Skabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei var hominis dan sering menimbulkan gatal yang intensif terutama pada malam hari. Permetrin 5% merupakan terapi lini pertama yang direkomendasikan dalam pengobatan skabies, tetapi terdapat laporan mengenai resistensi tungau terhadap permetrin sehingga diperlukan evaluasi terhadap efektivitas dan keamanannya. Penelitian ini menggunakan desain telaah sistematik dengan meninjau berbagai literatur ilmiah yang membahas efektivitas, keamanan, dan tolerabilitas permetrin sebagai terapi skabies, termasuk studi klinis, uji coba acak terkontrol, dan meta-analisis yang dipublikasikan dalam 10 tahun terakhir. Hasil telaah menunjukkan bahwa permetrin tetap menjadi terapi lini pertama yang direkomendasikan untuk pengobatan skabies karena efektivitasnya yang tinggi dibandingkan dengan agen topikal lainnya. Efek samping yang paling sering dilaporkan adalah iritasi kulit ringan dan gatal pasca-pengobatan. Namun, beberapa faktor dapat menurunkan efektivitasnya, seperti resistensi tungau, kesalahan dalam aplikasi, serta kebersihan lingkungan yang kurang terjaga. Efektivitas permetrin dapat ditingkatkan dengan cara memberikan edukasi pasien mengenai cara aplikasi yang benar sangat penting, disertai strategi pencegahan seperti menjaga kebersihan lingkungan dan pengobatan serentak bagi kontak erat. Pengawasan terhadap kepatuhan pasien dalam menggunakan terapi juga diperlukan guna mengurangi risiko kekambuhan dan penyebaran penyakit. Selain itu, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami mekanisme resistensi tungau serta mengembangkan strategi pengobatan yang lebih efektif. Dengan pemantauan yang baik, penerapan terapi yang tepat, dan upaya pencegahan yang optimal, skabies dapat dikendalikan dan angka kekambuhan dapat ditekan secara signifikan.