p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Nagur
Damanik, Tresia Trinita
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Tinjauan Historis Penggunaan Gotong Dan Bulang Pada Masyarakat Simalungun Damanik, Tresia Trinita; Corry, Corry; Napitu, Ulung
Jurnal Pendidikan Sejarah Humaniora dan Ilmu Sosial Vol 1 No 1 (2023): Vol 1 No. 1 Mei 2023
Publisher : Prodi Pendidikan Sejarah FKIP USI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36985/b91w5q15

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah penggunaan gootong dan bulang serta mengetahui apa makna dan fungsi penggunaannya pada masyarakat Simalungun. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian sejarah serta pendekatan antropologi budaya. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan peneliti menggunnakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini yaitu awalnya gotong adalah penutup kepala laki-laki yang menggunakan hiou ragi panei, namun setelah raja Jawa memberikan hadiah kain batik sebagai simbol kerjasama dengan raja Simalungun sehingga kain batik digunakan  sebagai bahan dasar pembuatan gotong. Bulang dulunya digunakan kaum perempuan untuk seharihari. Pada masa kerajaan bulang terdiri dari bulang partongah (yang digunakan kaum bangsawan) dan bulang  paruma (yang digunakan masyarakat biasa) Gotong terdiri dari 4 jenis yaitu gotong horja, gotong pandihar, gotong tikkal/porsa dan gotong pottik sama dengan bulang yang terbagi menjadi bulang sulappei, bulang teget, bulang hurbu dan bulang gijang. Makna penggunaan gotong dan bulang yaitu sebagai identitas dan warisan budaya serta sebagai status sosial bagi masyarakat Simalungun. Fungsi penggunaan gotong dan bulang dapat dilihat berdasarkan waktu penggunaannya pada pernikahan gotong dan bulang berfungsi sebagai simbol kedewasaan, pada acara kematian berfungsi sebagai simbol ketulusan dan keikhlasan, pada acara patappei sihilap berfungsi untuk melambangkan bahwa seseorang itu akan menjadi seorang pemimpin dan pada saat siluah kehormatan gotong dan bulang berfungsi untuk melambangkan bahwa seseorang itu telah masuk ke wilayah Simalungun dan sebagai bentuk ucapan bahwa kita menerima mereka denngan hormat dan senang hati
Tinjauan Historis Penggunaan Gotong Dan Bulang Pada Masyarakat Simalungun Damanik, Tresia Trinita; Corry, Corry; Napitu, Ulung
Jurnal Pendidikan Sejarah Humaniora dan Ilmu Sosial Vol 1 No 1 (2023): Vol 1 No. 1 Mei 2023
Publisher : Prodi Pendidikan Sejarah FKIP USI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36985/b91w5q15

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejarah penggunaan gootong dan bulang serta mengetahui apa makna dan fungsi penggunaannya pada masyarakat Simalungun. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian sejarah serta pendekatan antropologi budaya. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan peneliti menggunnakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini yaitu awalnya gotong adalah penutup kepala laki-laki yang menggunakan hiou ragi panei, namun setelah raja Jawa memberikan hadiah kain batik sebagai simbol kerjasama dengan raja Simalungun sehingga kain batik digunakan  sebagai bahan dasar pembuatan gotong. Bulang dulunya digunakan kaum perempuan untuk seharihari. Pada masa kerajaan bulang terdiri dari bulang partongah (yang digunakan kaum bangsawan) dan bulang  paruma (yang digunakan masyarakat biasa) Gotong terdiri dari 4 jenis yaitu gotong horja, gotong pandihar, gotong tikkal/porsa dan gotong pottik sama dengan bulang yang terbagi menjadi bulang sulappei, bulang teget, bulang hurbu dan bulang gijang. Makna penggunaan gotong dan bulang yaitu sebagai identitas dan warisan budaya serta sebagai status sosial bagi masyarakat Simalungun. Fungsi penggunaan gotong dan bulang dapat dilihat berdasarkan waktu penggunaannya pada pernikahan gotong dan bulang berfungsi sebagai simbol kedewasaan, pada acara kematian berfungsi sebagai simbol ketulusan dan keikhlasan, pada acara patappei sihilap berfungsi untuk melambangkan bahwa seseorang itu akan menjadi seorang pemimpin dan pada saat siluah kehormatan gotong dan bulang berfungsi untuk melambangkan bahwa seseorang itu telah masuk ke wilayah Simalungun dan sebagai bentuk ucapan bahwa kita menerima mereka denngan hormat dan senang hati