Indonesia dengan sumber daya alam yang besar memilki potensi untuk dikembangkan dalam berbagai sektor, termasuk pada sektor kesehatan. Untuk mengembangkan potensi ini, upaya yang perlu dilakukan yakni dengan memotivasi dan mendorong masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan secara mandiri. Pemeliharaan kesehatan secara mandiri ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan potensi Tanaman Obat KeluarGA (TOGA) yang dapat digunakan sebagai obat herbal. Pemanfaatan TOGA sebagai obat herbal diatur pada Permenkes Nomor 9 Tahun 2016 tentang Upaya Pengembangan Kesehatan Tradisional Melalui Asuhan Mandiri Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga dan Keterampilan. Dalam peraturan ini disebutkan bahwa kesehatan tradisional dapat dikembangkan melalui Asuhan Mandiri pemanfaatan TOGA. Desa Tambak Kalisogo merupakan salah satu desa yang telah mendirikan asuhan mandiri pemanfaatan TOGA sesuai dengan Permenkes Nomor 9 Tahun 2016. Pembentukan asuhan mandiri ini sejalan dengan salah satu strategi pembangunan kesehatan dimana desa diharahkan untuk mendorong masyarakat agar mampu memenuhi kebutuhan hidup sehatnya, serta mengatasi gangguan kesehatan ringan secara mandiri melalui pemanfaatan TOGA. Pembentukan asuhan mandiri memerlukan perencanaan yang baik agar tujuan pemanfaatan TOGA dapat tercapai dengan maksimal. Pembentukan strategi pengembangan asuhan mandiri ini dapat dilakukan dengan analisa SWOT. Selain menggunakan metode SWOT, terdapat metode SOSTAC dengan indikator yang lebih kompleks dalam proses analisanya dan cocok untuk menganalisa berbagai perencanaan. Berdasarkan penelitian yang ditelah dilakukan, diperoleh temuan bahwa perencanaan pengembangan Asuhan Mandiri Seger Waras telah sesuai jika ditinjau melalui analisa SOSTAC.