Banyaknya persimpangan di Kota Surakarta dengan jarak antar simpang yang pendek menimbulkan permasalahan tersendiri, seperti pada Simpang Gemblegan dan Simpang Serengan. Permasalahan yang terjadi adalah kendaraan terkadang selalu berhenti pada tiap simpang karena selalu mendapat sinyal merah. Selain itu panjang antrian akibat dari sinyal merah dapat menyebabkan kemacetan. Penelitian ini bertujuan menganalisa simpang Gemblegan dan Simpang Serengan dengan mengkoordinasikan kedua simpang untuk mengurangi antrian dan tundaan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa volume kendaraan, waktu sinyal dan geometrik simpang. Survei volume lalu lintas dilaksanakan pada pagi dan sore di hari Selasa, Kamis, dan Sabtu 12,14,16 April 2022. Metode evaluasi data lalu lintas menggunakan pedoman MKJI 1997 dan Peraturan Menteri Perhubungan 96 Tahun 2015. Data dengan kondisi eksisting terjenuh akan menjadi acuan dalam merencanakan waktu siklus baru dengan memperhatikan teori koordinasi. Kinerja terbaik pada setiap simpang kemudian dikoordinasikan menggunakan waktu offset antar simpang. Dari hasil analisa, didapatkan waktu siklus baru sebesar 93 detik dan waktu offset 65 detik untuk kedua arah. Sedangkan dari diagram koordinasi didapatkan bandwidth sebesar 27 detik ke arah Timur dan 26,5 detik ke arah Barat. Berdasarkan hasil penelitian, rerata kinerja simpang dalam kondisi eksisting pada arus utama yang akan dikoordinasikan adalah Derajat Kejenuhan (DS) sebesar 0,93; Panjang Antrian (QL) sebesar 108 m dan Tundaan (Delay) sebesar 61,4 detik, serta tingkat pelayanan F. Sedangkan rerata kinerja simpang setelah dilakukan koordinasi adalah DS sebesar 0,56; QL sebesar 63 m dan Delay sebesar 24,27 detik dalam kategori tingkat pelayanan C dan untuk tingkat pelayanan dalam jangka waktu 5 tahun yang akan datang setelah koordinasi adalah F.