Masa remaja merupakan periode signifikan dalam perkembangan individu yang ditandai oleh perubahan fisik, mental, dan sosial sehingga berperan penting dalam pembentukan perilaku. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengekplorasi pola interaksi sosial di antara remaja dan teman sebaya dan kaitannya dengan perilaku merokok. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data dikumpulkan melalui FGD dan wawancara mendalam melibatkan 17 orang infroman. FGD dilakukan terhadap 6 siswa perokok sebagai informan kunci, sedangkan wawancara mendalam dilakukan kepada 6 orang teman dekat perokok dan 5 orang guru SMP Sriguna Plaju Palembang. Teknik analisis data menggunakan thematic analysis yang di validasi dengan cara triangulasi sumber, triangulasi metode dan triangulasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan merokok remaja merasa percaya diri, tidak dikucilkan, dan menghilangkan masalah (stress). Ketergantungan terhadap nikotin menjadi salah satu alasan remaja sulit untuk berhenti merokok. Rendahnya motivasi dari individu serta keberadaan teman sebaya, lingkungan sosial dan anggota keluarga terutama orangtua yang merokok menjadi pemicu bagi remaja untuk meniru perilaku merokok. Pengaruh teman sebaya dan sikap permisif orang tua yang merokok memudahkan akses remaja terhadap rokok. Oleh karena itu, diperlukan pendidikan kesehatan yang fokus tentang dampak merokok, dan penguatan dukungan sosial serta peran keluarga. Selain itu, perlu penerapan kebijakan kawasan tanpa rokok di sekolah dan menyediakan layanan konseling berhenti merokok. Temuan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pembuat kebijakan, pendidik, dan orang tua dalam menciptakan lingkungan yang lebih mendukung kesehatan remaja.