Putri Agus Wijayati
Universitas Negeri Semarang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Bukit Semarang Baru dari Perkebunan Karet menjadi Permukiman Kota di Semarang 1999-2010 Rindham Dimitri Mahayana; Putri Agus Wijayati
Kaganga:Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora Vol. 7 No. 2 (2024): Kaganga: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/kaganga.v7i2.10716

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengetahui perjalanan panjamg Bukit Semarang Baru dan perubahan apa saja yang terjadi ditinjau dari aspek sejarah. Metode yang digunakan yaitu metode sejarah meliputi heuristik atau pengumpulan data, kritik sumber baik internal maupun eksternal terhadap sumber, interpretasi atau penafsiran, dan historiografi. Artikel ini menggunakan sumber tekstual berupa surat kabar sezaman, peraturan pemerintah pusat dan daerah, jurnal sejarah kota, dan buku-buku yang berkaitan dengan pembangunan kota baru. Hasil tulisan ini ini berfokus pada konversi lahan pengaruh dari berdirinya Bukit Semarang Baru dan perubahan yang terjadi, dengan batasan waktu dari tahun 1999 hingga 2010. Simpulan penelitian menunjukan bahwa pembangunan BSB City berdiri dilahan milik perusahaan perkebunan karet swasta milik Belanda sejak 1924, dilatar belakangi tingginya kebutuhan tempat tinggal sehingga terjadi perubahan luas hutan dari 1999 hingga 2010 sebesar 36%. Kata Kunci: Bukit Semarang Baru, Mijen, Pemukiman.
Naga di Pinggir Kali Semarang (Kehidupan Etnis Tionghoa Tahun 2000-an) Rendi Febrian Saputra; Putri Agus Wijayati
Kaganga:Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora Vol. 7 No. 2 (2024): Kaganga: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Riset Sosial Humaniora
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/kaganga.v7i2.10949

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kondisi kehidupan etnis Tionghoa di Semarang pasca Orde Baru. Metode penelitian yang digunakan berdasarkan metode sejarah meliputi heuristik atau pengumpulan sumber, kritik internal dan eksternal terhadap sumber, interpretasi atau penafsiran, dan historiografi. Artikel ini menggunakan sumber berupa wawancara dan sumber tekstual yang diperoleh dari Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah, Pusat Dokumentasi Suara Merdeka, Monumen Pers Solo yang menyimpan berbagai literatur berupa surat kabar sezaman, majalah sezaman, dan dokumen pemerintah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa etnis Tionghoa di Semarang memperoleh kemerdekaan dalam beribadah dan mengekspresikan kebudayaan di ruang publik sejak tahun 2000. Era ini memberikan angin segar bagi etnis Tionghoa karena mulai memperoleh kebebasan dan hak-haknya sebagai warga negara Indonesia. Simpulan penelitian yakni masa reformasi memberikan sentuhan positif bagi kelayakan hidup etnis Tionghoa, menjadi sejajar dengan etnis lain di Indonesia. Kata Kunci: Budaya, Pecinan, Semarang, Tionghoa.
Reimagining History Education: A Critical Exploration of Transforming University Historical Laboratories into Educational Tourism Destinations Andy Suryadi; Ganda Febri Kurniawan; Putri Agus Wijayati; R Soeharso; Nurul Asyikin Binti Hassan; Andriyanto Andriyanto; Junaidy Fery Lusianto
Paramita: Historical Studies Journal Vol. 35 No. 1 (2025): History of Education
Publisher : istory Department, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Semarang in collaboration with Masyarakat Sejarawan Indonesia (Indonesian Historical Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/paramita.v35i1.21079

Abstract

Abstract: This study explores the potential of university-based historical laboratories as educational tours, offering an alternative pathway for history learning. Employing a qualitative case study methodology, the research used interviews, observations, and focus group discussions to collect data, which was analyzed through an interactive data analysis model. Findings underscore the robust potential of university historical laboratories as viable educational tours. Key indicators include well-equipped facilities, proficient human resources, and substantial institutional support, forming a strong foundation for future development. These laboratories enrich educational experiences and serve as dynamic platforms for fostering deeper historical understanding among students. The study advocates for the expansion and refinement of historical education tours centered around the concept of university historical laboratories. This approach emphasizes integrating educational principles with historical exploration, enhancing engagement and learning outcomes. By leveraging existing academic resources and infrastructures, universities can effectively revitalize history education, aligning educational practices with contemporary pedagogical needs. In conclusion, this research highlights the transformative potential of historical laboratories within university settings, advocating for their strategic integration into educational tourism initiatives. Moving forward, it is imperative to cultivate these initiatives with a deliberate focus on educational quality and historical authenticity, ensuring that they serve as dynamic tools for enriching historical education both locally and globally. Abstrak: Penelitian ini mengeksplorasi potensi laboratorium sejarah di perguruan tinggi sebagai bentuk wisata edukatif, menawarkan jalur alternatif dalam pembelajaran sejarah. Dengan menggunakan metode studi kasus kualitatif, data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan diskusi kelompok terfokus (FGD), lalu dianalisis menggunakan model analisis data interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laboratorium sejarah di perguruan tinggi memiliki potensi kuat sebagai destinasi wisata edukatif. Indikator utamanya mencakup fasilitas yang memadai, sumber daya manusia yang kompeten, serta dukungan kelembagaan yang solid—semuanya menjadi fondasi penting untuk pengembangan lebih lanjut. Laboratorium ini tidak hanya memperkaya pengalaman belajar, tetapi juga menjadi ruang dinamis yang mendorong pemahaman sejarah yang lebih mendalam bagi siswa. Penelitian ini mendorong pengembangan wisata edukatif sejarah berbasis laboratorium sejarah kampus. Pendekatan ini mengintegrasikan prinsip pendidikan dengan eksplorasi sejarah, sehingga meningkatkan keterlibatan dan hasil belajar. Dengan memanfaatkan sumber daya akademik dan infrastruktur yang ada, perguruan tinggi dapat menghidupkan kembali pendidikan sejarah agar lebih relevan dengan kebutuhan pembelajaran masa kini. Sebagai kesimpulan, laboratorium sejarah di lingkungan kampus memiliki potensi transformatif dan layak diintegrasikan secara strategis dalam inisiatif wisata edukatif. Ke depan, pengembangan ini perlu diarahkan pada peningkatan mutu pendidikan dan keaslian sejarah, agar dapat menjadi sarana pembelajaran yang bermakna di tingkat lokal maupun global.