Berdasarkan laporan tahunan Puskesmas Karangpawitan, cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2021 mencapai 82%, pada tahun 2022, di mana cakupan meningkat menjadi 84,5%, akan tetapi pada tahun 2023 mengalami penurunan kembali yaitu menjadi 81,7% artinya masih ada sekitar 18,3% persalinan yang dilakukan tanpa bantuan tenaga kesehatan. Pemilihan tenaga penolong persalinan oleh dukun bayi seringkali menimbulkan dampak yang akan menyebabkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan persepsi ibu, dukungan keluarga dan status ekonomi terhadap rencana pemilihan penolong persalinan oleh ibu bersalin. Penelitian ini menggunakan metode deskrptif analitik dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah seluruh ibu bersalin sebanyak 56 orang, besar sampel sama dengan populasi yaitu sebanyak 76 dengan tehnik pengambilan sampel total sampling. Analisa data yaitu analisis univariat dan analisis bivariat dengan uji Chi-Square test untuk melihat hubungan terhadap 2 variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi. Hasil penelitian menunjukkan masih terdapat 42,1% responden memilih penolong persalinan oleh non nakes, 47,4% masih memiliki persepsi negatif, 50% kurang mendapat dukungan keluraga dan 56,6% berstatus ekonomi bawah. Hasil bivariat diperoleh persepsi, p-value 0,003, dukungan keluarga p-value 0,000, status ekonomi p-value 0,021. Terdapat hubungan yang bermakna antara persepsi, dukungan keluarga dan status ekonomi dengan pemilihan penolong persalinan. Masyarakat diharapkan lebih aktif mendukung ibu hamil, terutama melalui pemberian informasi yang benar tentang risiko persalinan tanpa bantuan profesional. Selain itu, keluarga, khususnya suami, perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan terkait persalinan.