Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Studi in Vitro Potensi Antibakteri Ekstrak Kasar Daun Ketapang (Terminalia Catappa) terhadap Bakteri Patogen Penyebab Vibriosis pada Budidaya Udang Vaname: In Vitro Antibacterial Activity of Crude Extracts from Ketapang Leaves (Terminalia catappa) Against Pathogenic Bacteria Causing Vibriosis in Vannamei Shrimp Farming Rangkuti, Rizky Fadilla Agustin; Sanoesi, Ellana; Suprastyani, Heny; Meilinda, Novia Shely; Amanda, Bethrin
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 9 No. 1 (2025): JFMR on March
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2025.009.01.13

Abstract

Vibriosis merupakan penyakit yang menginfeksi udang disebabkan oleh bakteri genus Vibrio. Vibrio vulnificus dan Vibrio alginolyticus merupakan spesies bakteri penyebab Vibriosis yang mampu menyebabkan kematian organisme hingga 80% dalam kurun waktu 24-72 jam. Upaya pengobatan menggunakan antibiotik dapat menyebabkan resistensi dalam jangka waktu lama. Alternatif yang dapat digunakan adalah pemanfaatan bahan alami, seperti daun ketapang (T. catappa) yang mengandung senyawa antibakteri, seperti tanin, saponin, fenolik, dan alkaloid. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri serta menentukan konsentrasi daya hambat ekstrak kasar daun ketapang terhadap bakteri V. vulnificus dan V. alginolyticus. Pengujian daya hambat ekstrak kasar daun ketapang terhadap bakteri V. vulnificus dan V. alginolyticus dilakukan melalui uji MIC dilanjutkan dengan difusi cakram. Konsentrasi ekstrak kasar daun ketapang yang digunakan pada uji MIC yaitu kontrol negatif (DMSO 10%), kontrol positif (Oxytetracycline 30 µg), A (62,5 ppm), B (125 ppm), C (250 ppm), D (500 ppm), dan E (1000 ppm) inkubasi 24 jam, sedangkan konsentrasi ekstrak kasar daun ketapang yang digunakan pada uji difusi cakram yaitu kontrol, A (500 ppm), B (725 ppm), dan C (1000 ppm), inkubasi 24 dan 48 jam. Parameter utama penelitian ini adalah nilai konsentrasi hambat minimal (MIC) dan diameter zona hambat. Penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kasar daun ketapang berpengaruh signifikan terhadap bakteri Vibrio vulnificus dan V. alginolyticus dengan konsentrasi penghambatan minimal (MIC) sebesar 500 ppm. Ekstrak kasar daun ketapang konsentrasi 500 ppm menghasilkan diameter zona hambat terkecil pada bakteri V. alginolyticus sebesar 7,18 ± 0,15 mm dan 8,50 ± 0,50 mm terhadap bakteri Vibrio vulnificus. Diameter zona hambat tertinggi terdapat pada konsentrasi 1000 ppm.   Vibriosis is a disease commonly infecting shrimp, caused by bacteria from the genus of Vibrio. Vibrio vulnificus and Vibrio alginolyticus are two of the Vibrio species responsible for Vibriosis, causing mortality rates of up to 80% within 24-72 hours. The treatment of bacterial diseases using antibiotics can lead to long-term resistance. An alternative approach is the use of natural materials, such as ketapang leaves (Terminalia catappa), which contain antibacterial phytocompounds such as tannins, saponins, phenolics, and alkaloids. This study aims to examine the antibacterial activity and determine the minimum inhibitory concentration (MIC) of crude ketapang leaf extract against Vibrio vulnificus and Vibrio alginolyticus. The inhibitory effect of ketapang leaf crude extract on Vibrio vulnificus and Vibrio alginolyticus was tested through Minimum Inhibitory Concentration (MIC) assays followed by disk diffusion tests. The concentrations of ketapang leaf crude extract used in the MIC test included a negative control (10% DMSO), a positive control (30 µg Oxytetracycline), and treatments A (62.5 ppm), B (125 ppm), C (250 ppm), D (500 ppm), and E (1000 ppm) with 24 hours of incubation. For the disk diffusion test, the concentrations included a control, A (500 ppm), B (725 ppm), and C (1000 ppm), with incubation periods of 24 and 48 hours. The main parameters in this study were the MIC value and the diameter of the inhibition zone. The study showed that ketapang leaf crude extract significantly affected Vibrio vulnificus and Vibrio alginolyticus, with a minimum inhibitory concentration (MIC) of 500 ppm. At a concentration of 500 ppm, the crude extract also produced the smallest inhibition zone diameter against V. alginolyticus (7.18 ± 0.15 mm) and V. vulnificus (8.50 ± 0.50 mm). The largest inhibition zone diameter was observed at a concentration of 1000 ppm.
Perbandingan Efisiensi Energi Sistem Aerasi Dan Sirkulasi Air Pada Budidaya Skala Kecil Dengan Kondisi Oksigen Terlarut Awal Berbeda Pramudia, Zulkisam; Valina, Rahmi; Fadjar, Mohamad; Rangkuti, Rizky Fadilla Agustin; Kurniawan, Andi
Jurnal Aquaculture Indonesia Vol 4, No 2 (2025)
Publisher : Prodi Akuakultur Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/jai.v4i2.6757

Abstract

Efisiensi sistem aerasi menjadi aspek krusial dalam budidaya perikanan skala kecil, terutama untuk menjaga kadar oksigen terlarut atau Dissolved Oxygen (DO) tetap optimal. Penelitian ini bertujuan membandingkan performa dan efisiensi energi aerator diffuser dan pompa sirkulasi dalam meningkatkan DO pada kolam fiber 1000 L selama 24 jam, dengan kondisi DO awal rendah. Dua perlakuan (P1: aerator diffuser dan P2: pompa sirkulasi) masing-masing diulang tiga kali, serta satu kontrol tanpa perlakuan. Hasil pengukuran DO dianalisis menggunakan ANOVA satu arah dengan uji lanjut BNT. Hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan (p < 0,05) antar perlakuan. Aerator diffuser (ΔDO = 3,50 mg/L) memberikan peningkatan DO tertinggi dan efisiensi energi 4,17 mg/L per kWh, lebih baik dibanding pompa sirkulasi (ΔDO = 2,70 mg/L; 3,21 mg/L per kWh). Kontrol menunjukkan penurunan DO alami sebesar 0,72 mg/L. Temuan ini menunjukkan bahwa aerator diffuser lebih efektif dan efisien secara energi dalam meningkatkan DO, serta lebih cocok diterapkan pada unit budidaya skala kecil
Pengaruh Perendaman Ekstrak Kasar Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) terhadap Histopatologi Hati Ikan Mas (Cyprinus Carpio) yang Diinfeksi Bakteri Pseudomonas Fluorescens: The Effect of Soaking Starfruit Leaf Extract (Averrhoa bilimbi L.) on the Histopathology of Carp (Cyprinus carpio) Liver Infected with Pseudomonas Fluorescens Nur’aini, Asy-Syfa’ Rahma; Suprastyani, Heny; Rangkuti, Rizky Fadilla Agustin
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 9 No. 3 (2025): JFMR on November
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2025.009.03.7

Abstract

Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan komoditas budidaya air tawar unggulan di Indonesia, namun rentan terhadap infeksi bakteri Pseudomonas fluorescens yang dapat menyebabkan kematian massal. Penggunaan antibiotik sebagai pengobatan menyebabkan resiko resistensi bakteri. Salah satu pengobatan alternatif alami yaitu memanfaatkan daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.). Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ekstrak kasar daun belimbing wuluh terhadap histopatologi hati ikan mas yang diinfeksi bakteri P. fluorescens. Penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan RAL dengan 5 perlakuan 3 ulangan, serta 2 kontrol positif dan negatif sebagai pembanding. Perlakuan pengobatan melalui metode perendaman pada penelitian ini menggunakan konsentrasi 5 ppm, 45 ppm, 85 ppm, 125 ppm, dan 165 ppm. Analisis histopatologi hati dan kelulushidupan ikan mas dilakukan menggunakan uji Kruskal–Wallis dan dilanjutkan dengan uji Dunn’s. Sementara itu, data jumlah leukosit dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA). Hasil menunjukkan bahwa ekstrak daun belimbing wuluh secara signifikan memengaruhi kerusakan histopatologi hati, dengan konsentrasi optimal 125 ppm yang memberikan kerusakan paling minimal (skor kongesti 1.20; degenerasi 1.47; inflamasi 1.40; nekrosis 1.33), serta meningkatkan jumlah leukosit (12,53×104 sel/mm3) dan kelulushidupan (93,33%).   Carp (C. carpio) is a superior freshwater aquaculture commodity in Indonesia, but is susceptible to P. fluorescens bacterial infection which can cause mass mortality. The use of antibiotics as a treatment causes the risk of bacterial resistance. One of the natural alternative treatments is utilizing starfruit leaves (A. bilimbi L.). This study aims to test the effect of crude extract of starfruit leaves on the histopathology of carp liver infected with P. fluorescens bacteria. The study was conducted experimentally using RAL with 5 treatments, 3 replications, and control as a comparison. The treatment treatment through the immersion method in this study used concentrations of 5 ppm, 45 ppm, 85 ppm, 125 ppm, and 165 ppm. Histopathological analysis of the liver and the survival rate of common carp were examined using the Kruskal–Wallis test, followed by Dunn’s test. Meanwhile, leukocyte count data were analyzed using analysis of variance (ANOVA). The results showed that starfruit leaf extract significantly affected histopathological liver damage, with an optimal concentration of 125 ppm which provided the most minimal damage (congestion score 1.20; degeneration 1.47; inflammation 1.40; necrosis 1.33), as well as increasing the number of leukocytes (12.53×104 cells/mm3) and survival rate (93,33%).