Trisnia Athenalia
Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Implementasi Pendekatan Arsitektur Permakultur Pada Perancangan Lanskap Gereja Katolik Santo Yusuf di Singkil, Gunung Kidul Rony Gunawan Sunaryo; Irenea Ayu Indira Kusuma Wardani; Trisnia Athenalia; Frengky Benediktus Ola
Share: Journal of Service Learning Vol. 11 No. 1 (2025): FEBRUARY 2025
Publisher : Institute of Research and Community Outreach - Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/share.11.1.57-72

Abstract

Gereja Katolik Santo Yusuf di Singkil, Gunungkidul, Yogyakarta, memiliki kebutuhan dasar pengembangan ruang ibadah baru akibat pelebaran Jalur Jalan Lintas Selatan Pulau Jawa. Selain kebutuhan pengembangan ruang, gereja menghadapi berbagai tantangan lingkungan dan sosial, terutama kekeringan akibat kondisi geologi kawasan karst, kebisingan dari Jalur Jalan Lintas Selatan Pulau Jawa, serta keterbatasan ekonomi masyarakat. Pendekatan arsitektur permakultur yang berorientasi pada keberlanjutan, produktivitas, dan kemandirian komunitas diterapkan sebagai solusi permasalahan. Perwujudan pendekatan melalui integrasi sistem rainwater harvesting guna mengatasi keterbatasan sumber air, pengembangan kebun hortikultura produktif untuk meningkatkan perekonomian lokal, serta strategi pengendalian kebisingan menggunakan elemen alami seperti taman vertikal dan fitur air. Selain itu, pengelolaan lahan gereja dilakukan dengan pendekatan holistik, termasuk pembangunan greenhouse untuk hortikultura yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Implementasi konsep permakultur dalam desain arsitektur dan lanskap gereja ini tidak hanya menjadi solusi atas tantangan lingkungan, tetapi juga menciptakan hubungan harmonis antara bangunan dan ekosistem sekitarnya. Melalui penerapan prinsip permakultur, desain gereja tidak hanya memenuhi kebutuhan spiritual jemaat, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan ekosistem yang lebih lestari dan mandiri secara ekonomi. Dengan demikian, Gereja Katolik Santo Yusuf tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pemberdayaan masyarakat, ketahanan lingkungan, dan keberlanjutan ekonomi. Melalui strategi yang diterapkan, proyek ini diharapkan dapat menjadi model arsitektur ekologi yang dapat diterapkan pada permalahan perancangan serupa.