Hernanda , Agung Hero
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Tabuhan Rudat pada Arak-Arakan Keratuan Darah Putih di Desa Kuripan Kabupaten Lampung Selatan Chintyasari, Chintyasari; Barnawi , Erizal; Hernanda , Agung Hero
Grenek: Jurnal Seni Musik Vol. 13 No. 2 (2024): Grenek: Jurnal Seni Musik
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/grenek.v13i2.56951

Abstract

Penelitian ini membahas tentang bentuk penyajian Tabuhan Rudat pada Arak-Arakan Keratuan Darah Putih di Desa Kuripan Kabupaten Lampung Selatan. Tujuan dari penelitiann ini untuk mendeskripsikan dan menganalisis bentuk penyajian musikal dan non musikal serta deskripsi analisis struktur Tabuhan dan syair lagu pada Arak-Arakan Rudat di Keratuan Darah Putih. Pendekatan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif, dimana deskriptif kualitatif ini digunakan untuk mendeskripsikan fakta-fakta yang ada terkait dengan bagaimana Bentuk Penyajian Tabuhan Rudat pada Arak-Arakan Keratuan Darah Putih Desa Kuripan Kabupaten Lampung Selatan berdasakan data-data yang dikumpulkan selama proses penelitian. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara praktisi musik dan budayawan musik Arak-arakan Rudat di Keratuan Darah Putih, observasi, dan dokumentasi foto dan video serta rekaman audio yang ditranskrip ke notasi balok. Teknik analisis yang digunakan meliputi tahap reduksi data, tahap penyajian data, tahap triangulasi, tahap penarikan kesimpulan serta display data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat dua aspek penyajian dalam pertunjukan Arak-rakan Rudat di Keratuan Darah Putih di Desa Kuripan Kabupaten Lampung Selatan, yakni bentuk penyajian musikal dan bentuk penyajian non musikal. Bentuk penyajian musikal berupa instrumentasi, nama-nama tabuhan, dan transkripsi dari permainan musiknya. Bentuk penyajian non musikal meliputi tempat penyajian, pendukung, waktu, pemain, kostum pemain, dan pengeras suara. Tabuhan Rudat di Keratuan Darah Putih Desa Kuripan Kabupaten Lampung Selatan mempunyai beberapa tabuhan yang digunakan saat arak-arakan serta syair lagu yang berbahasa Arab.
Analisis Musikal dan Non Musikal pada Ansambel Krumungan di Desa Kuripan Barnawi, Erizal; Hernanda , Agung Hero; Afandi , Sony
Grenek: Jurnal Seni Musik Vol. 13 No. 2 (2024): Grenek: Jurnal Seni Musik
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/grenek.v13i2.63469

Abstract

Tujuan dari penelitian Ansambel Krumungan yang ada di Desa Kuripan Lampung Selatan adalah untuk mengetahui Musikal dan Non Musikal yang terdapat di dalamnya. Penelitian kualitatif deskriptif digunakan sebagai upaya memberikan keterangan secara rinci dengan penggunaan pengumpulan data seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya, penggunaan konsep dari E. Barnawi dan Hasyimkan dalam bukunya Musik Perunggu Lampung (2019) menjadi pisau bedah dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa kajian musikal Ansambel Krumungan yakni terdapat alat musik-alat musik seperti Krumungan, Ketapak, Petuk Khuwa, Petuk Sai, Canang, Khujih, Kulintang, Gung Khenik dan Gung Balak. Tabuhan dalam Ansambel Krumungan yang menjadi ciri khas Desa Kuripan yakni Tabuh Ganjor dan Tabuh Arus. Tangga Nada dalam Ansambel Krumungan yang di ambil dari keseluruhan alat musik krumung yakni E-B-D-E-F#-G-A#-C-D#. Serta, untuk Tabuh Ganjor dan Tabuh Arus yakni G#-B–D–F#-G–B. Kajian non musikal dalam Ansambel Krumungan yakni tempat latihan selalu dilakukan di rumah keluarga yang masih keturuan Keratuan Darah Putih. Pendukungnya yakni warga Desa Kuripan yang selalu menonton pertunjukkan serta membantu dalam bentuk materil maupun moril. Kostum yang digunakan selalu mencirikhaskan dari adat Saibatin Pesisir Lampung Selatan. Waktu latihannya selalu sore menjelang magrib, maupun setelah bada Isha karena waktunya panjang serta malam Jumat tidak latihan. Untuk pemain/penabuh dibebaskan boleh pria maupun wanita, akan tetapi sampai saat ini masih dominan pria. Sementara pengeras suara maupun lighting yang digunakan masih menggunakan vendor umum dalam prosesi acara.
Tabuhan Rudat pada Arak-Arakan Keratuan Darah Putih di Desa Kuripan Kabupaten Lampung Selatan Chintyasari, Chintyasari; Barnawi , Erizal; Hernanda , Agung Hero
Grenek: Jurnal Seni Musik Vol. 13 No. 2 (2024): Grenek: Jurnal Seni Musik (December)
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/grenek.v13i2.56951

Abstract

Penelitian ini membahas tentang bentuk penyajian Tabuhan Rudat pada Arak-Arakan Keratuan Darah Putih di Desa Kuripan Kabupaten Lampung Selatan. Tujuan dari penelitiann ini untuk mendeskripsikan dan menganalisis bentuk penyajian musikal dan non musikal serta deskripsi analisis struktur Tabuhan dan syair lagu pada Arak-Arakan Rudat di Keratuan Darah Putih. Pendekatan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif, dimana deskriptif kualitatif ini digunakan untuk mendeskripsikan fakta-fakta yang ada terkait dengan bagaimana Bentuk Penyajian Tabuhan Rudat pada Arak-Arakan Keratuan Darah Putih Desa Kuripan Kabupaten Lampung Selatan berdasakan data-data yang dikumpulkan selama proses penelitian. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara praktisi musik dan budayawan musik Arak-arakan Rudat di Keratuan Darah Putih, observasi, dan dokumentasi foto dan video serta rekaman audio yang ditranskrip ke notasi balok. Teknik analisis yang digunakan meliputi tahap reduksi data, tahap penyajian data, tahap triangulasi, tahap penarikan kesimpulan serta display data. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat dua aspek penyajian dalam pertunjukan Arak-rakan Rudat di Keratuan Darah Putih di Desa Kuripan Kabupaten Lampung Selatan, yakni bentuk penyajian musikal dan bentuk penyajian non musikal. Bentuk penyajian musikal berupa instrumentasi, nama-nama tabuhan, dan transkripsi dari permainan musiknya. Bentuk penyajian non musikal meliputi tempat penyajian, pendukung, waktu, pemain, kostum pemain, dan pengeras suara. Tabuhan Rudat di Keratuan Darah Putih Desa Kuripan Kabupaten Lampung Selatan mempunyai beberapa tabuhan yang digunakan saat arak-arakan serta syair lagu yang berbahasa Arab.
Analisis Musikal dan Non Musikal pada Ansambel Krumungan di Desa Kuripan Barnawi, Erizal; Hernanda , Agung Hero; Afandi , Sony
Grenek: Jurnal Seni Musik Vol. 13 No. 2 (2024): Grenek: Jurnal Seni Musik (December)
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/grenek.v13i2.63469

Abstract

Tujuan dari penelitian Ansambel Krumungan yang ada di Desa Kuripan Lampung Selatan adalah untuk mengetahui Musikal dan Non Musikal yang terdapat di dalamnya. Penelitian kualitatif deskriptif digunakan sebagai upaya memberikan keterangan secara rinci dengan penggunaan pengumpulan data seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya, penggunaan konsep dari E. Barnawi dan Hasyimkan dalam bukunya Musik Perunggu Lampung (2019) menjadi pisau bedah dalam penelitian ini. Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa kajian musikal Ansambel Krumungan yakni terdapat alat musik-alat musik seperti Krumungan, Ketapak, Petuk Khuwa, Petuk Sai, Canang, Khujih, Kulintang, Gung Khenik dan Gung Balak. Tabuhan dalam Ansambel Krumungan yang menjadi ciri khas Desa Kuripan yakni Tabuh Ganjor dan Tabuh Arus. Tangga Nada dalam Ansambel Krumungan yang di ambil dari keseluruhan alat musik krumung yakni E-B-D-E-F#-G-A#-C-D#. Serta, untuk Tabuh Ganjor dan Tabuh Arus yakni G#-B–D–F#-G–B. Kajian non musikal dalam Ansambel Krumungan yakni tempat latihan selalu dilakukan di rumah keluarga yang masih keturuan Keratuan Darah Putih. Pendukungnya yakni warga Desa Kuripan yang selalu menonton pertunjukkan serta membantu dalam bentuk materil maupun moril. Kostum yang digunakan selalu mencirikhaskan dari adat Saibatin Pesisir Lampung Selatan. Waktu latihannya selalu sore menjelang magrib, maupun setelah bada Isha karena waktunya panjang serta malam Jumat tidak latihan. Untuk pemain/penabuh dibebaskan boleh pria maupun wanita, akan tetapi sampai saat ini masih dominan pria. Sementara pengeras suara maupun lighting yang digunakan masih menggunakan vendor umum dalam prosesi acara.