMKN 2 Denpasar perlu ditingkatkan, dan BMC menjadi salah satu alat yang efektif. Model bisnis BMC merupakan pendekatan yang efisien untuk perencanaan bisnis, terutama dalam konteks kewirausahaan. BMC mencakup sembilan model utama, termasuk Customer Segment, Value Propositions, Channels, Customer Realtionships, Revenue Streams, Key Activities, Key Resources, Key Partnership, dan Cost Structure. Berdasarkan permasalahan pada SMKN 2 Denpasar, pembelajaran kewirausahaan perlu ditingkatkan untuk meningkatkan minat siswa menjadi wirausaha. Hasil wawancara dengan pihak sekolah menunjukkan kurangnya kesiapan dan kepercayaan diri siswa dalam membuka bisnis. Untuk mengatasi hal ini, pelatihan BMC diusulkan sebagai solusi. Pelatihan ini akan membimbing siswa dalam merancang rencana bisnis yang komprehensif, meningkatkan pemahaman mereka tentang aspek-aspek kunci dalam menjalankan bisnis, dan memberikan kepercayaan diri untuk memulai usaha mereka sendiri. Dari hasil evaluasi, pelatihan BMC yang dilaksanakan dapat meningkatkan keterampilan kewirausahaan siswa SMKN 2 Denpasar dan membantu menciptakan generasi yang siap berwirausaha