Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENGARUH TERAPI PIJAT KAKI TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI PRIMER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIGEMBLONG: The Effect of Foot Massage Therapy on Lowering Blood Pressure in Primary Hypertension Patients in The Working Area of Cigemblong Health Center Hakiki, Beni Zaenal; Rakhmawati, Arifah
Jurnal Ilmiah Keperawatan (Scientific Journal of Nursing) Vol. 9 No. Supp-1 (2023): JIKep | Edisi Khusus 1 2023
Publisher : UPPM STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33023/jikep.v9i3.1596

Abstract

Pendahuluan : Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang akhir-akhir ini menjadi masalah kesehatan yang meluas. Satu miliar orang di dunia menderita hipertensi dan 90-95% kasusnya tidak terdiagnosis dan diperkirakan akan meningkat menjadi 1,15 miliar kasus pada tahun 2025. Salah satu upaya untuk menurunkan tekanan darah adalah terapi pijat kaki, yaitu teknik relaksasi yang memungkinkan darah mengalir ke seluruh tubuh. berkat pelebaran pembuluh darah. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh terapi pijat kaki terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi primer di wilayah kerja Puskesmas Cigemblong tahun 2022. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan jenis penelitian pre-eksperimental, dengan One Group Pretest-Postest Design. Hasil: Rata-rata tekanan darah sistole dan diastole responden sebelum diberikan terapi pijat kaki sebesar 158,80/98,30 mmHg dan setelah diberikan terapi pijat kaki sebesar 144,63/89,87 mmHg, hasil uji statistik t-test berpasangan dan nilai p 0,000 (p-value = < 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa terapi pijat kaki berpengaruh terhadap tekanan darah pada pasien. Kesimpulan: Penelitian ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam pemberian terapi non farmakologi yakni terapi pijat kaki pada penderita hipertensi primer
PENGARUH TINDAKAN SUCTION PADA PERUBAHAN SATURASI OKSIGEN PADA PASIEN PNEUMONIA Yogasara, Yoseph; Rakhmawati, Arifah; Murtiani, Farida; Widiantari, Aninda Dinar
Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Ilmiah Keperawatan IMELDA
Publisher : Program Studi S1/DIII-Keperawatan Universitas Imelda Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52943/jikeperawatan.v9i2.1241

Abstract

ICU patients who use mechanical ventilators need intensive monitoring including blood gas analysis which contains oxygen saturation (SpO2). Suctioning is performed to clear airway, reduce sputum retention and prevent lung infection in advance. We studied effect of suctioning on oxygen saturation in pneumonia patients who used mechanical ventilator. This research was a quasi-experimental research with one group pretest-posttest design. We investigated 30 intensive care unit patients. Intervention was suctioning in semifowler position. Oxygen saturation was measured with pulse oximetry. Results showed that average oxygen saturation before intervention was 94,87% while after intervention was 96,93%. We performed Wilcoxon test and obtained p-value = 0.001. It concluded that suction affects oxygen saturation in pneumonia patients on ventilators in the ICU RSPI Sulianti Saroso with an average increase of 2.067%.
Efektivitas Mengunyah Permen Karet dan Mobilisasi Dini terhadap Pemulihan Peristaltik Usus pada Pasien Post Operasi Laparatomi (Apendisitis) Dengan General Anesthesi di RSUD Karawang Rakhmawati, Arifah; Nu’manudin, Nu’manudin
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 5, No 11 (2025): Volume 5 Nomor 11 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v5i11.19719

Abstract

ABSTRACT The surgical process and the use of general anesthesia in laparotomy surgery are the causes of decreased intestinal noise. The number of patients who experience a delay in the return of bowel noise after laparotomy surgery is the reason why the right intervention is needed to accelerate the return time of intestinal noise. One of the non-pharmacological interventions that can be used is chewing gum and early mobilization. To see the difference in the return time of bowel noise between the gum chewing intervention group and the early mobilization intervention in patients after laparotomy (appendicitis) surgery. This study uses a quasi experiment type of post-test only control group design. A total of 20 samples from each intervention group were taken by purposive sampling technique. Data were collected using observation sheets to calculate the return time of intestinal noise of patients after laparotomy surgery (appendicitis) in the gum chewing intervention group (n=20) and the early mobilization intervention group (n=20), and were analyzed using the Mann Whitney nonparametric differential test. The intervention group chewed gum once for 30 minutes and early mobilization was measured every 30 minutes for 120 minutes. The results showed that there was a difference in the return time of intestinal noise in the chewing gum intervention group, which was 25 minutes with a minimum return time of intestinal noise, which was at 10 minutes and the maximum time of return of intestinal noise, which was 45 minutes, and the early mobilization group, which was 26.5 minutes with a minimum return time of intestinal noise, which was at 15 minutes, and the maximum time of return of intestinal noise, at 50 minutes. Based on the results of this study, it is hoped that chewing gum intervention can be one of the non-pharmacological interventions that can be considered as part of the standard operating procedure in accelerating the return of intestinal noise in patients after laparotomy surgery.  Keywords: Bowel Sound Laparotomy, Chewing Gum, Early Mobilization, Postoperative.  ABSTRAK Proses pembedahan dan penggunaan anestesi umum dalam bedah laparotomi menjadi penyebab penurunan bising usus. Masih banyaknya pasien yang mengalami keterlambatan pengembalian bising usus pasca bedah laparotomi menjadi alasan diperlukannya intervensi yang tepat untuk mempercepat waktu kembalinya bising usus. Salah satu intervensi non farmakologi yang dapat digunakan adalah mengunyah permen karet dan mobilisasi dini. Untuk melihat perbedaan waktu kembalinya bising usus antara kelompok intervensi mengunyah permen karet dan intervensi mobilisasi dini pada pasien pasca bedah laparotomi (apendisitis). Penelitian ini menggunakan quasi experiment jenis post-test only control group design. Sebanyak 20 sampel dari masing – masing kelompok intervensi dan diambil dengan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan lembar observasi untuk menghitung waktu kembalinya bising usus pasien pasca bedah laparotomi (apendisitis) pada kelompok intervensi mengunyah permen karet (n=20) dan kelompok intervensi mobilisasi dini (n=20), serta dianalisis menggunakan uji beda nonparametrik Mann Whitney. Kelompok intervensi mengunyah permen karet satu kali selama 30 menit dan mobilisasi dini diukur setiap 30 menit selama 120 menit. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan waktu kembalinya bising usus pada kelompok intervensi mengunyah permen karet yaitu 25 menit dengan waktu minimum kembalinya bising usus yaitu pada menit 10 dan waktu maksimum kembalinya bising usus pada menit 45 dan kelompok mobilisasi dini yaitu 26.5 menit dengan waktu minimum kembalinya bising usus yaitu pada menit 15 dan waktu maksimum kembalinya bising usus pada menit 50. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan intervensi mengunyah permen karet dapat menjadi salah satu intervensi non farmakologi yang dapat dipertimbangkan sebagai bagian dari standar operasional prosedur dalam mempercepat kembalinya bising usus pasien pasca bedah laparotomi.  Kata Kunci: Bising Usus, Laparotomi, Mengunyah Permen Karet, Mobilisasi Dini, Pasca Bedah. 
Pengaruh Slow Deep Breathing Terhadap Tekanan Darah pada Penderia Hipertensi di Wilayah Puskesmas Tarumajaya Tahun 2023 Fadilah, Rizka; Rakhmawati, Arifah
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 11 (2023): Volume 3 Nomor 11 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v3i11.11088

Abstract

ABSTRACT Increasing globalization in various skills that cover a range of technologies causes a transformation of behavior patterns and lifestyles in society. Hypertension is one of the problems in the blood vessels that causes the supply of oxygen and nutrients transported by the blood to stagnate to the body tissues that need it. Objective: Knowing the Effect of Slow Deep Breathing on Reducing High Blood Pressure in Hypertension Sufferers in the Tarumajaya Health Center Area in 2023. Quantitative True Experiment Technique with Non Probability sampling technique with 33 respondents, then pre-test and post-test blood pressure measurement in hypertension sufferers was given. There is a relationship between smoking and obesity in increasing blood pressure as many as 21 people out of 33 respondents. obtained the average pre systole and pre diastole before the Slow Deep Breathing intervention was 1.36 and 1.27, after the Slow Deep Breathing intervention was carried out post systole and post systole were 1.36 and 1.18 with a P-Value of 0.001. There is an effect of Slow Deep Breathing on reducing blood pressure in people with hypertension. Other researchers are able to use other factors that can influence high blood pressure so that they can provide other effective therapies to lower blood pressure. Keywords: The Effect of Slow Deep Breathing on Lowering Blood Pressure in Hypertension Sufferers  ABSTRAK  Meningkatnya globalisasi di berbagai keahlian yang mencangkup rangkaian teknologi menyebabkan terdapat transformasi pola perilaku dan gaya hidup pada masyarakat. Hipertensi yakni salah satu masalah pada pembuluh darah yang menyebabkan persediaan oksigen serta nutrisi yang di angkut oleh darah tersendat hingga ke jaringan tubuh yang memerlukannya. Tujuan : Mengetahui Pengaruh Slow Deep Breathing Terhadap Penurunan Tekanan Darah Tinggi Pada Penderita Hipertensi di Wilayah Puskesmas Tarumajaya tahun 2023. Teknik True Eksperimen Kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel Non Probability sampling dengan responden berjumlah 33 orang, kemudian di berikan pre test dan post test pengukuran tekanan darah pada penderita hipertensi. Ada hubungan antara merokok dan obesitas pada peningkatan tekanan darah sebanyak 21 orang dari 33 responden. di dapatkan rata-rata pre sistol dan pre diastol sebelum dilakukan intervensi Slow Deep Breathing adalah 1.36 dan 1.27, setelah di lakukan intervensi Slow Deep Breathing post sistol dan post sistol adalah 1.36 dan 1.18 dengan P-Value 0,001. Adanya Pengaruh Slow Deep Breathing  terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Peneliti lain mampu menggunakan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi tinggi nya tekanan darah sehingga dapat memberikan terapi efektif lainnya untuk menurunkan tekanan darah. Kata Kunci : Pengaruh Slow Deep Breathing Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi
Pengaruh Terapi Musik Klasik terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi Primer di RW 03 Desa Kalijambe Bekasi Widyaningsih, Rizki Putri; Rakhmawati, Arifah
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 8 (2023): Volume 3 Nomor 8 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.821 KB) | DOI: 10.33024/mahesa.v3i8.10774

Abstract

ABSTRACT  Heart and blood vessel (cardiovascular) disease is a major health problem in both developed and developing countries. This is supported by poor eating patterns and also a lack of physical activity such as exercise which can cause hypertension. To know the effect of music therapy on reducing blood pressure in patients with primary hypertension in RW 03 Kalijambe Village, Bekasi. This research is a type of quantitative research, using a pre-experimental approach with a one group pre test post test design approach, where the experimental group is seen before the treatment (pretest), after the treatment (post test) to determine the Effect of Giving Classical Music Therapy . Based on the results of statistical tests using the Wilcoxon test, it is known that the p value of systolic blood pressure before and after classical music therapy is given a p value of 0.000 (<0.05) and diastolic blood pressure before and after classical music therapy get a p value of 0.000 (<0.05). So it can be concluded that there is an effect of classical music therapy on changes in blood pressure in hypertension sufferers. The distribution of blood pressure in hypertensive patients after classical music therapy is known after systolic blood pressure with a median value of 148.00 and a standard deviation value of 6.498. Meanwhile, after diastolic blood pressure with a median value of 87.00 and a standard deviation value of 5.191. Keywords : Classical Music Therapy, Patients with Hypertension  ABSTRAK Penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) merupakan masalah kesehatan utama di negara maju maupun negara berkembang. Hal ini didukung oleh karena pola makan yang kurang baik dan juga kurangnya aktivitas fisik seperti olahraga sehingga dapat menyebabkan terjadinya penyakit Hipertensi. Diketahuinya pengaruh dalam pemberian terapi musik terhadap penurunan tekanan darah pada penderita dengan hipertensi primer di RW 03 Desa Kalijambe Bekasi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, menggunakan metode pendekatan pre – eksperimental dengan pendekatan one group pre test post test design, dimana kelompok eksperimen dilihat sebelum perlakukan (pretest), setelah adanya perlakukan (post test) untuk mengetahui Pengaruh Pemberian Terapi Musik Klasik. Berdasarkan hasil uji statistik  dengan menggunakan uji wilcoxon diketahui bahwa nilai p value dari tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah dilakukan terapi musik klasik di dapatkan nilai p value 0,000 (< 0,05) dan tekanan darah diastolik sebelum dan sesudah dilakukan terapi musik klasik di dapatkan nilai p value 0,000 (<0,05). Sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh terapi musik klasik terhadap perubahan tekanan darah penderita hipertensi. Distribusi tekanan darah pada penderita hipertensi sesudah dilakukan terapi musik klasik diketahui tekanan darah sistolik sesudah dengan nilai median 148,00 dan nilai standar deviasi 6,498. Sedangkan tekanan darah diastolik sesudah dengan nilai median 87,00 dan nilai standar deviasi 5,191. Kata Kunci: Terapi Musik Klasik, Penederita Hipertensi
Pengaruh Foot Manual Massage terhadap Peningkatan Sensitivitas Kaki Pasien Diabetes Melitus di Klinik Pratama Balai Pengobatan Jatibening Ekavito, Rr. Rizki Sekarini; Rakhmawati, Arifah
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 9 (2023): Volume 3 Nomor 9 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v3i9.10879

Abstract

ABSTRACT Diabetes mellitus occurs due to unhealthy lifestyles that cause chronic and long-term blood sugar levels to rise above normal thresholds. Diabetes Mellitus is a progressive chronic disease characterized by the body's inability to metabolize. The purpose of conducting this study is to determine the effect of foot manual massage on increasing the sensitivity of patients' feet in patients with diabetes mellitus at the Pratama Clinic of Jatibening Medical Center in 2023.  Data collection by distributing questionnaire sheets, this research design is descriptive with a cross sectional approach. This type of  research is an experiment with the research design used is quasi-experiment with pretest – posttest.  With Purposive Sampling sampling techniques, then given pre  test and post test  to patients with diabetes mellitus to determine the effect of  foot manual massage on foot sensitivity. Based on bivariate tests  in the Foot Manual Massage  group and increased left sensitivity sig values in the left leg pre-test of 0.085 (P> 0.05) Post-test of 0.060 (P> 0.05).  So it has a conclusion that all these data have been distributed normally and can be tested paired until T-tests. And the results of   the Paired Sample T-Test show that there is a significant effect between foot manual massage on increasing foot sensitivity in diabetics at the Jatibening Medicine Center Pratama Clinic in 2023. From the results of this study, there is an effect after foot manual massage on increasing foot sensitivity in diabetic patients at the Jatibening Medical Center Pratama Clinic. And it is expected that the Jatibening Medical Center Pratama Clinic will provide information about foot manual massage to increase sensitivity in the feet.  ABSTRAK Diabetes melitus terjadi akibat pola hidup tidak sehat yang menyebabkan kadar gula darah kronis dan jangka panjang naik di atas ambang batas normal. Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis progresif yang ditandai dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolisme. Tujuan dalam melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Foot Manual Massage Terhadap Peningkatan Sensitivitas Kaki Pasien Pada Penderita Diabetes Melitus Di Klinik Pratama Balai Pengobatan Jatibening Tahun 2023. Pengambilan data dengan menyebarkan lembar kuesioner, desain penelitian ini adalah deskriktif dengan pendekatan cross sectional. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan pretest – posttest.  Dengan tehnik pengambilan sampel Purposive Sampling, kemudian diberikan pre test dan post test pada penderita diabetes melitus untuk mengetahui pengaruh  foot manual massage terhadap sensitivitas kaki. Berdasarkan uji bivariat Pada kelompok Foot Manual Massage Dan Peningkatan Sensitivitas Kiri nilai sig pada pre-test kaki kiri sebesar 0,085 (P> 0,05) Post-test sebesar 0,060 (P> 0,05). Sehingga memiliki kesimpulan bahwa semua data tersebut telah berdistribusi normal dan dapat dilakukan pengujian paired sampe T-tes. Dan hasil Uji Paired Sample T-Test menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara foot manual massage terhadap peningkatan sensitivitas kaki pada penderita diabetes di Klinik Pratama Balai Pengobatan Jatibening Tahun 2023. Dari hasil penelitian ini, Terdapat pengaruh setelah diberikan foot manual massage terhadap peningkatan sensitivitas kaki pada pasien diabetes di Di Klinik Pratama Balai Pengobatan Jatibening. Dan diharapkan Klinik Pratama Balai Pengobatan Jatibening untuk memberikan informasi mengenai foot manual massage terhadap peningkatan sensitivitas pada kaki.
Efektifitas Minyak Zaitun dan Kasur Anti Dekubitus terhadap Kejadian Luka Tekan pada Pasien Stroke Non Hemoragik di RSUD Kabupaten Bekasi Selfi, Selfi; Rakhmawati, Arifah
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 5, No 5 (2025): Volume 5 Nomor 5 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v5i5.16342

Abstract

ABSTRACT Non-hemorrhagic stroke is a blockage of cerebral blood vessels by plaque consisting of protein, calcium, and fat that causes the flow of oxygen through the arteries to be obstructed. In stroke patients it can affect the length of hospitalization, with patients lying for a long time posing a risk of pressure sores. This pressure sore is a common phenomenon that is often found in stroke patients with prolonged bedrest. So that skin care is needed by using olive oil. In addition to skin care, anti-decubitus mattresses can also be used to prevent pressure sores. To determine the effectiveness of using olive oil and anti-decubitus mattresses on the incidence of wounds in stroke patients in the Tulip Room, Bekasi Regency Hospital in 2024.The research design used a Quasi experiment with two groups divided, namely the olive oil group and the anti-decubitus mattress group. The number of samples was 54 respondents by fulfilling the inclusion and exclusion criteria.of univariate analysis showed that the average age of respondents was 55 years with an average length of stay of 3 days. In measuring the Braden scale to prevent the risk of pressure sores, respondents with the highest score were 37.0% for high risk. The results of bivariate analysis in the independent sample T-test test p-value = 0.060 <0.05 for olive oil and p-value = 0.061 <0.05 for anti-decubitus mattresses, this means that the incidence of pressure sores using olive oil is more effective than using anti-decubitus mattresses.Nurses can apply pressure sore prevention methods using olive oil and anti-decubitus mattresses, so that nursing care can be achieved.  Keywords: Non-Hemorrhagic Stroke, Pressure Sores, Olive Oil, Anti-Decubitus Mattresses  ABSTRAK Stroke non hemoragik merupakan penyumbatan pembuluh darah di otak oleh plak yang terdiri dari protein, kalsium, dan lemak yang menyebabkan terjadinya aliran oksigen yang melalui arteri menjadi terhambat. Pada pasien stroke bisa berpengaruh dengan lama nya rawat inap, dengan pasien yang terbaring lama menimbulkan resiko terjadinya luka tekan. Luka tekan ini merupakan fenomena yang paling sering dijumpai pada pasien stroke dengan bedrest yang lama. Sehingga diperlukan perawatan kulit dengan menggunakan minyak zaitun. Selain perawatan kulit, kasur anti dekubitus juga dapat digunakan untuk pencegahan luka tekan. untuk mengetahui efektifitas penggunaan minyak zaitun dan kasur anti dekubitus terhadap kejadian luka pada pasien stroke di Ruang Tulip RSUD Kabupaten Bekasi tahun 2024. Desain penelitian menggunaka Quasi experiment dengan dibagi dua kelompok yaitu kelompok minyak zaitun dan kelompok kasur anti dekubitus. Jumlah sampel yang digunakan 54 responden dengan memenuhi pada kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil analisis univariat rata-rata usia responden 55 tahun dengan rata-rata lama rawat 3 hari. Pada pengukuran skala braden untuk mencegah resiko luka tekan, responden dengan score paling banyak 37,0% untuk resiko tinggi. Hasil analisis bivariat pada uji independent sample T-test nilai p-value = 0,060 < 0,05 untuk minyak zaitun dan nilai p-value = 0,061 < 0,05 untuk kasur anti dekubitus hal ini dapat diartikan bahwa kejadian luka tekan yang menggunakan minyak zaitun lebih efektif dari pada menggunakan kasur anti dekubitus. Perawat dapat mengaplikasikan cara pencegahan luka tekan dengan menggunakan minyak zaitun dan kasur anti dekubitus, sehingga dapat tercapainya asuhan keperawatan. Kata Kunci: Stroke Non Hemoragik, Luka Tekan, Minyak Zaitun, Kasur Anti Dekubitus
Efektivitas Terapi Teh Daun Kelor dan Teh Hijau Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Sewaktu (GDS) pada Penderita Diabetes Melitus di Puskesmas Palimanan Kabupaten Cirebon Dewi, Santika; Rakhmawati, Arifah
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 4, No 12 (2024): Volume 4 Nomor 12 (2024)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v4i12.16344

Abstract

ABSTRACT Diabetes mellitus is a collection of metabolic disorders characterized by elevated blood sugar levels (hyperglycemia) caused by disturbances in insulin secretion, insulin function, or both. Management of diabetes mellitus not only includes pharmacological therapy, but also involves non-pharmacological therapy, including complementary therapy. Complementary therapies that can be given are moringa tea therapy and green tea therapy. The purpose of this study was to determine the effectiveness of moringa and green tea therapy on reducing blood sugar levels during (GDS) in patients with diabetes mellitus at Palimanan Health Center, Cirebon Regency in 2024. This study used quasy experimental with Non Equivalent Control Group Design. Sampling using purposive sampling with a sample of 48 respondents. Data collection using observation sheets and questionnaires. Data analysis was performed by univariate analysis and bivariate analysis using independent t-test and paired t-test. The results showed that the average blood sugar level before being given tea was 246.04 mg/dl, after 188.50 mg/dl while in green tea the average was obtained before 247.92 mg/dl, after 200.08 mg/dl. Statistical test results after intervention using independent t-test showed a value of p = 0.004 (p<0.05). The conclusion of this study is that there is a difference in effectiveness between the two, giving moringa tea therapy is more effective than green tea with a mean of 57.542 and 47.833 respectively.  Keywords: Diabetes Mellitus, Moringa Leaf Tea, Green Tea, Blood Sugar Levels   ABSTRAK Diabetes melitus adalah kumpulan gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah (hiperglikemia) yang disebabkan oleh gangguan dalam sekresi insulin, fungsi insulin, atau keduanya. Penatalaksanaan diabetes melitus tidak hanya mencakup terapi farmakologi, tetapi juga melibatkan terapi non-farmakologi, termasuk terapi komplementer. Terapi komplementer yang dapat diberikan yaitu terapi teh daun kelor dan terapi teh hijau. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas terapi teh daun kelor dan teh hijau terhadap penurunan kadar gula darah sewaktu (GDS) pada penderita diabetes melitus di Puskesmas Palimanan Kabupaten Cirebon tahun 2024. Penelitian ini menggunakan quasy experimental dengan Non Equivalent Control Group Design. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan sampel 48 responden. Pengambilan data menggunakan lembar observasi dan kuesioner. Analisa data dilakukan dengan analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji paired t-test dan uji independent t-test. Hasil penelitian menunjukkan rerata kadar gula darah sebelum diberikan teh 246.04 mg/dl, sesudah 188.50 mg/dl sedangkan pada teh hijau didapatkan rerata sebelum 247,92 mg/dl, sesudah 200.08 mg/dl. Hasil uji statistik sesudah intervensi menggunakan independet t-test menunjukkan nilai p = 0.004 (p<0.05). Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat perbedaan efektifitas diantara keduanya, pemberian terapi teh daun kelor lebih efektif dibandingkan teh hijau dengan masing-masing rerata 57.542 dan 47.833. Kata Kunci: Diabetes Melitus, Kadar Gula Darah, Teh Daun Kelor, Teh Hijau