Kanker serviks adalah penyebab utama tingginya tingkat kematian wanita di seluruh dunia. Tingginya risiko yang dihadapi oleh wanita terhadap kanker serviks mendorong pentingnya deteksi dini melalui pemeriksaan Inspeksi Visual Asetat (IVA). Hasil studi pendahuluan Puskesmas Kabaniru menunjukkan bahwa tingkat penemuan awal kanker serviks dapat dilakukan melalui pemeriksaan IVA yang diperuntukkan bagi wanita usia subur masih rendah. Berdasarkan hal tersebut, perlu dikaji berbagai permasalahan yang dihadapi para ibu khususnya wanita usia subur yang telah menikah di area pelayanan Puskesmas Kabaniru. Kebaruan dari penelitian ini adalah peningkatan pengetahuan ibu dan sikap yang lebih positif melalui pendidikan kesehatan yang tepat sasaran dapat secara signifikan mendorong partisipasi dalam pemeriksaan deteksi dini kanker serviks Puskesmas Kabaniru. Desain Penelitian mengadopsi tipe penelitian kuantitatif dan kerangka bentuk penelitian observasional analitik dengan penerapan metode survei serta desain cross-sectional. Subyek penelitian terdiri dari 95 wanita usia subuh yang telah menikah, dengan menerapkan metode pengambilan sampel acak berstrata proporsional, dan unit pengambilan sampelnya adalah tiap kelurahan. Pengumpulan data dilaksanakan melalui wawancara dengan memanfaatkan kuesioner terstruktur. Analisis bivariat dilakukan dengan menerapkan uji chi-square. Hasil penelitian bahwa 58,9% responden belum melakukan pemeriksaan inspeksi visual asetat, 64,3% responden memiliki pemahaman yang rendah tentang pemeriksaan inspeksi visual asetat, dan 54,7% responden memiliki sikap yang kurang terhadap pemeriksaan inspeksi visual asetat. Hubungan positif antara pengetahuan ibu (p=0,000) dengan sikap ibu (p=0,000) berdasarkan pemeriksaan IVA di daerah pelayanan Pusat Kesehatan Masyarakat Kambaniru. Kesimpulan bahwa pengetahuan dan sikap ibu berperan signifikan dalam mendorong partisipasi ibu dalam pemeriksaan IVA.