Sindrom metabolik merupakan gangguan metabolisme yang dapat disebabkan oleh perilaku hidup tidak sehat maupun faktor genetik. Kasusnya terus meningkat setiap tahun di seluruh dunia. Resistensi insulin dianggap sebagai faktor patogenik dalam berkembangnya sindrom metabolik seperti hiperkolesterolemia, gangguan toleransi glukosa, dan hipertensi. Konsumsi kopi dan tatalaksana akupunktur menjadi dua pendekatan berbeda yang kini banyak diteliti dalam konteks pencegahan dan terapi sindrom metabolik. Beberapa studi menyebutkan bahwa konsumsi kopi jumlah moderat justru dapat memberikan efek protektif terhadap metabolisme, sementara akupunktur menawarkan pendekatan komplementer melalui modulasi sistem saraf dan perbaikan respons inflamasi. Pada kopi, kandungan asam klorogenat diketahui dapat meningkatkan metabolisme glukosa dan mengurangi resistensi insulin, serta kafein sebagai stimulan dapat meningkatkan laju metabolisme dan mempengaruhi fungsi sel beta pankreas. Pada akupunktur medik, dilakukan penusukan titik akupunktur di tubuh untuk merangsang pengeluaran zat neurokemikal atau semacam hormon yang berperan sebagai analgesik, anti inflamasi, anti alergi, meningkatkan aliran darah setempat, dan memperbaiki fungsi organ. Akupunktur bekerja pada sindrom metabolik dengan mempengaruhi jalur neuroendokrin. Kopi dan akupunktur medik memberikan efek perbaikan metabolisme pada keadaan resistensi insulin, obesitas, hipertensi dan hiperkolesterolemia