Monitoring populasi adalah langkah awal didalam sistem PHT terhadap UPDKS dan merupakan dasar untuk memutuskan perlu atau tidaknya dilakukan tindakan pengendalian. Populasi UPDKS adalah berupa kelompok –kelompok kecil, kemudian akan berkembang semakin membesar pada generasi berikutnya, dan akhirnya kelompok–kelompok hama tersebut akan saling menyatu dan memenuhi hamparan tanaman kelapa sawit yang luas. Kerugian akibat serangan hama yang cukup berat (explosive) dapat menurunkan produksi sampai 40%. Pengamatan (sensus) adanya serangan hama dan penekanan populasi pada saat akan melampaui “batas kritis”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari pengendalian hama ulat kantong dengan metode injeksi batang pada tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) yang menghasilkan (TM). Penelitian ini dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara IV Kebun Tinjowan Afdeling III. Waktu penelitian mulai dari April - Juni 2022. Penelitian ini menggunakan Statistika deskriptif yang bertujuan memberikan uraian, gambaran dan deskripsi objek penelitian. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan data primer, yaitu pengambilan sampel (sampel tanaman) dilakukan dengan metode sensus Global Telling, sensus Efektif Telling dan Netelling/ sensus mortalitas. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil sebelum pengendalian pada sensus global populasi hama ulat kantong dengan rata-rata ulat menyerang sebanyak 16,6 ulat per pelepah yang termasuk kriteria serangan berat dengan intensitas serangan hama tiap lokasi 44 %, dan pada sensus efektif populasi hama ulat kantong dengan rata-rata menyerang sebanyak 24.94 ulat per pelepah termasuk kriteria serangan berat dengan intensitas serangan hama tiap lokasi 29 %. Hasil sensus netelling sesudah pengendalian hama ulat kantong jumlah rata-rata ulat per pelepah 1.03 dengan mortalitas kematian 96.91 %.