Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Exploration Risk Factors Post Traumatic Stress Disorder in Children as Victims of Sexual Violence Wahyuni, Hera; Hamidah, Hamidah; Hartini, Nurul; Suryanto, Suryanto
Journal of Educational, Health and Community Psychology Vol 7 No 2 August 2018
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.166 KB) | DOI: 10.12928/jehcp.v7i2.8895

Abstract

This research aimed to explore the risk factors of PTSD in children as victims of sexual violence so as to build the concept of integrative psychological dynamics of PTSD in children as victims of sexual violence in Indonesia and also reveal the impact of PTSD on children as victims of sexual violence.  Sexual violence is a lifelong crime in which the victim who experienced the incident will experience a prolonged trauma or what is commonly called post traumatic sress disorder (PTSD). PTSD is a mental disorder that can develop after a person is affected by a traumatic event.The method used was qualitative method with case study approac while the data collection technique was done by using in-depth interview and participant observation. The research was conducted on children as victims of sexual violence aged 11 and 12 years old and experienced PTSD. Stages of data analysis were data collection, data reduction, data presentation, conclusion and verification until the final conclusion, through the process of validity, like triangulation data.The results of this research revealed that PTSD risk factors in children as victims of sexual violence are associated with 2 (two) factors such as, : 1) Internal factors or vulnerabilities in children include low intelligence and shyness, introvert, and pessimistic personality, 2) Environmental factors include the lack of support from parents, teachers, friends and people around the victim which triggered the development of PTSD. Children as victims of sexual violence who get PTSD also experience the impact on the function of life, where they are no longer able to perform daily life functions such as going to school, socializing and doing their hobby.
Exploration Risk Factors Post Traumatic Stress Disorder in Children as Victims of Sexual Violence Hera Wahyuni; Hamidah Hamidah; Nurul Hartini; Suryanto Suryanto
Journal of Educational, Health and Community Psychology Vol 7 No 2 August 2018
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.166 KB) | DOI: 10.12928/jehcp.v7i2.8895

Abstract

This research aimed to explore the risk factors of PTSD in children as victims of sexual violence so as to build the concept of integrative psychological dynamics of PTSD in children as victims of sexual violence in Indonesia and also reveal the impact of PTSD on children as victims of sexual violence.  Sexual violence is a lifelong crime in which the victim who experienced the incident will experience a prolonged trauma or what is commonly called post traumatic sress disorder (PTSD). PTSD is a mental disorder that can develop after a person is affected by a traumatic event.The method used was qualitative method with case study approac while the data collection technique was done by using in-depth interview and participant observation. The research was conducted on children as victims of sexual violence aged 11 and 12 years old and experienced PTSD. Stages of data analysis were data collection, data reduction, data presentation, conclusion and verification until the final conclusion, through the process of validity, like triangulation data.The results of this research revealed that PTSD risk factors in children as victims of sexual violence are associated with 2 (two) factors such as, : 1) Internal factors or vulnerabilities in children include low intelligence and shyness, introvert, and pessimistic personality, 2) Environmental factors include the lack of support from parents, teachers, friends and people around the victim which triggered the development of PTSD. Children as victims of sexual violence who get PTSD also experience the impact on the function of life, where they are no longer able to perform daily life functions such as going to school, socializing and doing their hobby.
EFEKTIVITAS PELATIHAN MINDFULNESS TERHADAP PENURUNAN STRES KORBAN KEKERASAN DALAM PACARAN (KDP) Nur Aziz Afandi; Hera Wahyuni; Andhini Yudiasari Adawiyah
Jurnal Pamator : Jurnal Ilmiah Universitas Trunojoyo Vol 8, No 2: Oktober 2015
Publisher : LPPM Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.751 KB) | DOI: 10.21107/pamator.v8i2.2060

Abstract

Kekerasan dalam pacaran adalah segala bentuk tindakan yang mempunyai unsur pemaksaan, tekanan, perusakan, dan pelecehan fisik maupun psikologis yang terjadi dalam hubungan pacaran. Kekerasan dalam pacaran dapat berupa kekerasan fisik, mental/psikis, ekonomi dan seksual. Kekerasan tersebut dapat berdampak secara psikologi yaitu berupa stres yang dialami oleh si korban. Meditasi adalah salah satu teknik yang dapat digunakan untuk menurunkan stres karena meditasi dapat menjadikan seseorang dapat mencapai gelombang otak alpha yaitu frekuensi gelombang otak yang rendah atau gelombang otak yang terjadi dalam kondisi yang rileks tanpa stres. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efektivitas latihan mindfulness dalam menurunkan stres korban kekerasan dalam pacaran. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Desain eksperimen semu dirancang dengan melakukan pemeriksaan sebelum dan setelah pemberian intervensi. Data dalam penelitian ini adalah kualitatif yang didapatkan melalui wawancara tentang keadaan stres yang dialami subjek sebelum dan sesudah diberikannya intervensi. Subjek penelitian dalam penelitian ini berjumlah 3 orang yang telah mengalami kekerasan dalam pacaran ada diantaranya yang kekerasan seksual, kekerasan psikologis dan kekerasan fisik. Perlakuan atau intervensi diberikan kepada subjek selama 3 kali pertemuan dalam 2 hari yang meliputi latihan pernafasan, body scanning dan latihan mindfulness serta dilengkapi dengan identifikasi terhadap beberapa faktor dalam diri subjek yang menyiapkan bagi terjadinya tindak kekerasan dalam pacaran. Hasil penelitian membuktikan bahwa beberapa reaksi stres yang dapat diamati dari beberapa gejala stres seperti fisiologis, emosional, kognitif, interpersonal dan organisasional mengalami pengurangan. Dengan demikian maka, pelatihan mindfulness dapat digunakan sebagai cara untuk menurunkan stres pada korban kekerasan dalam pacaran mahasiswa.
PSK dan Tekanan Sosial Pasca Penutupan Gang Dolly Surabaya Hera Wahyuni
Personifikasi: Jurnal Ilmu Psikologi Vol 5, No 1 (2014)
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.279 KB) | DOI: 10.21107/personifikasi.v5i1.6567

Abstract

Pekerja seks komersil (PSK) adalah suatu perilaku seksual berganti-ganti pasangan, dapat dilakukan oleh pria maupun wanita. Di Indonesia praktek prostitusi lebih banyak dilakukan oleh wanita dan mudah sekali ditemui di daerah lokalisasi, seperti halnya di gang Dolly Surabaya.  Sebuah kawasan prostitusi yang sudah berdiri sejak 1967. Rencana penutupan gang Dolly  pada tanggal 19 Juni 2014, mulai membuat resah warga sekitar yang rata-rata menggatungkan kehidupannya lewat bisnis prostitusi. Tidak semua PSK di gang dolly adalah warga asli surabaya, rata-rata mereka adalah pendatang. Harapan pemerintah kota surabaya pasca penutupan mereka akan kembali ke daerahnya masing-masing, dan membuka usaha setelah mendapatkan kompensasi (berupa uang). Tetapi kenyataannya tidak semudah itu apakah warga tempat asal tinggal mereka bisa menerimanya karena dalam kehidupan sosial para PSK / Mantan PSK banyak menghadapi tekanan-tekanan sosial, selain itu mereka kurang mendapat tempat dalam struktur masyarakat. Sehingga ini akan menimbulkan masalah baru, karena tidak semua PSK bisa kuat menerima keadaan ini, bila mereka harus kembali ke daerah asal mereka. Karena sebagian besar masyarakat menganggap PSK itu hina, tentu PSK akan berpikir orang-orang disekitarnya memusuhi dan mengucilkannya, sehingga PSK merasa takut untuk berinteraksi dengan masyarakat sekitar yang dianggapnya tidak menerima eksistensinya di tengah masyarakat akibat status pekerjaannya. Para PSK yang sudah di pulangkan dan diberi keterampilan melalui pembinaan, tidak hanya dilepas begitu saja setelah penutupan lokalisasi, tapi terus diberdayakan agar bisa mandiri. Dengan terus melakukan pendampingan, sehingga mereka tidak merasa ditinggalkan. Mereka dibina dan di karyakan dengan bisa menciptakan lapangan kerja yang halal, dan dipantau oleh pihak setempat untuk terus mengembangkan hasil-hasil karyanya, sebagai hasil ketrampilan/kecakapan yang akan menjadi penghasilannya dan menyelamatkan tingkat perekonomian mereka.
Prevention of sexual violence in children through digital parenting Hera Wahyuni; Siti Fadjryana Fitroh
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 8, No 2: June 2023
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30604/jika.v8i2.1953

Abstract

Sexual harassment and violence through social media have become more prevalent in the past 2 years. The hope is that the literacy skills that parents have about Digital Parenting will later supply a solution. The aims of the study are as follows: 1). To decide the effectiveness of the application of digital parenting in increasing parental literacy as an effort to protect against child sexual violence conducted through online media. 2). Can you supply an overview of supporting and inhibiting factors met during digital parenting activities in improving parental literacy? 3). To supply understanding to parents about the positive and negative impacts of digital devices for children? The study was conducted in 6 sub-districts in Bangkalan. In parents who have children aged 4 years to 13 years. Data collection was conducted by giving questionnaires, interviews and FGDs. This research model is included in the category of mixed research (mixed method) with an experimental embedded design, so that the data analysis conducted in this study uses two approaches, namely a qualitative approach and a quantitative approach. The results of the study based on the results of the pre and posttest with the Wilcoxon Signed Rank Test obtained a significance level of 0.000. The results of this study revealed there are several supporting factors: 1). Parents' willingness and ability, 2). Family commitment and, 3). Parental awareness of the dangers of sexual violence. Inhibiting factors 1). Lack of time, 2). Parents don't want to be hard, 3). Lack of insight and knowledge, 4). Parents do not understand the dangers of sexual violence and 5). No family commitments. While the inhibiting factors of the environment: 1). There are no other alternative activities, 2). Distance learning (online), and 3). The influence of peer groups that mostly use HP. The results of this study also explain some of the impacts of digital device use on children, 1). Health problems, 2). Social problems 2). Education Issues, and 3). Threats of Sexual Violence. Abstrak: Pelecehan dan kekerasan seksual melalui media sosial menjadi lebih marak dalam 2 tahun terakhir. Harapannya, kemampuan literasi yang dimiliki orang tua tentang Digital Parenting nantinya akan memberikan solusi. Tujuan penelitian adalah sebagai berikut: 1). Memutuskan efektivitas penerapan pengasuhan digital dalam meningkatkan literasi orang tua sebagai upaya perlindungan terhadap kekerasan seksual anak yang dilakukan melalui media online. 2). Dapatkah Anda memberikan gambaran mengenai faktor-faktor pendukung dan penghambat yang terpenuhi selama kegiatan digital parenting dalam meningkatkan literasi orang tua? 3). Untuk memberikan pemahaman kepada orang tua tentang dampak positif dan negatif dari perangkat digital untuk anak-anak? Penelitian dilakukan di 6 kecamatan di Bangkalan. Pada orang tua yang memiliki anak usia 4 tahun hingga 13 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuesioner, wawancara dan FGD. Model penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian campuran (mixed method) dengan desain tertanam eksperimental, sehingga analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian berdasarkan hasil pre dan posttest dengan Wilcoxon Signed Rank Test diperoleh taraf signifikansi sebesar 0,000. Hasil penelitian ini mengungkapkan ada beberapa faktor pendukung: 1). Kemauan dan kemampuan orang tua, 2). Komitmen keluarga dan, 3). Kesadaran orang tua akan bahaya kekerasan seksual. Faktor penghambat 1). Kurang waktu, 2). Orang tua tidak ingin keras, 3). Kurangnya wawasan dan pengetahuan, 4). Orang tua tidak memahami bahaya kekerasan seksual dan 5). Tidak ada komitmen keluarga. Sedangkan faktor penghambat lingkungan: 1). Tidak ada kegiatan alternatif lain, 2). Pembelajaran jarak jauh (online), dan 3). Pengaruh peer group yang kebanyakan menggunakan HP. Hasil penelitian ini juga menjelaskan beberapa dampak penggunaan perangkat digital pada anak, 1). Masalah kesehatan, 2). Masalah sosial 2). Masalah Pendidikan, dan 3). Ancaman Kekerasan Seksual.
Social Infrastructure and Halal Tourism Village: A Study on Communities Around Lon Malang Beach, Madura Yudho Bawono; Hera Wahyuni
E-Journal of Tourism Volume 12 Number 1 (March 2025)
Publisher : Centre of Excellence in Tourism Udayana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24922/eot.v12i1.124078

Abstract

By optimizing social infrastructure, it is expected that changes will occur in the community. The aim of this research is to provide an important input regarding tourism development, especially halal tourism villages in Sampang Regency through optimizing social infrastructure in the community around Lon Malang Beach, Sampang Regency. One of the expected changes is the development of Bira Tengah Village as a halal tourism village. This research was conducted in Bira Tengah Village, Sokobanah District, Sampang Regency. The research employed a qualitative case study method. The research participants (IM, N, and MA) were selected according to the following criteria: 1) Residents of Bira Tengah Village; 2) Employed as tourism actors for at least one year. Participants were selected using purposive and snowball sampling methods. The data were collected through observations and interviews. The data then were analyzed by using the Miles & Huberman interactive model, starting with data collection, data reduction, data display, and conclusion drawing/verifying. The validity of the data was assessed by testing its credibility, transferability, dependability, and confirmability. This research found 3 themes, including: (a) The beginning of Lon Malang Beach; (b) Suboptimal social infrastructure; and (c) Limited knowledge about halal tourism villages. Suggestions for tourism stakeholders at Lon Malang Beach, including the Sampang Regency Government and the Sampang Regency Culture and Tourism Office, are expected to promote the development of halal tourism in Bira Tengah Village, Sokobanah District, Sampang Regency.