Data WHO menunjukkan kasus kanker global mencapai 20 juta dengan 9,7 juta kematian (2023). Di Indonesia, prevalensi kanker tertinggi terdapat di D.I. Yogyakarta (3,6%), sedangkan Provinsi Lampung sebesar 1,2%. Di RSUD Abdul Moeloek, pasien kanker meningkat signifikan, terutama pada kasus kanker payudara dan serviks. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara mekanisme koping dan resiliensi pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi di RSUD Abdul Moeloek pada tahun 2024. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 93 pasien dengan teknik pengambilan sampel purposivel sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner berbeda dari The Devaluation of Consumer Families Scale (DCFS) dan Family Resilience Assesment Scale (FRAS) oleh Walsh. Analisa data pada penelitian ini secara univariat dan bivariat (uji gamma) serta dilakukan uji etik di RSUD Abdul Moeloek. Hasil penelitian diketahui sebagian besar responden dengan koping tinggi yaitu sebanyak 71 (76,3%) responden, resiliensi pasien cukup yaitu sebesar 57 (61,3%) responden. Ada hubungan mekanisme koping dengan resiliensi pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi (p-value = 0,002). Saran bagi rumah sakit menambahkan sesi konseling rutin dan kelompok dukungan emosional untuk pasien kanker. Rumah sakit juga perlu menyediakan pelatihan koping dan resiliensi, serta melibatkan keluarga dalam proses pengobatan. Pasien disarankan untuk mengikuti program dukungan psikososial, memanfaatkan konseling keluarga, dan mengadopsi teknik relaksasi untuk meningkatkan koping dan resiliensi.