Ida Ayu Adi Armini
Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Manajemen kepemimpinan kepala sekolah berbasis Asta Brata di SMK Negeri 1 Tembuku I Gede Eka Pastika Eka; I Nyoman Subagia; Ida Ayu Adi Armini
Upadhyaya : Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 4 No. 1 (2023): Volume 4 Nomor 1 April 2023
Publisher : UHN IGB Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/up.v4i1.2353

Abstract

Abstract Currently, the government has budgeted funds for the implementation of the education sector in the amount of 20% of the APBN/APBD which aims to increase Indonesia's human resources. The goal of national education is to develop the potential of students to become human beings who believe in and fear God Almighty, have noble character, are healthy, knowledgeable, capable, creative, independent and become democratic and responsible citizens. The current phenomenon shows that the results of education nationally are still in an apprehensive condition. Therefore it is necessary to update school management materials through the teachings of Asta Brata in school management. This study focuses on three formulations of the problem, namely (1) What is the pattern of Asta Brata-based principal leadership management at Tembuku 1 State Vocational School?, (2) What factors support and hinder the Asta Brata-based principal leadership management process at State Vocational High School 1 Tembuku?, (3) What are the steps in improving Asta Brata-based principal leadership management at Tembuku 1 State Vocational School?. The problem is studied by using several theories, namely; Educational management theory, convergence theory, and structural functionalism theory. This research is qualitative using a naturalistic approach. Data collection was carried out by observation, interviews, literature studies, document studies. The results showed that the implementation of the teachings of Asta Brata in school management at SMK Negeri 1 Tembuku was very good and positive, as evidenced by the realization of a harmonious relationship between school members and the community through religious activities that give social religious meanings to the development of school management.   Key words: Asta Brata Based and School Management  
UPACARA BARONG CELENG NGUSABA DESA PURNAMA SASIH KASANGA DI DESA PAKRAMAN SELAT KECAMATAN SELAT KABUPATEN KARANGASEM (KAJIAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU) Ni Wayan Tinayanti; Ni Komang Sutriyanti; Ida Ayu Adi Armini
Upadhyaya : Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 2 No. 1 (2021): Volume 2 Nomor 2 April 2021
Publisher : UHN IGB Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/up.v2i1.2638

Abstract

Pelaksanaan Yajña atau korban suci yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali merupakanrealisasi dari ajaran Tri Rna yang melahirkan Panca Yajña yaitu lima korban suci yang tulusikhlas. Upacara Yajña dalam pelaksanaannya tergantung dari upacara yang di yang dipersembahkan di daerah tersebut. Seperti yang di laksanakan di Desa Pakraman Selat,Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem yaitu Upacara Barong Celeng Ngusaba DesaPurnama Sasih Kesanga, dalam struktur upacara Yajña Upacara Barong Celeng termasukkedalam pelaksanaan upacara Dewa Yajña. Upacara Barong Celeng dilaksanakan di Pura BaleAgung. Upacara ini merupakan tradisi keagamaan yang dilaksanakan setiap Purnama SasihKasanga. Rumusan masalah yang terkandung yaitu (1) Mengapa Upacara Barong Celengdilaksanakan Pada Ngusaba Desa Purnama Sasih Kasanga di Desa Pakraman Selat KecamatanSelat Kabupaten Karangasem;(2) Bagaimanakah Proses Upacara Barong Celeng Pada NgusabaDesa Purnama Sasih Kasanga Di Desa Pakraman Selat Kecamatan Selat KabupatenKarangasem;(3) Bagaimanakah Implikasi Pendidikan Agama Hindu yang terdapat dalamUpacara Barong Celeng pada Ngusaba Desa Purnama Sasih Kasanga Di Desa Pakraman SelatKecamatan Selat Kabupaten Karangasem. Penelitian ini bertuan untuk mengetahui (1) alasandilaksanakan Upacara Barong Celeng Ngusaba Desa Purnama Sasih Kesanga (2) mengetahuiproses Upacara Barong Celeng Ngusaba Desa Purnama Sasih Kesanga (3) mengetahuiImplikasi Pendidikan Agama Hindu pada Upacara Barong Celeng Ngusaba Desa PurnamaSasih Kesanga. Permasalahan tersebut diatas dikaji dengan beberapa teori, yaitu teori Religimenurut Koentjaraningrat, teori Fungsionalis Struktural menurut Robert Nisbet, teoriBehaviorisme menurut Burrhus Frederic Skinner. dengan pengumpulan data melalui,wawancara, dokumentasi, kepustakaan, serta dianalisis menggunakan Teknik deskriptif kualitatif dengan Langkah-langkah reduksi,penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasilpenelitian ini meliputi : (1) Alasan upacara Barong Celeng dilaksanakan pada ngusaba desapurnama sasih kasanga, memiliki alasan Historis yaitu keyakinan masyarakat desa pakramanselat terhadap upacara Barong Celeng yang sudah dilaksanakan secara turun temurun, Filosofisyaitu kepercayaan masyarakat desa pakraman selat akan tujuan dari pelaksanaan upacaraBarong Celeng, Religius yaitu keyakinan masyarakat desa pakraman selat terhadappelaksanaan upacara Barong Celeng yang dilaksanakan pada Ngusaba Purnama Sasih Kasangamemiliki arti hasil ladang dan masyarakat selalu damai,tentram dan harmonis dan Psikologisyaitu masyarakat desa selat akan merasa tenang jika sudah melaksanakan upacara BarongCeleng (2) Proses upacara Barong Celeng dilakukan beberapa tahapan diantaranya tahappersiapan di awali dengan membunyikan kulkul pukul 7 wita tempatnya di Bale Agung yang dikordinasikan oleh Kelihan Juru, tahap inti setelah sarana upakara selesai dipersiapkan maka dilanjutkan dengan melaksanakan upacara nyatur desa, dimana menghaturkan banten dilakukanpada empat arah mataangin yang di mulai dari barat,selatan,timur dan terakhir diutara sebagaipusat pelaksanaannya barong celelng dan tahap akhir saye membawa Barong Celengberkeliling sebanyak tiga kali kemudian kembali ke pura bale agung dan Barong Celengtersebut dibuka dan di lempar ke atas natar bale agung sampai jejeg, (3) Implikasi pendidikanagama Hindu yang terdapat dalam upacara Barong Celeng diantaranya yaitu ImplikasiPemahaman Religi Keagamaan, Implikasi Pemahaman Sosial Keagamaan, ImplikasiPendidikan Karakter Hindu
TRADISI MEPEED DALAM UPACARA PUJAWALI DI PURA DESA MENGWI KECAMATAN MENGWI KABUPATEN BADUNG (Perspektif Pendidikan Agama Hindu) Ni Nyoman Ayu Trikayanti; I Wayan Darna; Ida Ayu Adi Armini
Upadhyaya : Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 2 No. 2 (2021)
Publisher : UHN IGB Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/up.v2i2.2657

Abstract

Keunikan dari pelaksanaan Tradisi Mepeed adalah dilihat dari penggunaan sarana upakara ataubantennya. Biasanya di masyarakat luas gebongan itu disusun mengerucut keatas, lain halnyadengan gebogan yang digunakan dalam tradisi mepeed di Desa Mengwi ini yangmenggunakan gebogan rebongan/rayunan dengan penataan nasi, buah, jajan, serta lainsebagainya setara layaknya sebuah tempat makanan. Dari keunikan tradisi mepeed di DesaMengwi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung terkandung kental akan nilai-nilaipendidikan agama Hindu dan implikasi-implikasi terhadap kehidupan masyarakat di desaMengwi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) prosesi pelaksanaan Tradisi Mepeed,(2) mengetahui nilai-nilai yang terdapat dalam pendidikan agama Hindu dalam TradisiMepeed? (3) mengetahui implikasi pelaksanaan Tradisi Mepeed. Teori yang digunakan untukmenganalisis masalah adalah : (1) Teori Religi dari Robertson Smith. (2) Teori Behavioristikdari Thorndike. (3) Teori Nilai dari Plato. Metode pengumpulan data yang digunakan dalampenelitian ini adalah observasi non partisipan, wawancara, studi kepustakaan, dandokumentasi. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan metode analisis deskriptif kualitatifdengan langkah-langkah reduksi, penyajian data, penarikan kesimpulan dan penyajian hasilanalisis data. Hasil penelitian menunjukkan (1) Prosesi Tradisi mepeed, tahap persiapan, tahapinti pelaksanaan, dan tahap akhir pelaksanaan Tradisi mepeed dalam upacara Pujawali di PuraDesa Mengwi. Nilai-nilai yang terdapat pada tradisi Mepeed yakni nilai religi, nilai tanggungjawab, nilai kerjasama, dan nilai etnopedagogi. Implikasi tradisi Mepeed yakni implikasipenguatan religi mepeed, implikasi kesadaran sosial keagamaan, dan implikasi pendidikankarakter Hindu.
PERANAN GURU AGAMA HINDU DALAM IMPLEMENTASI AJARAN CATUR PARAMITA TERHADAP PENUMBUHKEMBANGAN KARAKTER SISWA DI SD NEGERI 5 BATUBULAN KECAMATAN SUKAWATI KABUPATEN GIANYAR Ni Wayan Ariantini; Ni Komang Sutriyanti; Ida Ayu Adi Armini
Upadhyaya : Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 2 No. 2 (2021)
Publisher : UHN IGB Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/up.v2i2.2662

Abstract

Ajaran Catur Paramita sangat mulia diimplementasikan menjadi pedoman yang kuat dalammenumbuhkembangkan karakter, agar siswa dapat membedakan perbuatan yang baik danburuk, kontribusi ajaran ini pun sangat dibutuhkan terutama dalam aspek menstabilkan sifatemosional siswa dengan lebih mengedepankan sikap pengendalian diri. Teori yang digunakandalam penelitian ini adalah teori peran, menurut Biddle dan Thomas serta teori Behaviorismemenurut Gagne dan Berliner Teknik penentuan informan yang peneliti gunakan adalah teknikpurposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah hasil observasipartisipasi pasif, wawancara terstruktur, studi dokumentasi dan studi pustaka. Berdasarkanobservasi dan hasil wawancara bersama informan, hasil penelitian menunjukkan Peranan guruagama Hindu dalam pengimplementasikan ajaran Catur Paramita terhadappenumbuhkembangan karakter siswa di SD Negeri 5 Batubulan Kecamatan SukawatiKabupaten Gianyar adalah (1) transformer dalam implementasi ajaran Catur Paramita yangmemberikan pemahaman tentang ajaran Maitri, Karuna, Mudita, dan Upeksa, (2) modelingdalam implementasi ajarana Catur Paramita, (3) pengawas dalam implementasi ajaran CaturParamita dan (4) evaluator dalam implementasi ajaran Catur Paramita. Kendala yang dihadapioleh guru agama Hindu dalam mengimplementasikan ajaran Catur Paramita terhadappenumbuhkembangan karakter siswa di SD Negeri 5 Batubulan Kecamatan SukawatiKabupaten Gianyar berasal dari (1) kendala internal yaitu faktor bawaan, faktor emosional, danfaktor minat. (2) Kendala eksternal yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkunganmasyarakat, dan media massa. Upaya-upaya yang dilakukan oleh guru agama Hindu untukmengatasi kendala dalam mengimplementasikan ajaran Catur Paramita terhadappenumbuhkembangan karakter siswa di SD Negeri 5 Batubulan Kecamatan SukawatiKabupaten Gianyar adalah (1) Memberi pemahaman tentang ajaran Catur Paramita, (2)Optimalisasi aktivitas ajaran Catur Paramita dan (3) Menjalin Komunikasi yang Harmonisdengan orang tua dan siswa.
PERANAN GURU AGAMA HINDU DALAM IMPLEMENTASI AJARAN CATUR PARAMITA TERHADAP PENUMBUHKEMBANGAN KARAKTER SISWA DI SD NEGERI 5 BATUBULAN KECAMATAN SUKAWATI KABUPATEN GIANYAR Ni Wayan Ariantini; Ni Komang Sutriyanti; Ida Ayu Adi Armini
Upadhyaya : Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 2 No. 2 (2021)
Publisher : UHN IGB Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/up.v2i2.2664

Abstract

Ajaran Catur Paramita sangat mulia diimplementasikan menjadi pedoman yang kuat dalammenumbuhkembangkan karakter, agar siswa dapat membedakan perbuatan yang baik danburuk, kontribusi ajaran ini pun sangat dibutuhkan terutama dalam aspek menstabilkan sifatemosional siswa dengan lebih mengedepankan sikap pengendalian diri. Teori yang digunakandalam penelitian ini adalah teori peran, menurut Biddle dan Thomas serta teori Behaviorismemenurut Gagne dan Berliner Teknik penentuan informan yang peneliti gunakan adalah teknikpurposive sampling. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah hasil observasipartisipasi pasif, wawancara terstruktur, studi dokumentasi dan studi pustaka. Berdasarkanobservasi dan hasil wawancara bersama informan, hasil penelitian menunjukkan Peranan guruagama Hindu dalam pengimplementasikan ajaran Catur Paramita terhadappenumbuhkembangan karakter siswa di SD Negeri 5 Batubulan Kecamatan SukawatiKabupaten Gianyar adalah (1) transformer dalam implementasi ajaran Catur Paramita yangmemberikan pemahaman tentang ajaran Maitri, Karuna, Mudita, dan Upeksa, (2) modelingdalam implementasi ajarana Catur Paramita, (3) pengawas dalam implementasi ajaran CaturParamita dan (4) evaluator dalam implementasi ajaran Catur Paramita. Kendala yang dihadapioleh guru agama Hindu dalam mengimplementasikan ajaran Catur Paramita terhadappenumbuhkembangan karakter siswa di SD Negeri 5 Batubulan Kecamatan SukawatiKabupaten Gianyar berasal dari (1) kendala internal yaitu faktor bawaan, faktor emosional, danfaktor minat. (2) Kendala eksternal yaitu lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkunganmasyarakat, dan media massa. Upaya-upaya yang dilakukan oleh guru agama Hindu untukmengatasi kendala dalam mengimplementasikan ajaran Catur Paramita terhadappenumbuhkembangan karakter siswa di SD Negeri 5 Batubulan Kecamatan SukawatiKabupaten Gianyar adalah (1) Memberi pemahaman tentang ajaran Catur Paramita, (2)Optimalisasi aktivitas ajaran Catur Paramita dan (3) Menjalin Komunikasi yang Harmonisdengan orang tua dan siswa
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI KELAS XI IPA DI SMA DHARMA PRAJA DENPASAR Ni Kadek Ayu Gita Swandari; Ni Wayan Arini; Ida Ayu Adi Armini
Upadhyaya : Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 4 No. 2 (2023): Volume 4 Nomor 2 Oktober 2023
Publisher : UHN IGB Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/up.v4i2.2682

Abstract

The problem based learning model is an innovative learning model that can provide active learning conditions for students. Problem Based Learning is a learning model that involves students to learn knowledge related to problems and at the same time has the skills to solve problems, from the experience of solving problems on their own without help from the teacher causing these students to understand more so they can create a learning environment as a social system characterized by a democratic process and a scientific process. The application of the problem-based learning learning model to teaching Hindu religion and morals in class XI IPA at Dharma Praja Denpasar High School brings a new learning atmosphere because it is very liked by students in the class because learning feels fun with solving cases related to life real. The results of this study will show how the application of the problem-based learning model in Hindu religious education and character education in class XI IPA at SMA Dharma Praja Denpasar, by going through the planning stage, the implementation stage, and the evaluation stage as well as the constraints and efforts made and the implications happen.
IMPLEMENTASI AJARAN CATUR PARAMITHA DALAM PENGUATAN KARAKTER P5 PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DI SEKOLAH DASAR NEGERI 5 SINGAKERTA KECAMATAN UBUD KABUPATEN GIANYAR: IMPLEMENTASI AJARAN CATUR PARAMITHA DALAM PENGUATAN KARAKTER P5 PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA HINDU DI SEKOLAH DASAR NEGERI 5 SINGAKERTA KECAMATAN UBUD KABUPATEN GIANYAR NILUH AYU ULANDARI; Ni Putu Winanti; Ida Ayu Adi Armini
Upadhyaya : Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 6 No. 1 (2025): Vol.6 No.1 April 2025
Publisher : UHN IGB Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Project activities to strengthen the Pancasila student profile are aimed at strengthening efforts to achieve the Pancasila student profile which refers to the Graduate Competency Standards. In order to have a positive character in accordance with the teachings of Hinduism, the teachings that can be implemented to develop students' character are the teachings of Catur Paramitha. The issues discussed: 1) What is the process of implementing the teachings of Catur Paramitha in strengthening the character of P5 students in Hindu religious education learning at Singakerta State Elementary School 5? 2) What are the teacher's efforts in the process of implementing the teachings of Catur Paramitha in strengthening the P5 character of students in Hindu religious education learning at Singakerta State Elementary School 5? 3) What is the impact of implementing the Catur Paramitha teachings in strengthening the character of P5 students learning Hindu religious education at Singakerta State Elementary School 5? The theory used to analyze the problem is character theory developed by Thomas Lickona. And Gege and Berliner's Theory of Behaviorism. Research location of SD Negeri 5 Singakerta, Ubud District, Gianyar Regency. Informant Determination Technique purposive sampling technique. Data collection techniques are observation, interviews and documentation, qualitative descriptive analysis methods. The results of the research show 1) The process of implementing Chess Paramitha Teachings in Strengthening the P5 Character of Students, implemented through: Implementation of Chess Paramitha in Learning, Implementation of Chess Paramitha in P5 Values, Implementation of Chess Paramitha in Extracurriculars. 2) Teacher Efforts in the Process of Implementing the Catur Paramitha Teachings in Strengthening the P5 Character of Students at Singakerta State Elementary School 5, through the efforts made by the teacher, Building Commitment with the School Community, Building exemplary behavior for students through the Catur Paramitha teachings in strengthening the P5 character, Carrying out Reflection on evaluation of the application of Catur Paramitha teachings in strengthening P5 character. 3) The impact of implementing the Catur Paramitha teachings in strengthening the character of P5 students is increasing the religiousness of students, the impact of social awareness, the impact on institutions.   Keywords: Implementation, Catur Paramitha, P5 Character Strengthening, Hindu Religious  Education
Implementasi Model Discovery Learning Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Hindu Dan Budi Pekerti Di Sma Negeri 1 Semarapura Ni Nengah Aprilia; Ferdinandus Nanduq; Ida Ayu Adi Armini
Upadhyaya : Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 5 No. 2 (2024): Vol.5 No.2 Oktober 2024
Publisher : UHN IGB Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/up.v5i2.3870

Abstract

The discovery learning model is discovery learning so that this learning model is useful for the world of education, even learning Hindu religious education and character. Based on initial observations of the application of the discovery learning learning model at the research location, it shows an increase in learning motivation and student active responses. The theories used are Skinner's behavioristic theory and Vygotsky's constructivist theory. The research subjects were the principal, deputy principal for curriculum, Hindu religious and character education teachers, students in class XI.9. Data collection methods are observation, in-depth interviews, literature study and document study. The collected data was analyzed using qualitative descriptive analysis methods. The results of the research show (1) The process of implementing the discovery learning model in learning Hindu religious education and character at SMA Negeri 1 Semarapura, namely: (1) Stimulation, (2) Problem Statement, (3) Data Collection, (4) Data Processing, (5) Verification, (6) Generalization. The evaluation stage is the presentation of hypotheses and individual assessment. (2) Obstacles and efforts in implementing the discovery learning model in learning Hindu religious education and character at SMA Negeri 1 Semarapura. Barriers include: (1) lack of efficient learning time. (2) Lack of teacher skills in creating learning media. Efforts include: (1) optimizing learning time. (2) increasing and training teacher professionalism. (3) The impact of implementing the discovery learning model on learning Hindu religious education and character at SMA Negeri 1 Semarapura, namely (1) impact on school image, (2) impact on teacher skills, (3) impact on student learning motivation, (4) impact on student learning outcomes, (5) impact on students' active responses.