Transformasi digital di instansi pemerintah Indonesia terus dipercepat melalui berbagai kebijakan strategis, termasuk Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) dan inisiatif Satu Data Indonesia serta layanan terintegrasi berbasis GovTech. Perubahan ini meningkatkan tuntutan terhadap penyedia layanan konsultansi untuk beradaptasi mendukung kebutuhan digital pemerintah. Penelitian ini bertujuan merumuskan strategi adaptasi yang tepat bagi perusahaan konsultan PT ANS dalam menghadapi kebijakan transformasi digital sektor publik. Kerangka Technology-Organization-Environment (TOE) dan Dynamic Capability digunakan untuk mengidentifikasi faktor eksternal dan kapabilitas internal kunci, sementara Analytic Network Process (ANP) diterapkan untuk memprioritaskan alternatif strategi secara komprehensif. Hasil analisis menunjukkan lingkungan eksternal PT ANS berada pada kategori sangat turbulen, terutama dari segi perkembangan teknologi, dinamika pasar, dan tekanan kompetitif. Lima alternatif strategi adaptasi dirumuskan: (1) Optimalisasi Teknologi, (2) Transformasi Internal, (3) Respons terhadap Tren & Tekanan Pasar, (4) Penguatan Kolaborasi, dan (5) Inovasi Layanan Digital. Prioritasi dengan ANP menghasilkan urutan strategi utama: Respons terhadap Tren dan Tekanan Pasar (tertinggi), disusul Optimalisasi Teknologi, Inovasi Layanan Digital, Penguatan Kolaborasi, dan terakhir Transformasi Internal. Strategi utama menekankan peningkatan adopsi teknologi dan kemampuan merespons dinamika eksternal, sejalan dengan kebutuhan instansi pemerintah akan solusi digital. Kesimpulannya, PT ANS perlu memfokuskan sumber daya pada penguatan teknologi dan inovasi layanan berbasis digital serta kolaborasi pemangku kepentingan untuk sukses dalam era transformasi digital sektor publik, sembari secara bertahap melakukan pembenahan internal sesuai kebutuhan.