Anggelica, Thonaria Liffani
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Konsolidasi dan Penyebaran Gereja Awal: Tonggak Sejarah Abad ke-2 dalam Pembentukan Identitas Gereja Anggelica, Thonaria Liffani
Basileus Eirene: Jurnal Agama dan Pendidikan Vol 2 No 1 (2023)
Publisher : Basilius Eirene Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63436/bejap.v2i1.30

Abstract

Abad ke-2 menjadi periode krusial dalam sejarah Gereja Kristen, di mana fondasi teologi, organisasi, dan sosial mulai terbentuk di tengah tekanan politik dan budaya yang kompleks. Pada masa ini, Kekaisaran Romawi memainkan peran ganda: menyediakan infrastruktur yang mendukung penyebaran Injil, namun juga menjadi sumber penganiayaan bagi umat Kristen yang menolak menyembah dewa-dewa Romawi dan kaisar. Selain tantangan politik, pemikiran filsafat Yunani seperti Platonisme dan Stoisisme memengaruhi perkembangan teologi Kristen, membantu gereja menjelaskan ajarannya di tengah dunia intelektual. Konflik internal juga muncul, mendorong gereja untuk membentuk struktur kepemimpinan formal, seperti uskup, tua-tua, dan diakon. Untuk menjaga kemurnian ajaran, gereja mengadakan sinode dan konsili, menghasilkan kredo-kredo yang melawan ajaran sesat seperti Montanisme dan Gnostisisme. Melalui pendekatan historis dan teologis, penelitian ini mengeksplorasi bagaimana gereja pada abad ke-2 merespons berbagai tantangan eksternal dan internal. Penelitian ini menggunakan kajian pustaka dari sumber primer, seperti tulisan-tulisan Bapa Gereja, serta sumber sekunder untuk memahami konteks yang memengaruhi perkembangan gereja. Analisis ini bertujuan menemukan relevansi sejarah abad ke-2 bagi gereja masa kini, khususnya dalam menghadapi tantangan seperti pluralisme, krisis identitas, dan penganiayaan. Kesimpulan dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan panduan bagi gereja modern untuk mempertahankan integritas teologi dan struktur organisasi di tengah dunia yang terus berubah, dengan belajar dari pengalaman gereja awal dalam menjaga kesatuan dan kemurnian ajaran.
Peran Guru Sekolah Minggu dalam Menghadapi Anak Nakal pada Usia 12-14 Tahun Jikwa, Jefri; Sirait, Junio Richson; Zalukhu, Rosneli; Sinaga, Rahman Rionaldo; Anggelica, Thonaria Liffani
Missio Ecclesiae Vol 13 No 1 (2024): April
Publisher : Institut Injil Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52157/me.v13i1.244

Abstract

Guru Sekolah Minggu memiliki peran penting dalam membentuk generasi pada keluarga, gereja, dan negara. Anak Sekolah Minggu seringkali diabaikan oleh Gereja. Gereja banyak menghabiskan waktu untuk kegiatan jemaat-jemaat yang sudah dewasa. Tujuan penelitian ini hendak menemukan peran guru Sekolah Minggu dalam menghadapi anak nakal pada usia 12-14 Tahun. Metode yang digunakan adalah studi pustaka. Hasil temuan bahwa peran guru Sekolah Minggu adalah: Pertama, dalam praktek mengajar dan membina, guru Sekolah Minggu harus menciptakan suasana yang baru dengan memunculkan kreativitas dalam kegiatan Sekolah Minggu. Kedua, guru Sekolah Minggu harus lebih memahami setiap kepribadian anak yang berbeda-beda dan ada baiknya untuk mengadakan pembinaan atau konseling di luar kegiatan Sekolah Minggu jika mereka memiliki permasalahan. Ketiga, guru Sekolah Minggu harus mengajar dengan penuh kasih dan kesabaran serta tidak membeda-bedakan.