Andry Liu, Wahyu
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

POTENSI PENYEBARAN PENYAKIT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DENGAN METODE K-MEANS CLUSTERING Andry Liu, Wahyu; Yanuarsyah, Iksal; Fatimah, Fety
JATI (Jurnal Mahasiswa Teknik Informatika) Vol. 9 No. 2 (2025): JATI Vol. 9 No. 2
Publisher : Institut Teknologi Nasional Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/jati.v9i2.13171

Abstract

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang prevalensinya tinggi dan berdampak signifikan terhadap kesehatan masyarakat, terutama di daerah dengan kondisi lingkungan yang kurang mendukung. Permasalahan yang ada di wilayah Gunung Putri salah satunya yaitu potensi terdampak ISPA masih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi penyebaran ISPA di wilayah tertentu dengan menggunakan metode K-means clustering, sebuah teknik analisis data yang kuat dan efektif untuk mengelompokkan data berdasarkan kedekatan jarak. Metode K-means clustering digunakan untuk menganalisis data kejadian ISPA yang dikumpulkan dari berbagai sumber, termasuk data demografis, lingkungan, dan kesehatan masyarakat. Data ini kemudian diproses dan dianalisis untuk mengidentifikasi klaster-klaster atau kelompok wilayah dengan tingkat insiden ISPA yang tinggi. Dalam penelitian ini, setiap titik data mewakili insiden ISPA di lokasi tertentu, yang kemudian dikelompokkan menjadi beberapa klaster berdasarkan pola penyebaran geografisnya. Berdasarkan metode K-Means Clustering data sebaran ISPA di wilayah gunung putri terdapat 3 klaster yaitu 20% aman, 50% sedang dan, 30% bahaya wilayah dengan tingkat bahaya ditandai dengan warna merah, yang menunjukkan area dengan risiko ISPA paling tinggi. Wilayah ini meliputi bagian selatan Kecamatan Gunung Putri, termasuk Tlanjung Udik dan sekitarnya. Sebaliknya, wilayah yang lebih aman dari penyebaran ISPA ditandai dengan warna biru dan tersebar di beberapa area, terutama di wilayah tengah hingga utara seperti Nagrak. Area dengan warna merah dan coklat perlu menjadi prioritas dalam penanganan kesehatan, baik dalam hal pengendalian polusi maupun penyediaan fasilitas kesehatan.