Stunting adalah masalah kesehatan global yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis selama 1.000 hari pertama kehidupan, yang dapat memengaruhi pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak. Wilayah kerja Puskesmas Hutabalang, Kabupaten Tapanuli Tengah, memiliki prevalensi stunting yang cukup tinggi, yang dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan kader Posyandu tentang deteksi dini risiko stunting. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader Posyandu melalui edukasi mengenai penggunaan Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk mendeteksi dini risiko stunting pada balita. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain pre-test dan post-test tanpa kelompok kontrol. Edukasi diberikan kepada 50 kader Posyandu melalui metode partisipatif, seperti diskusi interaktif, simulasi, dan evaluasi. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner pre-test dan post-test untuk mengukur tingkat pengetahuan kader, yang dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan signifikan pada tingkat pengetahuan kader. Sebelum intervensi, hanya 28% kader yang memiliki pengetahuan baik, sementara setelah pelatihan, angka ini meningkat menjadi 92%. Hasil ini menegaskan bahwa pelatihan berbasis KMS efektif dalam meningkatkan kemampuan kader Posyandu dalam mendeteksi risiko stunting. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa pemberdayaan kader Posyandu melalui pelatihan berbasis KMS dapat menjadi strategi yang efektif dalam mengatasi masalah stunting di tingkat komunitas. Keberlanjutan program ini memerlukan dukungan dari tenaga kesehatan dan pemerintah daerah untuk memperluas jangkauan edukasi dan memastikan intervensi yang tepat waktu bagi balita berisiko stunting.