Afriyani, Luvi Dian Afriyani
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Literature Review : Faktor Yang Memengaruhi Penggunaan KB Pascasalin Wahyuni, Sri; Burhan, Nurasia; Marlina, Leni; Afriyani, Luvi Dian Afriyani
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 3 No. 2 (2024): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Family planning program as one of the programs for population control through birth control. Postpartum Family Planning (postpartum) is a service provided to postpartum patients up to 42 days. Postpartum family planning is an effort to prevent pregnancy by using contraceptive devices and drugs immediately after giving birth up to 42 days/6 weeks after giving birth. Postpartum contraception is a method of preventing pregnancy that is applied immediately after giving birth to avoid unplanned pregnancies. The application of this contraception is important to provide a safe distance between pregnancies, reduce health risks to the mother and baby, and provide recovery time for the mother's body after giving birth. Some commonly used postpartum contraception methods include intrauterine contraceptive devices (IUDs), implants, injections, and other hormonal contraceptives, which can be applied immediately after birth or within a certain period of time afterward. In addition, the lactational amenorrhea method (LAM) is also a natural choice, especially for mothers who breastfeed exclusively. The choice of contraceptive method must consider the mother's health condition, plans for the next pregnancy, and individual preferences. Counseling and assistance from health workers are needed to provide accurate information about the appropriate method, so that mothers can make the right and informed decisions. The use of postpartum contraception is expected to support the reproductive health and well-being of mothers and families. In this article, the author searched various literature sources in the form of articles, journals, documents related to the problems studied in this research.   Abstrak Program KB sebagai salah satu program untuk pengendalian penduduk melalui pengaturan kelahiran. Keluarga Berencana Pasca Persalinan (postpartum) adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien pasca persalinan sampai kurun waktu 42 hari KB pasca persalinan merupakan upaya pencegahan kehamilan dengan menggunakan alat dan obat kontrasepsi segera setelah melahirkan sampai dengan 42 hari/ 6 minggu setelah melahirkan. Kontrasepsi pasca salin merupakan metode pencegahan kehamilan yang diterapkan segera setelah persalinan untuk menghindari kehamilan yang tidak direncanakan. Penerapan kontrasepsi ini penting guna memberikan jarak yang aman antara kehamilan, mengurangi risiko kesehatan pada ibu dan bayi, serta memberikan waktu pemulihan bagi tubuh ibu setelah melahirkan. Beberapa metode kontrasepsi pasca salin yang umum digunakan meliputi alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), implan, suntik, dan kontrasepsi hormonal lainnya, yang dapat diterapkan segera setelah kelahiran atau dalam kurun waktu tertentu setelahnya. Selain itu, metode amenore laktasi (MAL) juga menjadi pilihan alami, terutama bagi ibu yang menyusui secara eksklusif. Pemilihan metode kontrasepsi harus mempertimbangkan kondisi kesehatan ibu, rencana kehamilan berikutnya, serta preferensi individu. Penyuluhan dan pendampingan dari tenaga kesehatan sangat dibutuhkan untuk memberikan informasi yang tepat mengenai metode yang sesuai, sehingga ibu dapat membuat keputusan yang tepat dan terinformasi. Penggunaan kontrasepsi pasca salin diharapkan dapat mendukung kesehatan reproduksi dan kesejahteraan ibu serta keluarga. Pada artikel    ini,    penulis    melakukan    pencarian    terhadap berbagai sumber literatur berupa artikel, jurnal, dokumen yang  berkaitan  dengan  permasalahan  yang  dikaji  dalam penelitian ini.
Edukasi Pijat Konstipasi untuk Mencegah Sembelit pada Bayi Umur 6 – 12 Bulan di Desa Bogosari, Pringsari, Pringapus, Kabupaten Semarang Audina, Yordania Vitax; Anggraeni, Sovia Puspita; Andriani, Tithin; Evania, Irma; Agustina, Ajeng; Afriyani, Luvi Dian Afriyani; Masruroh; Moneca Dyah Listiyaningsih
Prosiding Seminar Nasional dan CFP Kebidanan Universitas Ngudi Waluyo Vol. 4 No. 1 (2025): Prosiding Seminar Nasional dan Call for Paper Kebidanan Universitas Ngudi Waluy
Publisher : Universitas Ngudi Waluyo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Functional constipation is a common clinical condition and digestive disorder with a high global prevalence. There are different approaches to treating constipation in babies. Although some pharmacological approaches involve the use of laxatives, non-pharmacological approaches are recommended to increase safety, one of which is with constipation massage. The lack of knowledge of caregivers related to the treatment of constipation using baby massage is due to the fact that there has never been any education and training on baby massage provided to the bogosari posyandu. So that the treatment carried out by caregivers when the baby experiences constipation is by giving laxatives. Excessive use of laxatives, enemas, or suppositories can worsen constipation and even lead to constipation that is difficult to manage without laxatives. This research method is quantitative descriptive research using non-probability sampling techniques. The population and sample used were all caregivers as many as 23 people. The data analysis used in this study is univariate analysis. The results of the study showed an increase in the percentage of answers about constipation massage knowledge by 14% This shows that after this activity there was a significant increase in the knowledge of mothers.   Abstrak Konstipasi fungsional adalah kondisi klinis umum dan gangguan pencernaan dengan prevelensi global yang tinggi. Ada pendekatan berbeda untuk mengatasi sembelit pada bayi. Meskipun beberapa pendekatan farmakologis melibatkan penggunaan obat pencahar, pendekatan non farmakologis direkomendasikan untuk meningkatkan keamanan, salah satunya yaitu dengan pijat konstipasi. Kurangnya pengetahuan pengasuh terkait penanganan konstipasi menggunakan pijat bayi dikarenakan belum pernah dilakukannya edukasi serta pelatihan pijat bayi yang diberikan ke posyandu bogosari. Sehingga penanganan yang dilakukan pengasuh saat bayi mengalami konstipasi yaitu dengan memberikan obat pencahar. Metode Pre-test dan Post-test adalah dua instrument yang digunakan untuk menilai pemahaman Ibu tentang pengetahuan mengenai pijat konstipasi dan teknik pijat bayi pada saat sebelum dan setelah kegiatan dilaksanakan. Evaluasi ini sangat penting untuk mengetahui efektivitas edukasi dan pelatihan yang telah dilakukan. Populasi dan sampel yang digunakan yaitu seluruh pengasuh sebanyak 23 orang. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat. Hasil kegiatan ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan yang ditunjukkan dari nilai pretest sebagian berpengtahuan tentang pijat kosntipasi (65%) lalu meningkat pada nilai post test sebagian besar berpengetahuan tentang pijat konstipasi (79%)  Hal ini menunjukan bahwa setelah dilakukan kegiatan ini terjadi peningkatan yang signifikan terhadap pengetahuan Ibu. Diharapkan setelah dilakukan edukasi mengenai pijat konstipasi dapat memberi gambaran sehingga ibu bisa mengatasi kejadian konstipasi pada bayi dirumah.