ABSTRAKHiperbilirubinemia merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi pada bayi baru lahir dan berisiko menimbulkan komplikasi neurologis. Faktor yang berkontribusi terhadap kejadian hiperbilirubinemia ialah pola menyusui dan permulaan laktasi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pola menyusui dan permulaan laktasi dengan kejadian hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo. Metode: Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan metode cross-sectional. Sampel terdiri dari 54 ibu postpartum yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan melalui kuesioner pola menyusui, lembar observasi, dan pengukuran kadar bilirubin menggunakan alat transcutaneus bilirubin (TcB). Analisis data dilakukan menggunakan uji Fisher exact. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden (74,1%) memiliki pola menyusui yang kurang baik, dan 87% mengalami permulaan laktasi pada hari kedua. Angka kejadian hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir mencapai 50%. Uji statistik menunjukkan hubungan signifikan antara pola menyusui dan kejadian hiperbilirubinemia (p = 0,028) serta antara permulaan laktasi dan kejadian hiperbilirubinemia (p = 0,010). Diskusi: Temuan ini menunjukkan bahwa keterlambatan dalam pemberian ASI dan pola menyusui yang tidak optimal dapat memperlambat proses eliminasi bilirubin pada bayi sehingga meningkatkan risiko hiperbilirubinemia. Hal ini menegaskan pentingnya inisiasi menyusui dini dan pendampingan menyusui yang efektif sejak awal kelahiran. Kesimpulan: Pola menyusui yang kurang baik dan permulaan laktasi yang terlambat meningkatkan risiko hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir. Oleh karena itu, edukasi laktasi bagi ibu postpartum perlu ditingkatkan untuk mencegah kejadian hiperbilirubinemia. Kata Kunci: ASI eksklusif, bayi baru lahir, hiperbilirubinemia, permulaan laktasi, pola menyusui Breastfeeding Patterns and Initiation of Lactation in Relation to the Incidence of Hyperbilirubinemia ABSTRACTHyperbilirubinemia is a common health issue in newborns and poses a risk of neurological complications. Two contributing factors to the incidence of hyperbilirubinemia are breastfeeding patterns and the timing of lactation initiation. Objective: This research aims to analyze the correlation between breastfeeding patterns and the initiation of lactation with the incidence of hyperbilirubinemia in newborns at Prof. Dr. Margono Soekarjo Regional General Hospital. Methods: This research employed a quantitative design with a cross-sectional method. The sample consisted of 54 postpartum mothers selected through purposive sampling. Data were collected using a breastfeeding pattern questionnaire, observation sheets, and measurement of bilirubin levels using a Transcutaneous Bilirubinometer (TcB). Data analysis was conducted using the Fisher’s Exact Test. Results: The findings revealed that the majority of respondents (74.1%) exhibited poor breastfeeding patterns, and 87% initiated lactation on the second day postpartum. The incidence of hyperbilirubinemia in newborns reached 50%. Statistical analysis showed a significant correlation between breastfeeding patterns and the incidence of hyperbilirubinemia (p = 0.028), as well as between the timing of lactation initiation and hyperbilirubinemia (p = 0.010). Discussion: These results suggest that delayed breastfeeding initiation and suboptimal breastfeeding patterns may hinder the elimination of bilirubin in newborns, thereby increasing the risk of hyperbilirubinemia. This underscores the importance of early initiation of breastfeeding and effective lactation support from the beginning of birth. Conclusion: Inadequate breastfeeding patterns and delayed initiation of lactation elevate the risk of hyperbilirubinemia in newborns. Therefore, enhanced lactation education for postpartum mothers is essential to prevent the occurrence of hyperbilirubinemia.Keywords: exclusive breastfeeding, newborn, hyperbilirubinemia, initiation of lactation, breastfeeding pattern