Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

POTENSI ERITROPOIETIN : IMPLIKASI TERAPEUTIK SELAIN ANEMIA GAGAL GINJAL KRONIS (GGK) Yupita, Helgina; Fadilati, Nabila; Alfina, Luluk; Adindia, Putri; Salman, Kholilah Lailatil Qadri
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2025): MARET 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i1.38869

Abstract

Eritropoietin merupakan hormone glikoprotein yang diproduksi oleh ginjal untuk meningkatkan eritropoiesis di sumsum tulang. Implikasi terapeutik EPO telah lama dikenal untuk penyakit anemia khususnya pada pasien anemia dengan Gagal Ginjal Kronis (GGK). Tingkat keberhasilan terapi menggunakan EPO mencapai 55,55% pada pasien GGK yang rutin menjalani hemodialisis. Akan tetapi, EPO tidak hanya berperan dalam GGK, EPO juga memberikan efek angiogenik, kardioprotektif, dan neuroprotektif. Review literatur ini bertujuan untuk memberikan pemahaman lebih lanjut mengenai potensi terapeutik EPO selain anemia pada GGK. Review ini menggunakan jurnal yang diterbitkan paling maksimal 10 tahun terakhir melalui fitur pencarian pada google.com, google scholar, ncbi, PubMed, MEDLINE. Pencarian sumber data dilakukan dengan menggunakan kata kunci “Eritropoietin”, “implikasi”, “terapeutik”,”Erythropoietin”, “implications”, “clinical”, therapeutic. Jurnal yang sesuai dengan keyword pencarian selanjutnya dilakukan analisis dan identifikasi sesuai dengan luaran literatur yang akan di inklusi. Dari 15 peneliti, dapat disimpulkan bahwa EPO tidak hanya berfungsi dalam hematopoiesis, tetapi juga memiliki efek non-hematopoietik seperti angiogenik, kardioprotektif, dan neuroprotektif. EPO menunjukkan potensi dalam terapi berbagai kondisi medis, termasuk trauma otak, penyakit neurodegeneratif (Parkinson dan Alzheimer), fraktur tulang, bronkopulmoner displasia (BPD) pada bayi prematur, serta infark miokard. Efek terapeutik non-hematopoietik EPO melibatkan perbaikan kerusakan jaringan, mengurangi sitokin inflamasi dalam tubuh, memberikan efek neurogenerasi yang baik pada system saraf pusat maupun system saraf perifer, dan peningkatan regenerasi sel-sel penting.
HUBUNGAN KEYAKINAN TERAPI TERHADAP KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELITUS Fadilati, Nabila; Alfayzah, Faradillah; Utari, Widi Gustita; Dalila, Virga Fathiya; Andanalusia, Mahacita
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 3 (2024): SEPTEMBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menurut International Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2045 jumlah pasien meningkat pesat dibandingkan pada tahun 2021. Hal ini yang sangat mempengaruhi tingkat kepatuhan yaitu kepercayaan masyarakat terhadap Kesehatan. Secara umum di Indonesia semakin tinggi tingkat kepercayaan maka semakin tinggi juga kepatuhan dalam terapi dan pengobatan. Keyakinan diri merupakan elemen penting untuk meningkatkan perilaku patuh terhadap terapi pada penderita diabetes melitus. Tujuannya untuk menunjukkan secara jelas dari peneliti mengenai adanya hubungan keyakinan terapi terhadap kepatuhan pasien diabetes melitus. Adapun karena belum adanya pernyataan yang jelas dari peneliti mengenai hubungan keyakinan terapi terhadap pasien diabetes melitus, maka dilakukan pencarian elektronik di google scholar, PubMed, MEDLINE. Pencarian literatur yang terkait berdasarkan kata kunci pencarian adalah “keyakinan”, “kepatuhan”, “diabetes”, “Indonesia”. Dimana memperoleh sebanyak 278 hasil Setelah penyempitan pencarian dan pemindaian referensi, 28 penelitian memenuhi syarat. Studi yang dianalisis menunjukkan adanya persepsi positif yaitu semakin tinggi manfaat yang dirasakan oleh pasien dari penggunaan obat maka kepatuhan  minum   obat   akan   semakin   baik. Selain itu, efikasi diri, dukungan sosial, keluarga, serta penerimaan terhadap penyakit memiliki efek menguntungkan pada kepatuhan pengobatan. Sebaliknya timbulnya keyakinan negatif terhadap obat yang diresepkan dan presepsi negatif tentang pengobatan menyebabkan ketidakpatuhan. Kesimpulannya, berdasarkan para peneliti menunjukkan bahwa hubungan keyakinan terapi terhadap kepatuhan pasien diabetes melitus mempunyai dukungan ilmiah yang dapat dibuktikan.