Porositas dan permeabilitas batuan merupakan salah satu sifat batuan penyebab terjadinya tanah longsor. Analisis porositas dan permeabilitas penting dilakukan untuk mengetahui struktur pori untuk memprediksi pergerakan fluida di dalam pori batuan. Citra digital sampel batuan yang digunakan merupakan citra digital sampel batuan DP II, DP III, DP IV, dan DP V dari daerah rawan longsor Desa Prendengan Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara. Sampel batuan dianalisis menggunakan citra digital melalui pemindaian dengan Micro-CT Skyscan 1173 dengan resolusi citra sebesar 7,8375 µm/pixel. Data yang didapatkan selanjutnya dihitung nilai porositas dan permeabilitas batuan, agar diketahui pengaruhnya terhadap kelongsoran. Nilai porositas yang dihitung merupakan porositas total, porositas terbuka, dan porositas tertutup menggunakan sofware CT-Analyser. Sedangkan nilai permeabilitas dihitung menggunakan Palabos (Parallel Lattice Boltzmann Solver) dengan bahasa pemrograman pada software Matlab dan teknik grup renormalisasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa batuan DP II memiliki nilai porositas sebesar 6,55%, batuan DP III memiliki nilai porositas sebesar 4,61%, batuan DP IV memiliki nilai porositas sebesar 51,18%, dan batuan DP V memiliki nilai porositas sebesar 60,21%. Permeabilitas sampel batuan DP III memiliki nilai terendah dari DP II, DP IV, dan DP V. Berdasarkan hasil yang diperoleh diketahui bahwa rendahnya porositas dan permeabilitas pada batuan DP III menunjukkan bahwa batuan DP III memiliki struktur yang kompak dan impermeable, sehingga memungkinkan DP III berfungsi sebagai bidang gelincir tanah longsor. Sedangkan sampel batuan DP IV dan DP V memiliki nilai permeabilitas yang tinggi sehingga berpotensi sebagai zona longsoran. Semakin tinggi porositas yang saling terkoneksi satu sama lain pada batuan maka semakin besar permeabilitas batuan tersebut yang mengakibatkan laju infiltrasi yang tinggi dan berpotensi sebagai zona longsoran. Hasil analisis menunjukkan bahwa batuan DP II memiliki nilai porositas sebesar 6,55%, batuan DP III memiliki nilai porositas sebesar 4,61%, batuan DP IV memiliki nilai porositas sebesar 51,18%, dan batuan DP V memiliki nilai porositas sebesar 60,21%. Permeabilitas sampel batuan DP III memiliki nilai terendah dari DP II, DP IV, dan DP V. Kecilnya porositas dan permeabilitas pada batuan DP III menunjukkan bahwa batuan DP III memiliki struktur yang kompak dan impermeable sehingga memungkinkan DP III berfungsi sebagai bidang gelincir tanah longsor. Sampel batuan DP IV dan DP V memiliki nilai permeabilitas yang tinggi sehingga berpotensi sebagai zona longsoran.